Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35. Pekerjaan baru Suci
Adzan Subuh berkumandang Suci terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya. badannya rasanya pegal-pegal semua, sambil mengucek matanya Suci beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu.
Setelah beberapa menit Suci keluar dari kamar mandi lalu mengambil mukenanya kemudian melaksanakan shalat qobliyah subuh 2 rakaat.
Setelah itu dilanjut dengan shalat subuh 2 rakaat, setelah salam ia berdzikir dan berdo'a. Ia menangis dalam do'anya, kerinduan kepada kedua orang tuanya sangatlah dalam, namun ia belum bisa pulang saat ini. Ia berdo'a agar kedua orang tuanya diberi kesehatan dan umur panjang.
Setelah selesai Suci menghapus air matanya lalu mebuka mukenanya dan menaruhnya ditempat semula. Hari ini Suci akan berangkat agak siangan karna ia akan mencuci bajunya terlebih dahulu.
Suci duduk dikursi lalu mengambil hpnya, ia mencari lowongan kerja yang ada disekitar kosannya. Saat sedang asik mencari-cari jari terhenti pada sebuah lowongan ditoko baju, ia lalu melihat alamat toko tersebut ternyata tidak begitu jauh dari kos nya.
ia lalu mencatat nomor telfon yang tertera, kemudian ia segera mencuci bajunya agar cepat selesai dan ia bisa berangkat lebih pagi.
Saat sedang asik mengucek bajunya tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, Suci segera menyiram tangannya yang penuh dengan sabun lalu bergegas membukakan pintu.
"selamat pagi kak Suci,lagi ngapain?" tanya Dinda dengan tersenyum.
" lagi nyuci din,tumben pagi-pagi udah ketok pintu ada apa?" tanya Suci dengan lembut
"aku bawain sarapan buat kakak, sebagai ucapan terimakasih karna tadi malam kakak udah ngasih aku makanan" jawab Dinda dengan tersenyum sambil menyodorkan plastik yang berisi nasi bungkus.
"harusnya gak usah repot-repot Din,nanti aku malahan jadi keenakan lho" ucap Suci sambil tersenyum.
" sering-sering juga gak papa kak,asal ada uangnya" ucap Dinda.
" hari ini kamu berangkat jam berapa Din?" tanya Suci.
" agak pagi sih kak,kakak mau bareng" tanya Dinda.
"iya Din,tadi aku dapet loker lagi,ditoko baju terus aku lihat alamatnya searah sama kampus kamu. kalo ada temennya kan gak terlalu kerasa capek" ucap Suci.
Dinda mengiyakan ajakan Suci,ia lalu pamit untuk masuk ke kamarnya dan bersiap-siap. Suci lalu menyantap sarapan yang diberikan Dinda.
Setelah selesai sarapan Suci beranjak menuju kamar mandi.
Selesai mandi Suci mengenakan baju warna putih kerudung hitam dan celana hitam. Ia berdandan sedikit dan memakai parfum, setelah selesai ia lalu mengambil ponsel dan dompet untuk dimasukkan kedalam tas, tidak lupa ia membawa CV yang sudah ia siapkan tadi malam.
Suci mengetuk kamar Dinda, mengajaknya berangkat sekarang. Dinda lalu keluar dari kamarnya dengan sedikit tergesa-gesa.
"maaf mbak tadi ketiduran sebentar" ucap Dinda
"gak papa Din,kalo aku gak begitu buru-buru banget tapi takutnya kamu yang telat soalnya kamu bilang mau berangkat pagi kan" ucap Suci.
" iya mbak, makasih ya mbak udah ngingetin aku" ucap Dinda.
Mereka lalu berjalan sedikit lebih cepat dari biasannya, alamat yang ditujuh Suci lebih dekat dari pada kampus Dinda.
Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Suci sampai ditempat yang ia tujuh, Dinda berpamitan kepada Suci, lalu berlari sambil melambaikan tangannya.
Suci mengatur nafasnya karna ngos-ngosan habis jalan maraton, ia lalu masuk kedalam toko. Menghampiri karyawati yang sedang bersih-bersih toko.
