Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.
Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.
Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.
Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 25 - CONFUSION
2 tahun kemudian…
Posisi CEO di toko pakaian “Rheyn” telah diisi oleh ayahnya Leonardo sejak hilangnya Leonardo dua tahun yang lalu.
Saat di dalam toko pakaian yang bernama ”Rheyn” tersebut, terlihat seorang wanita dengan rambut yang sepenuhnya berwarna coklat muda dalam keadaan dikepang dan mengenakan atasan kaos berwarna merah muda dengan bawahan celana panjang berwarna coklat tua serta menggunakan sepatu sneakers hitam sedang berada di depan meja kasir dan saat ini tengah mengobrol dengan salah satu karyawan wanita yang ada di dalam toko itu yang diyakini adalah temannya sambil menggenggam sebuah minuman Thai Tea yang kini isinya tinggal tersisa setengah dari gelas Thai Tea yang berukuran sedang itu.
Setelah mendengar cerita dari temannya tentang pacar laki-lakinya, wanita itu langsung tersenyum lebar dan ikut merasa senang lalu bertanya kepada temannya yang sedang bekerja di sana dengan nada bicara yang terdengar ceria.
"Eh iya beneran? Kamu sama anak kasir di toko roti yang dekat sini pacaran jadinya? Waw so sweet banget”
“Iya, ahh aku sampe terharu yang pas bulan lalu dia lamar aku di hotel Mawar Permata” jawab Laresha dengan tersenyum lebar sambil mengingat kejadian bulan lalu yang saat ini membuatnya sedikit tersipu malu.
Wanita itu pun langsung menjawabnya dengan ikut merasa senang, “Ih lucu banget sha, romantis ya orangnya”
“Benar banget Nai, aku tadi mau berangkat kerja aja diantar dia” jawab Laresha sambil tersenyum lebar kembali.
Wanita yang bernama Nairiya itu pun menjawabnya kembali dengan raut wajah yang terlihat ikut bahagia setelah mendengarnya, “Usahanya gak main-main ya berarti”
Laresha pun menjawabnya kembali dengan tersenyum lalu ia tiba-tiba menyadari saat melihat ke arah rambutnya Nairiya yang sudah berubah warna itu dan ia pun menanyakannya, “Iya betul banget, eh kamu cat rambut ya?”
Nairiya pun menjawabnya sambil tertawa kecil, “Haha kagak kok, memang sudah begini”
“Gak mungkin Nai, pasti kamu yang mengecatnya” jawab Laresha dengan tatapan yang tidap percaya itu kepada Nairiya.
Nairiya pun langsung menunduk sambil tersenyum lebar dan mengangguk mengiyakan kata-katanya karena ia malas menjelaskan semua kejadian tidak masuk akal ini dan agar temannya itu merasa senang lalu ia pun menatap wajah Laresha kembali dan menjawabnya dengan nada yang ceria, “Iya deh iya, aku yang ngecat”
Laresha pun tersenyum mendengar jawabanku lalu memujiku dengan berkata, “Bagus juga lho warnanya, cocok di kamu”
“Terima kasih banyak ya, oh iya aku mau balik dulu, ada kerjaan lagi soalnya di rumah” jawab Nairiya izin pamit balik terlebih dulu.
Laresha pun menanggapinya dengan senang hati lalu menjawabnya kembali, “Oh oke, hati-hati ya”
Nairiya pun tersenyum kembali lalu melambaikan tangan kirinya kepada temannya itu dan berkata, “Iya, kamu juga semangat ya”
“Oke terima kasih” jawab Laresha sambil melambaikan kedua tangannya kepada Nairiya dengan perasaan senang.
Nairiya yang saat itu sedang membawa sebuah minuman Thai Tea berukuran sedang pun akhirnya menyeruputnya kembali dan berjalan keluar dari toko pakaian itu.
Saat sudah di luar toko pakaian tersebut, ia pun berjalan ke arah kiri dengan lambat juga santai lalu tiba-tiba terlihat seorang pria mengenakan atasan kaos berwarna kuning dan bawahan celana panjang berwarna hitam serta menggunakan sandal jepit yang berwarna abu-abu.
Ia juga menggunakan sebuah penutup mata karena ia tidak bisa melihat kini sedang berjalan ke arahnya dengan menggunakan sebuah tongkat yang menuntunnya untuk berjalan.
GEDUBRAKKK…
Aku yang saat itu sedang berjalan santai lalu mengabaikannya saja dan secara tidak sengaja aku langsung menabraknya karena tidak berhati-hati saat berjalan. Aku pun terjatuh menimpa tubuhnya dan juga terlihat minumanku itu tumpah berceceran dan membasahi bagian atas kemejanya.
