Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Bioskop
Sore hari Siska dan Sinta pamit pulang, karena Sinta ada keperluan keluarga sedangkan Siska papahnya akan pulang.
“Makasih ya udah mau nginep di rumah” Ucap Rasti memeluk Siska dan Sinta saat berpamitan lalu menaiki motor Sinta
Ting 1 pesan masuk
Nayla duduk di teras dan melihat pesan masuk dari Rangga
Rangga {Sayang}
Nayla {Iya}
Rangga {Kita nonton yuk}
Nayla {Ayo}
Rangga {Oke, jam setengah 7 aku jemput kamu ya yang}
Nayla {Oke}
Nayla bergegas masuk ke dalam dan meminta izin Rasti kalau nanti mau pergi dan Rasti mengizinkan asalkan pulangnya tidak lebih dari jam 10 malam.
“Emang mau kemana dek ?” Tanya Ali
“Mau nonton kak, kakak mau ikut ?” Ucap Nayla
“Enggak, kakak mau ngerjain tugas dulu malam ini sekalian nemenin mamah di rumah” Jawab Ali
Nayla berselancar di media sosial mecari-cari outfit yang cocok untuk berkencan. Akhirnya dia mengambil kaos polos putih, rok navy yang menutupi lutut, snekers putih dan tas selempang berwarna navy.
“Perfect” Ucap Nayla saat melihatnya dari cermin
Nayla merapikan penampilannya dan keluar untuk menemui Rangga yang katanya sudah samapai. Nayla tersenyum saat melihatnya sedang berbincang dengan Ali.
“Udah lama ?” Tanya Nayla
“Barua ja, udah siap” Ucap Rangga
“Udah, ayo berangkat” Jawab Nayla
“Kami pergi dulu ya kak. Assalamu’alaikum” Ucap Nayla
“Saya ijin bawa Nayla yah kak” Ucap Rangga
“Iya jangan malam-malam pulangnya. Wa’alaikumsalam” Jawab Ali
“Iya kak” Ucap Nayla dan Rangga bersamaan
*****
Di dalam mobil
“Kamu pinjam mobil kakak kamu lagi ?, tapi kokini beda nggak kayak yang biasanya ?” Tanya Nayla saat melihat mobil putih yang terparkir di depan rumah Nayla
“Ini mobil aku, hadiah ulang tahun dari mas Zidan tahun kemarin” Jawab Rangga sembari membukakan pintu untuk Nayla
“Makasih” Ucap Nayla setelah duduk di dalam mobil. Rangga berlari lalu masuk dan duduk di tempat kemudi.
“Mau nonton film apa ?” Tanya Nayla
“Coba kamu lihat di internet, sekarang ada film apa aja bulan ini” Jawab Rangga sambil fokus mengemudi
“Kita nonton ipar adalah maut aja” Ucap Nayla
“Boleh” Jawab Rangga
Akhirnya mobil yang membawa Rangga dan Nayla sudah sampai dan terparkir di mall, Nayla dan Rangga segera turun. Saat Nayla akan melangkah rangga menarik tangan Nayla membuatnya berhenti dan menoleh ke samping.
“Gandengan dong sayang” Ucap Rangga sambil menyengir
Sampai di lantai atas dimana bioskop berada, Rangga tetap tidak melepaskan tangan Nayla. Dia hanya melepaskannya hanya akan mengambil uang saja.
“Duduk dulu sayang, filmnya 20 menit lagi mulainya” Ucap Rangga
“Ayo” Jawab Nayla sambil menuju tempat duduk
“Kamu mau minum apa ?, mau popcorn ?” Tanya Rangga
“Minum aja, aku gak suka popcorn” Jawab Nayla
“Tunggu ya, aku beli dulu” Ucap Rangga lalu pergi untuk memesan minuman. Tak lama dia kembali dengan membawa 2 minuman sambil membuat nugget banana tiramisu.
“Ngemil dulu, takut nanti laper” Ujar Rangga tengah kembali
Nayla memperhatikan Rangga yang hari ini terlihat sangat tampan dari biasanya, dia memakai kemeja hitam dan celana crem dan juga snekers putih.