"selamat pagi mbak, maaf mengganggu"ucap Suci, karyawan itu lalu mengehentikan pekerjaanya, menoleh ke arah Suci dengan tatapan agak sinis.
"ada apa ya" ucap karyawati itu.
"apa benar disini ada lowongan pekerjaan mbak" tanya Suci sambil tersenyum.
"iya benar,bawa Cv nya?" tanya karyawati itu, lalu Suci menyodorkan CV miliknya.
" tunggu sebentar disini" ucap karyawati itu lalu pergi meninggalkan Suci.
Suci mengangguk, ia mengamati toko tersebut, dalam batinnya ini merupakan tantangan baru untuknya jika ia diterima bekerja ditoko itu.
saat sedang melamun tiba-tiba karyawati datang.
"langsung ketemu bos aja diruangan itu" ucap nya dengan sedikit judes.
Suci lalu berjalan menuju ruangan yang ditunjukkan tadi,ia mengetuk pintu ruangan tersebut lalu terdengan suara untuk menyuruhnya masuk.
Suci lalu masuk kedalam ruangan itu sambil menunduk, bos toko itu lalu mempersilahkan Suci duduk didepannya untuk melakukan interview. bos itu menanyakan pengalaman bekerja Suci dan menanyakan identitas Suci sambil membolak -balikkan surat lamaran kerja Suci tanpa melihat ke arah Suci.
Setelah dikira cukup dan merasa yakin,bos itu menerima Suci bekerja ditokonya, Suci sangat senang mendengarnya. Bos itu lalu menatap Suci tiba-tiba ia terdiam.
"sebentar, sepertinya kita pernah bertemu" ucap bos itu, Suci lalu memandang bos itu dan seketika ia ingat siapa orang yang ada didepannya.
" mas Rio ya" ucap Suci sambil tersenyum.
Ternyata pemilik toko baju disitu adalah Rio sahabat baik Adrian, Rio seketika ingat siapa orang yang ada didepannya. Mereka lalu saling berjabat tangan.
"kamu kenapa keluar dari restoran Adrian,bukankah kalian sudah berpacaran" ucap Rio penasaran.
"kami sudah putus mas,lebih tepatnya saya yang meninggalkan pak Adrian" jawab Suci
"kenapa begitu, apa kamu sudah tidak mencintai Adrian lagi" tanya Rio
"saya merasa tidak pantas bersanding dengan pak Adrian,lagi pula sebentar lagi pak Adrian akan menikah" ucap Suci.
"Adrian akan menikah,dengan siapa, kenapa dia tidak memberitahuku" ucap Rio sedikit syok.
"untuk masalah itu mas Rio tanya langsung dengan pak Adrian, tapi saya mohon jangan bilang kepada pak Adrian jika mas Rio bertemu saya disini. Saya sengaja pergi dari kehidupan pak Adrian agar dia bahagia dengan calon istrinya" ucap Suci.
" oke, saya akan tutup mulut masalah ini. Baik lah kita lupakan masalah Adrian, selamat bergabung di toko saya semoga kamu bisa bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan saya" ucap Rio.
Setelah selesai berbincang, Rio menyuruh Suci untuk langsung bekerja. Suci mengucapkan terimakasih banyak kepada Rio karna memberi kesempatan kepada dirinya.
Rio lalu memanggil karyawati yang tadi, ia mengenalkan karyawati tersebut kepada Suci dan sebaliknya Suci juga mengenalkan dirinya kepada karyawan itu. Karyawan itu bernama Wati, Rio lalu meninggalkan mereka berdua dan masuk kedalam ruangannya.
Wati memang kelihatan judes tapi sebenarnya orangnya baik,ia hanya berusaha profesional saja dalam bekerja, dia sudah 2 tahun bekerja disitu saat kakak Rio masih hidup. Saat Rio diluar negri kakaknya membuka usaha baju dijogja bersama istrinya.
Namun beberapa minggu lalu kakak Rio beserta kakak iparnya mengalami kecelakaan yang menewaskan keduanya. mendengar kabar tersebut ia lalu terbang dari singapore menuju jogja, dan sekarang ia yang meneruskan usaha milik kakaknya.
