NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 12

Setelah beberapa hari berjalan tanpa henti, Li Shen tiba di sebuah kota kecil bernama Kota Huaijin. Kota ini tidak sebesar Liyang, tetapi memiliki suasana yang hidup dengan pasar-pasar ramai dan pengunjung dari berbagai daerah. Langkah Li Shen terhenti di pintu gerbang kota, matanya menyapu keramaian di depannya.

"Kota ini mungkin memiliki informasi yang kubutuhkan," pikirnya. "Seorang alkemis hebat tak mungkin tidak meninggalkan jejak di tempat seperti ini."

Li Shen segera menuju pasar utama kota, tempat keramaian terbesar terjadi. Ia berhenti di salah satu kedai kecil yang menjual rempah-rempah dan bahan-bahan alkimia. Seorang pedagang tua di sana tampak sibuk melayani pelanggan.

"Tuan, aku sedang mencari seorang alkemis hebat," kata Li Shen langsung tanpa basa-basi.

Pedagang tua itu mengangkat alisnya sambil menatap Li Shen. "Alkemis, ya? Apa yang kau cari darinya, anak muda?"

"Pil peningkatan energi," jawab Li Shen singkat.

Pedagang itu mendengus kecil. "Hmph, tidak mudah mencari alkemis yang mampu membuat pil semacam itu. Tapi jika kau serius, ada desas-desus tentang seorang alkemis hebat bernama Wu Feng. Namun, tempatnya sulit ditemukan."

"Di mana aku bisa menemukan Wu Feng ini?" Li Shen bertanya dengan nada serius.

Pedagang itu mengusap dagunya. "Katanya ia tinggal di sekitar Kota Guangling, kota besar yang terletak di selatan sini. Tapi hati-hati, tidak semua orang bisa bertemu dengannya. Wu Feng dikenal hanya melayani orang yang ia anggap pantas."

Setelah mendapatkan informasi, Li Shen memutuskan untuk menjelajahi kota sebentar. Ia berhenti di sebuah kedai makanan untuk makan siang, sambil mendengarkan percakapan orang-orang di sekitarnya.

"Wu Feng? Kau yakin dia masih tinggal di Guangling?" salah seorang pria di meja sebelah berbicara pelan. "Aku dengar dia sekarang lebih banyak bersembunyi. Terakhir kali seseorang mencarinya, mereka tidak kembali."

"Hmph, itu hanya rumor. Kalau kau punya uang dan barang langka, Wu Feng pasti akan keluar dari sarangnya," sahut pria lain.

Li Shen menyimak dengan seksama, matanya menyipit. "Sepertinya perjalananku ke Guangling akan penuh dengan rintangan. Tapi ini satu-satunya jalan."

Setelah selesai makan, ia berdiri dan melangkah menuju pintu keluar. Dalam hati, ia sudah menetapkan tujuan berikutnya.

"Kota Guangling... Aku harus menemukan Wu Feng. Dengan pil peningkatan energi, aku bisa segera mencapai tahap puncak ranah Kondensasi Inti."

Li Shen meninggalkan Kota Huaijin, melanjutkan perjalanan ke selatan menuju Kota Guangling, dengan tekad yang semakin membara.

Setelah beberapa hari perjalanan, Li Shen akhirnya mendekati gerbang luar wilayah Kota Guangling. Kota itu terkenal sebagai pusat perdagangan besar di wilayah selatan, tetapi juga memiliki reputasi buruk karena dikuasai oleh Sekte Serigala Putih, salah satu sekte yang dikenal dengan kekejaman dan kerakusannya.

Di depan gerbang utama, Li Shen melihat antrean panjang orang-orang yang ingin masuk. Beberapa di antaranya adalah pedagang dengan gerobak penuh barang, sementara yang lain adalah pelancong atau pengelana seperti dirinya. Di tengah keramaian, belasan anggota Sekte Serigala Putih berjaga, mengenakan jubah abu-abu dengan lambang kepala serigala putih di dada mereka.

Saat giliran Li Shen tiba, seorang pria besar dengan wajah penuh bekas luka mendekat. Dia memegang tombak panjang dengan gaya angkuh, sementara dua rekannya berdiri di sampingnya dengan senyum licik.

