"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19. Moses Sakit
Tiba di rumah mewah bertingkat tiga. Asilla akan memulai semuanya dari awal. Ia akan berusaha menjadi seorang Ibu yang bijak kepada ketiga bayi yang masih butuh pengawasan.
"Kamar kalian di tingkat kedua, dan tingkat paling atas adalah fasilitas pribadiku. Jangan pernah kau injak kaki ke fasilitas itu," tegas Filio.
"Baik Tuan," jawab Asilla dengan wajah menunduk.
Setelah mengatakan itu Filio bergegas masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"RI bawa anak-anak ke kamar mereka, aku akan berganti baju dulu," kata Asilla.
Merasa cukup Asilla keluar kamar dan masuk ke kamar ketiga bayi menegaskan itu yang berada di samping kamarnya.
"RI kamu bantu Bibi siapkan makan malam, sedangkan makanan anak-anak biar aku saja yang buat," titah Asilla.
"Baik Bu," jawab Riri.
Asilla mendekati Moses yang tengah asik bermain, ia dekap erat bayi tampan itu.
"Kasian sekali kamu sayang. Mama masih belum bangun," gumam Asilla sembari menciumi seluruh wajah Moses bertubi. "Aunty akan menyayangi kamu sayang seperti Adik-Adikmu," imbuhnya.
Seakan merasa cemburu sang Mama menimang Moses. Gaby dan Abel berlari menghampiri dan minta digendong juga.
"Sayang saatnya kalian mandi,"
Cup cup cup
"Tuh kan bau acem," canda Asilla meniru bahasa bayi.
Asilla membawa mereka ke kamar mandi yang sengaja didesain seluas mungkin, dengan lantai bahan granit anti licin. Asilla mengisinya bak mandi besar muat untuk beberapa orang. Dengan telaten Asilla membuka pakaian mereka silih berganti, seakan mengerti ketiga bayi itu menurut dan tidak rusuh. Sebelum masuk ke bak mandi Asilla mendudukkan mereka ke kursi masing-masing yang memang sudah disiapkan.
"Kalian Mama sabun dulu, baru boleh masuk bak mandi," kata Asilla.
Kini Moses, Gabriella dan Isabella masuk kedalam bak mandi. Ketiganya asik main bola mandi yang sengaja dimasukan oleh Asilla.
"Ah Mama jadi basah," Asilla pura-pura menangis agar ketiga bayi itu menciuminya. "Terima kasih sayang," kata Asilla setelah mendapatkan ciuman bertubi dari ketiganya.
Akhirnya Asilla ikut masuk ke bak dan ikut bermain. Canda tawa serta teriakan dari ketiga bayi ini ini memenuhi kamar mandi.
Filio melintasi kamar yang ditempati putra dan kedua anak tirinya, tidak sengaja menangkap keributan didalam kamar khususnya didalam kamar mandi yang sengaja pintu terbuka.
"Sayang cukup," gelak tawa Asilla karena perlakuan ketiga bayi itu. Ada yang menjambak rambut, memanjat tubuh, dan menyirami Asilla.
Karena penasaran Filio masuk ke kamar tanpa suara, ia sangat penasaran mendengar gelak tawa Moses yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.
"Moses sayang, Aunty tidak bisa lihat ini," lirih Asilla karena kedua matanya ditutupi Moses dengan mainan.
Waaaahh
Canda Asilla menakuti ketiga bayi mengemaskan itu dengan rambut tergerai basah menutupi seluruh wajah, dengan berdiri di bak mandi. Persis sekali menyerupai hantu yang sering di tayangkan di film horor.
"Pa....pa....," panggil Moses ketika melihat Filio yang tengah berdiri di ambang pintu kamar mandi dengan kedua tangan dimasukan kedalam celana santai yang ia kenakan.
Mendengar panggilan Moses membuat Asilla terdiam mematung, seketika tubuhnya menegang. Bagaimana tidak Asilla hanya mengenakan baju terusan model kemeja tipis berwarna putih. Sehingga lekuk tubuh bahkan kulitnya nampak jelas dibalik bayu yang ia kenakan karena basah tetapi ia tidak menyadari keadaannya sekarang.
"Pa....pa...." Panggil Moses sekali lagi dengan maksud memberi kode agar sang Papa ikut bergabung.
Asilla terpaksa keluar dari bak sembari merapikan rambut panjangnya membalik kebelakang.
"Tu-Tuan," gumam Asilla sangat gugup.
"Jangan terlalu lama membawa Moses berendam," ujar Filio seperti bentakan dengan tatapan ke tubuh Asilla.
"Iya Tuan," jawab Asilla dengan wajah menunduk.
"Pa....pa...." Celoteh Moses kembali disertai tawa.
"Son, cukup berendamnya nanti masuk angin," ujar Filio dengan nada lembut.
"Sayang sini Aunty bungkus tubuh Moses dengan handuk, kita sudahi acara mandinya. Hmmm sebentar lagi kalian mau makan," kata Asilla, lalu mengangkat tubuh Moses dan melilitkan handuk di tubuhnya. "Moses sama Papa dulu ya?" imbuhnya.
"Selain aku jangan berani menunjukan pakaian yang kau kenakan sekarang!" Seru Filio sebelum keluar kamar mandi.
"Hah...." Asilla tercengang lalu tidak lama ia menunduk memperhatikan pakaian yang melekat di tubuhnya. "Aaak..." Teriak Asilla sembari menutup dadanya karena bra warna hitam terpampang sangat jelas.
"Ma...ma...." Panggil Gabriella dan Isabella.
"Kenapa aku ceroboh dan bodoh, pasti dia berpikir yang tidak-tidak. Aaak dimana mau aku taruh wajahku ini," gumam Asilla.
