Pernikahan paksa seorang gadis muda yang harus membayar hutang keluarganya dengan seorang pria dewasa yang tak pernah dikenalnya sebelumnya.
memiliki suami yang kaya raya namun tak menjadikan bahagia karena tak selayaknya rumah tangga pada umumnya.
Zeva Ramona di nikahi oleh Dewangga sudiro pria matang yang berusia hampir kepala empat dan belum menikah, membuat keluarganya khawatir dan mencarikannya jodoh
memaksa dewangga untuk setuju dengan pilihan orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit Hati
"bu maafkan kami yang lalai menjaga zeva ya, sekali lagi mohon maaf" bu anggun mendatangi rumah besannya zeva setelah dengar dari art di rumah anaknya jika zeva sakit dan pulang ke rumah orang tuanya
Bu anggun yang berniat mengajak menantunya jalan-jalan setelah pulang dari luar negeri dan ternyata saat akan dijemput zeva tak ad di rumah
"tidak apa-apa bu, saya paham bu anggun orang sibuk, sekarang zeva sudah membaik kok" ucap bu indri
"boleh saya ajak istri saya pulang ma?" dewangga juga ikut datang bersama mamanya, tentunya dengan paksaan dan ancaman
"boleh nak, boleh sekali zeva masih ada dikamar jika mau diajak pulang" bu indri akhirnya senang melihat menantunya tak seperti yang difikirkan
"saya juga minta maaf sebelumnya ma, karena sedang banyak pekerjaan ke luar negeri jadi baru kali ini bisa datang" ucap dewangga dengan sopan pada mertuanya
"iya nak, tidak apa-apa. Masuk saja ke kamar zeva sedang istirahat" ucap bu indri
Dewa jadi bingung harus masuk kamar zeva atau tidak. Pastinya orang tuanya akan curiga jika dewa menolak dan satu syarat yang zeva ajukan saat menikah dengan dewa adalah agar orang tuanya tak boleh tau apapun soal kontrak pernikahannya
"ayo dewa, istrimu pasti sudah kangen sampe sakit begitu" bu anggun mencubit pinggang dewa agar segara masuk ke kamar
meski bu anggun tahu keduanya tak pernah tidur dalam kamar yang sama
"saya permisi dulu ma, pa!" dewa kali kedua bertemu mama dan papa zeva saat pernikahan dan saat ini
"iya silahkan, nakula antarkan kakakmu" bu indri meminta nakula yang sedang menonton film
"iya ma" nakula mendekat pada kakak iparnya yang tinggi dan tampan
"terima kasih" ucap dewa
Nakula tersenyum pada dewa "kakak baik sama kak zeva kan?" nakula tiba-tiba bertanya pada dewa
"tentu saja! Apa kakakmu membicarakanku?" tanya dewa penasaran
"hm" nakula mengangguk
"apa katanya" dewa menghentikan langkahnya dan berjongkok agar sepadan dengan adik iparnya yang seharusnya cocok jadi anaknya
"kakak bilang suaminya sangat baik dan juga kaya, kami bisa tinggal dan hidup enak.karena kak dewa" ucap nakula mengatakan apa yang sering zeva katakan padanya
"benarkah?" dewa tak yakin bahkan keduanya tak pernah mengobrol
"tanya saja pada kakak, itu kamar kak zeva" nakula menunjukan kamar zeva dan kembali ke tempatnya nonton film
Dewa tersenyum entah kenapa, lalu mengetuk pintu kamar zeva dan langsung masuk
" bagaimana keadaanmu?" tanya dewa melihat zeva terbaring tidur
Zeva tak melihat ke arah dewa dan memalingkan wajahnya saat membuka mata
"saya baik om, ada apa om kesini?" tanya zeva
"saya juga terpaksa, kalau bukan mama yang suruh. Maaf saya lancang masuk kamarmu, ini semua terpaksa karena keadaan. Jadi tak melanggar kontrak sama sekali bukan?" dewa duduk di pinggir ranjang dekat zeva
"tentu saja tidak, jika sudah cukup waktunya silahkan pulang, saya butuh istirahat" ucap zeva kembali memejamkan matanya
"hm, oke!" dewa memainkan ponselnya dan menunggu waktu beberapa saat lalu keluar dari kamar zeva
"ma,pa sepertinya zeva masih ingin disini" ucap dewa dan ingin segera menyudahi dramanya lalu pulang karena cukup lelah
"loh kenapa? Padahal dia bilang kemarin kangen dengan suaminya sampai demam" ucap bu indri
"katanya di rumah terlalu sepi dan juga sedang libur kuliah" dewa mengada-ada agar alasannya tepat
"oh ya sudah kalau begitu nak dewa saja yang tinggal disini, pasti zeva akan cepat sembuh" ucap bu indri
"benar bu indri, mereka kan habis ldr cukup lama jadi pasti keduanya saling kangen. Iya kan wa?" bu anggun juga mengompori besannya
"ma, tapi kan" dewa memberikan kode pada mamanya, semua tak berjalan sesuai rencana dan mamanya malah mendorongnya saat ini
" kamu kan bisa cuti kalau jauh dari kantor wa, istri lagi sakit tuh harus dijaga" ucap bu anggun
"iya dewa, papa jug ingin banyak bicara dengan mu" pak sigit juga tak mau kalah membujuk dewa
"iya pa, baiklah mama pulang duluan saja, besok dewa pulang sama zeva" ucap dewa
kali ini pasrah
semoga sukaaa ya sama karya baru author
selamat membaca!