Suci mengangguk mendengar cerita dari Wati, setelah itu Wati menjelaskan pekerjaan apa yang harus dilakukan Suci setiap harinya. Setelah selesai menjelaskan dan menunjukkan barang-barang yang ada ditoko itu, Suci kemudian menaruh tasnya diruangan karyawan dan bergegas untuk memulai pekerjaan.
ia menyapu dan mengepel lantai ditoko itu, sedangkan wati mengambil barang yang sudah habis ditoko ke gudang. Setelah selesai Suci lalu merapikan baju-baju yang berantakan.
Wati kembali dengan membawa setumpuk pakaian dari gudang, lalu meminta Suci untuk mengambil gantungan.
Mereka lalu bekerja sama menggantung pakain tersebut, setelah selesai Wati menyuruh Suci untuk membersihkan rak sepatu, sambil menunggu pembeli datang, sedangkan ia akan menghitung pendapatan bulan kemarin, karna mas Rio memintanya.
Suci mengangguk lalu bergegas membersihkan rak sepatu, dalam hati Suci sangat senang sekali karna mendapat teman yang baik, ia jadi teringat dengan mbak irma sudah lama ia tidak menghubungi mbak irma. Sementara saat ini ia harus menjauh dari orang-orang disekitar Adrian agar ia bisa melupakannya lebih cepat.
Hari itu toko lumayan rame, Suci melayani pembeli dengan sangat ramah, Wati melihat kinerja Suci bagus. Syukurlah ia jadi tidak usah repot-repot mengajarinya lagi, gumam Wati dalam hati.
Sekitar pukul 08.00 malam, Suci dan Wati bersiap-siap untuk tutup toko. Wati merekap penjualan hari ini sedangkan Suci membereskan gantungan. Setelah selesai semua, Wati lalu pergi ke ruangan Rio untuk laporan.
Rio mengecek laporan penjualan hari itu,setelah semua pas, Rio mengizinkan mereka untuk pulang.
Wati dan Suci keluar dari toko itu dan menutupnya tapi tidak menguncinya karna yang akan mengunci nantinya adalah Rio.
Wati berpamitan untuk pulang dulu karna arah tujuan mereka berbeda,Suci menjawab dengan senyuman. Ia lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi Dinda.
" din kamu udah ada dikos" tanya Suci.
"belom nih kak,baru selesai ngerjain tugas sama temen. Ini baru mau siap-siap pulang" jawab Dinda
" aku tunggu ditaman ya,nanti kita bareng pulangnya" ucap Suci.
" oke kak, 15 menit lagi aku sampe ya" ucap Dinda.
Suci lalu menutup telfonnya dan berjalan ke perempatan jalan, jalan masih sangat ramai banyak orang yang masih berlalu lalang. Sesampainya disana Suci lalu duduk ditaman, ia meregangkan badannya karna sedikit merasa lelah.
Suci memainkan hp sambil melihat-lihat media sosial milik teman-temannya dijakarta, tiba-tiba saat ia asik memainkan hp,jarinya berhenti bergerak, matanya langsung berkaca-kaca.
Ia melihat postingan mbak irma, mbak Irma mengunggah foto pertunangan Adrian dengan calon pilihan Ayahnya, seketika air matanya menetes antara perasaan sedih dan bahagia. Tapi ia bersyukur Adrian mau menuruti permintaannya, ia berharap Adrian hidup bahagia dengan pilihan Ayahnya.
"pasangan yang serasi" gumamnya dalam hati, sambil tersenyum.
"kak Suci" seseorang memanggil namanya dari kejauhan, itu pasti Dinda, ia lalu bergegas menghapus air matanya dan mematikan handphonenya.
Suci lalu melambaikan tangannya, Dinda kemudian berlari kearah Suci.
"maaf ya kak nunggu lama,tadi beli es dulu soalnya haus banget. Ini buat kakak" ucap Dinda
Suci lalu mengambil es dari tangan Dinda dan mengucapkan terimakasih,mereka lalu berjalan bersama, sebelum pulang ke kos mereka mampir dulu ke warteg langganan mereka.