“Liatin aku terus nanti kamu bisa bucin loh sayang” Ucap Rangga terkekeh. Nayla mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kamera
“Sini tangan kita saling genggam yang” Ujar Nayla tanpa sadar mengambil Rangga dengan sebutan sayang
“Iya sayang” Jawab Rangga tersenyum lebar lalu meluruskan kakinya
Nayla beberapa kali mengambil foto, lalu memilih salah satu yang menurutnya bagus dan menguploadnya di media sosial dengan caption Nge-date. Rangga gak mau kalah, dia mengajak Nayla selfi dan mengupload dengan caption my mine.
Saat Nayla dan Rangga sedang melihat-lihat hasil foto mereka, ada seorang gadis yang datang dan duduk di sebelah Rangga.
“Hai Rang” Sapanya
“Hmmm” Rangga hanya berdehem dan masih fokus melihat-lihat foto mereka
Nayla memperhatikan raut wajah gadis itu sendu, dan dia juga memperhatika raut wajah Rangga yang berubah tidak sehangat tadi dan seceria tadi.
“Ada apa dengan mereka ?” batin Nayla
“Sayang ayo ! itu pintunya udah di buka” Ucap Rangga menarik tangan Nayla
“Aku duluan ya Ta” Ucap Rangga dan tanpa melihat ke arahnya
Nayla menengok ke belakang saat Rangga menarik tangannya, Okta tersenyum miris lalu menundukkan kepalanya. Nayla melepaskan tangan Rangga saat sudah di dalam raung bioskop tetapi Rangga kembali menggenggam tangan Nayla, Nayla hanya pasrah dan membiarkannya.
Mereka fokus melihat film yang di putar, banyak penonton yang gemas dengan film tersebut, ada juga kesal, dan sebagainya. Tetapi Nayla dan Rangga hanya menikmatinya tanpa berkomentar apa pun. Usai film itu berakhir Nayla masih betahan untuk tetap duduk di kursi semabari menunggu orang-orang yang keluar.
“Untung aku tidak punya ade perempuan, jadi kalau nanti aku nikah tidak akan seperti yang di film tadi. Aku jadi takut kalau nanti punya suami, terus suaminya tergoda sama wanita lain” Dumel Nayla saat keluar dari ruangan bioskop
“Itu tidak akan terjadi, kalau kita di takdirkan untuk bersama kamu tidak akan aku duakan. Kamu akan mejadi satu-satunya permaisuriku” Ucap Rangga
Perasaan Nayla menjadi tenang lalu berjalan keluar kearea penjualan tiket.
“Kamu tunggu dulu di sini ya, aku mau ke toilet dulu” Ucap Nayla karena Nayla ingin buang air kecil
“Iya, aku tunggu kamu di sana” Jawab Rangga sambil menunjuk tempat duduk
“Iya” Ucap Nayla
10 menit kemudian Nayla keluar dan mendapati Rangga sedang berbicara dengan seorang gadis yang menyapanya tadi. Nayla mengerutkan dahi karena melihat sikap dingin Rangga sedang berbicara dengan gadis yang menyapanya tadi.
Nayla mengerutkan dahinya karena melihat sikap dingin Rangga yang tidak pernah di perlihatkan kepadanya.
“Udalah Ta, berhenti. Aku gak mau lebih banyak menyakiti kamu melalu perkataanku karena aku masih menganggap kamu teman !” Tegas Rangga
“Please Rang, aku lebih baik dari …” Jawab Okta terpotong
“Kalian sedang bicara apa ?” Tanya Nayla menyela perkataan gadis itu
Nayla meihat kea rah Okta yang terlihat tidak menyukai kehadirannya, dan Rangga yang tersenyum lalau menggandeng tangan Nayla.
“Bukan apa-apa, udah sayang ke kamar mandinya ?” Ujar Rangga
“Udah” Jawab Nayla sambil menganggukan kepalanya
“Kamu gak mau ngenalin teman kamu dulu ?” Tanya Nayla yang menahan tangan Rangga
“Dia Okta temen kecil aku sayang, dan Okta ini Nayla pacarku” Rangga memperkenalkan mereka berdua
“Nayla” Ucap Nayla sambil mengulurkan tangannya
“Okta” Ucap Okta menyambut uluran tangan Nayla
Nayla memeluk lengan Rangga setelah bersalaman dengan Okta.
“Kami duluan ya Okta, senang berkenalan dengan kamu” Ucap Nayla sambil tersenyum