Aku pun langsung merasa sangat bersalah lalu bergegas untuk beranjak dari sana dan berdiri kembali, namun tiba-tiba pria itu berkata kepadaku, “Jangan tinggalkan aku”
Entah kenapa suara ini seperti pernah kudengar sebelumnya, aku mengingat persis suara yang tidak asing ini. Di saat itu aku sedang terjatuh juga di atas tubuhnya yang sedang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit. Lalu aku pun mengabaikan memori itu dan langsung menatap ke arahnya dengan tatapan yang dimana aku langsung merasa aneh dan berbeda (?)
Biasanya aku menatap wajah orang lain dengan perasaan yang biasa saja meskipun setiap orang masing-masing memiliki vibe yang berbeda, namun walaupun memang berbeda juga tidaklah sekuat dan setajam ini.
Tanpa berpikir lama, aku pun langsung berkata kepadanya dengan perasaan bersalah, “Oh iya maaf banget pak”
Setelah itu, aku pun langsung beranjak dari sana dan berdiri kembali sambil melihat pakaianku yang sudah ternodai oleh minuman Thai Tea milikku itu. Lalu aku pun berkata kepada diriku sendiri dengan ekspresi wajahku yang terlihat kesal itu karena tingkahku barusan yang terlalu ceroboh.
"Ihh kenapa ceroboh banget sih jadi orang, coba kalau tadi lihat jalan kan sekarang ga bakal basah kayak gini" kataku dengan perasaan menyesal dan kecewa dengan diri sendiri.
Pria itu pun langsung membuka penutup matanya itu dan melihat ke arahku dengan jelas lalu memanggil namaku dengan suara yang lembut namun terdengar jelas di telingaku itu, “Nairiya?”
Aku langsung menoleh ke arahnya dengan perasaan yang cukup kaget karena ia tiba-tiba bisa melihatku dan juga memanggil namaku dengan benar. Namun meskipun begitu, aku lebih terkejut lagi saat ia melihat ke arahku seakan ia tidak mengalami gangguan penglihatan padahal tadi baru saja ia memakai penutup matanya itu dan sekarang aku dapat melihat dengan jelas wajahnya tanpa penutup mata.
Suaranya juga terdengar sangat familiar dan aku juga merasa seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya ketika pertama kali aku melihat wajahnya tanpa penutup matanya itu, aku mengira mungkin ini adalah seseorang yang dulunya kukenal namun sekarang aku sudah melupakannya lalu aku langsung saja berjalan mendekatinya dan berjongkok untuk menolongnya berdiri kembali.
Setelah ia berdiri kembali, aku pun menatapnya dengan dalam lalu bertanya kepadanya untuk memastikan keadaannya, “Kamu tidak apa-apa? Bisa melihat kah sekarang?”
“Ah iya, aku bisa melihat” jawab pria itu sambil tersenyum lebar karena merasa senang bisa melihat dunia ini lagi.
Aku pun menghela napas panjang dan berkata kepadanya sambil tersenyum senang, “Owalah baguslah”
Pria itu pun menatap kembali wajahku dengan dalam lalu bertanya dengan sopan, “Oh iya, boleh aku lihat telapak tangan kananmu itu?”
Aku pun langsung saja menunjukkan telapak tangan kananku itu dan memperlihatkan kepadanya. Setelah aku melihat telapak tangan kananku, aku pun merasa sangat kaget karena simbol pohon cemara itu langsung hilang dari telapak tanganku dan hal itu terjadi secara misterius tepat di depan mataku.
Aku menatap pria itu kembali dan tanpa sadar dengan suara yang pelan namun tetap terdengar jelas, aku menyebutkan sebuah nama yang bahkan tidak kuketahui, “Leonardo”
Pria itu pun langsung tersenyum lebar dan wajahnya menunjukkan perasaan sangat bahagia ketika aku baru saja menyebut nama yang tidak diketahui itu lalu ia pun berkata, “Terima kasih telah mengingatku”
Aku dengan raut wajah kebingungan itu menatap wajahnya kembali setelah ia berterima kasih kepadaku dengan perasaan yang sedih tapi juga senang, entah perasaan bercampur aduk apa ini yang aku pun tidak tahu. Aku langsung menjawabnya juga dengan perasaan yang kaget karena kurasa ini adalah namanya (?)
“Ah jadi ini nama kamu ya? Aku baru tahu” jawabku dengan nada suara yang terdengar seperti orang yang sedang kebingungan.
Pria yang kuyakini bernama Leonardo pun menjawab aku kembali dengan nada suara yang familiar yaitu lembut dan juga pelan, “Kamu kan sudah tahu sejak lama, sejak kamu lahir”
Aku pun langsung terkejut tapi kali ini lebih terkejut lagi daripada sebelumnya karena aku tidak mengingat apapun sejak lahir dan juga apakah mungkin seorang bayi yang baru lahir puluhan tahun lalu sampai detik ini bisa mengingat sesuatu dengan jelas dan detail?