******
Di meja dapur Asilla sedang menyuapi ketiga bayi mengemaskan itu. Ketiganya punya piring masing-masing. Memang begitu yang Asilla terapkan kepada si kembar. Ia tidak ingin mereka makan satu piring dengan sendok yang sama, karena kondisi di setiap bayi pasti beda.
Dengan telaten dan penuh kasih sayang Asilla menyuapi ketiganya tanpa membeda-bedakan mereka.
"Pintar," kata Asilla melihat ketiganya lahap makan nasi lunak yang dilengkapi ikan salmon dan sayur bayam.
Tidak lama Filio duduk bergabung di meja makan.
"Tuan silahkan makan. Apa perlu saya ambilkan?" kata Asilla.
"Tidak perlu, kau fokus urusin mereka saja," ujar Filio dengan cetus.
Mendengar nada cetus Filio membuat Asilla tersenyum miris.
"Sayang sudah siap, saatnya membersihkan mulut dan tangan," Asilla mengelap mulut mereka silih berganti. "Sudah bersih," imbuhnya.
Tiba-tiba
Uwek....
Moses muntah mengeluarkan semua yang telah dimakan tadi.
"Sayang kamu kenapa?" kata Asilla dengan wajah paniknya. "Cukup sayang," Asilla mengusap lembut punggung Moses.
"Apa yang kau kasi sehingga Moses muntah begitu," ujar Filio langsung meraih Moses untuk digendong. "Son," Filio mengelus punggung Moses karena Moses masih saja muntah bahkan mengenai bajunya.
"Minum sayang," Asilla memberi air putih terapi dengan reflek di tepis oleh Filio sehingga menyebabkan gelas itu terlepas di tangan Asilla, jatuh berserakan di lantai.
"Jika sesuatu terjadi kepadanya, kau orang pertama yang berurusan denganku. Baru beberapa jam mengurus Moses sudah membuatnya sakit, apa kau sengaja melakukan itu? sedangkan kedua putrimu tak apa-apa. Apa kau memberinya racun?" gertak serta amarah Filio.
Mendengar tuduhan tak berdasar itu membuat Asilla ingin menjerit. Bagaimana bisa Filio berpikiran jahat kepadanya, bahkan sedikitpun ia tidak berniat menyakiti Moses yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Makanan yang ia berikan juga sesuai dengan menu makanan Moses.
Filio menghubungi dokter pribadi keluarga. Tidak lama dokter tesebut tiba.
"Sangat lama," desis Filio kepada dokter blasteran Perancis.
"RS dari kediaman kalian membutuhkan waktu Tuan Filio yang terhormat," cici dokter Maura yang sudah menjadi sahabat Filio.
Hmmm
"Segera periksakan putraku," titahnya.
Moses mulai diperiksa oleh dokter Maura. Sejak tadi Moses nangis seperti menjerit. Wajahnya pun nampak pucat.
"Moses masuk angin, perutnya kembung," terang dokter Maura. "Apa tadi Moses mengalami muntah?" tanya Maura.
"Setelah selesai makan dia langsung muntah dan menangis," jelas Filio. "Ketika mandi tadi ia cukup lama berendam," imbuhnya.
"Pantas saja perutnya kembung karena Moses belum terbiasa. Tetapi jangan terlalu khawatir aku sudah memberi ia obat," ujar dokter Maura. "20 menit lagi kasi Moses makan karena sekarang perutnya kosong akibat muntah," sambungnya.
Mendengar penjelasan dokter Maura membuat darah Filio mendidih dengan kedua tangan terkepal erat.
Selepas kepulangan dokter Maura. Filio meminta Riri menyuapi Moses. Lalu bergegas mencari keberadaan Asilla yang ia yakini berada di dapur. Sedangkan Gabriella sama Isabella sudah tertidur di kamar Asilla. Karena tadi Moses diperiksa, akhirnya Asilla membawa kedua putri kembarnya ke kamar milik dirinya.
Awww
Ringis Asilla mendapat pergelangan tangannya di cengkram sangat kuat oleh Filio.
"Baru beberapa jam kau disini sudah membuat putraku sakit, apa kau sengaja? karena tindakan kau itu putraku masuk angin," ujar Filio dengan mata membunuh sembari mencengkram rahang wajah Asilla. Sehingga membuat Asilla kembali meringis. "Kau disini hanya seorang baby sitter tetapi tidak becus, baru beberapa jam saja sudah membuat kesalahan," bentuknya kembali.
Awwww
Ringis Asilla kembali setelah didorong kuat oleh Filio sehingga membuatnya tersungkur tidak sengaja telapak tangannya tertancap sisa pecahan gelas tadi. Mungkin tak terlihat ketika tadi ia membersihkan.
"Saya minta maaf Tuan, saya akan janji tidak mengulanginya lagi," lirih Asilla berusaha bangkit, tidak lupa menyembunyikan telapak tangan yang tertukar.
Asilla berlalu menghampiri wastafel untuk membersihkan luka itu. Tanpa sengaja Filio melihat hal itu tetapi bagi dirinya itu bukan urusannya.
Tidak ingin membuang waktu. Filio bergegas meninggalkan dapur. Ia harus memantau keadaan Moses.
Sedangkan Asilla dengan cepat masuk ke kamar mandi. Seperti biasanya ia akan melepaskan tangisan yang sejak tadi ditahan.
Hiks hiks hiks
"Moses sayang Aunty tidak pernah bermaksud membuat Moses sakit. Aunty minta maaf sayang," lirih Asilla dengan terisak. Ingin sekali ia ke kamar untuk melihat Moses tetapi angan-angan itu terpaksa ia telan pahit.
...******...