"Hei, kau!" seru pria besar itu dengan suara kasar, menunjuk Li Shen. "Bayar pajak masuk jika kau ingin menginjakkan kaki di Kota Guangling."

Li Shen mengerutkan kening. "Pajak masuk? Sejak kapan ada aturan seperti itu?" tanyanya dingin.

Pria besar itu mendengus dan meludah ke tanah. "Aturan? Di sini, aturan dibuat oleh Sekte Serigala Putih. Jika kau ingin masuk, kau bayar. Kalau tidak, pergilah ke tempat lain!"

Salah satu rekannya, seorang pria kurus dengan mata tajam seperti serigala, menambahkan sambil terkekeh. "Dan jangan berpikir untuk mencoba kabur atau melawan. Kalau kami tidak membunuhmu, kepala kota yang akan melakukannya."

Li Shen tetap tenang meskipun darahnya mendidih mendengar sikap mereka. "Berapa pajaknya?" tanyanya datar.

Pria besar itu menyeringai, memperlihatkan gigi kuningnya. "dua puluh koin emas untuk orang biasa. Kalau kau seorang kultivator, lima puluh koin emas."

Li Shen mengepalkan tinjunya di balik punggung, tetapi ia tahu bahwa memancing masalah di sini hanya akan menarik perhatian yang tidak perlu. Dengan wajah tanpa ekspresi, ia mengambil kantong koin dari ikat pinggangnya dan menyerahkan jumlah yang diminta.

Pria besar itu merampas koin itu dengan kasar dan menghitungnya dengan perlahan, seolah-olah sengaja ingin membuat Li Shen menunggu lebih lama. Setelah selesai, dia menyeringai lagi. "Hmph, setidaknya kau tahu tempatmu. Masuklah, tetapi ingat—jangan coba-coba mencari masalah di wilayah kami."

Saat Li Shen melangkah masuk, dia mendengar salah satu pedagang di belakangnya memprotes pajak yang terlalu tinggi. Pria itu tampak memohon kepada anggota sekte. "Tolong, ini terlalu banyak! Aku hanya pedagang kecil. Tidak mungkin aku bisa membayar dua puluh koin emas!"

Pria besar itu menatap pedagang itu dengan mata dingin. "Tidak peduli kau kecil atau besar. Tidak bisa bayar? Tinggalkan barangmu di sini dan pergi."

"Tapi itu semua yang aku miliki! Jika aku menyerahkannya, keluargaku akan kelaparan!"

Salah satu anggota sekte menyeringai licik. "Kalau begitu, bayar dengan cara lain... mungkin kami bisa ambil gerobakmu sebagai ganti. Atau..." dia melirik putri kecil pedagang itu yang berdiri ketakutan di dekatnya, "...kau bisa menyerahkan sesuatu yang lebih berharga."

Li Shen berhenti melangkah, matanya menyipit saat mendengar ucapan itu. Seketika, energi spiritualnya bergetar, tetapi dia segera mengendalikannya. "Bukan urusanku... Belum saatnya aku menarik perhatian," pikirnya, meskipun hatinya dipenuhi amarah.

Setelah melewati gerbang, Li Shen berjalan menyusuri jalan utama Kota Guangling. Pikirannya dipenuhi rasa benci terhadap Sekte Serigala Putih.

"Sekelompok pengecut yang hanya tahu menindas. Jika bukan karena urusanku mencari alkemis, aku sudah menghapus keberadaan mereka," gumamnya sambil mengatupkan rahang.

Meskipun marah, Li Shen tetap fokus pada tujuannya. Dia bertekad menemukan alkemis yang bisa membantunya meningkatkan kekuatannya, bahkan jika itu berarti harus menghadapi Sekte Serigala Putih di kemudian hari.

Ketika Li Shen berjalan memasuki kota Guangling, matanya menyapu pemandangan yang luar biasa megah. Sesaat ia berhenti di depan gerbang besar yang dihiasi ukiran naga dan awan, sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Kota ini... jauh lebih besar daripada yang aku bayangkan," gumamnya pelan sambil melangkah masuk.

Ia terus berjalan, memperhatikan hiruk-pikuk jalanan yang dipenuhi pedagang dan orang-orang dari berbagai kalangan. Suara tawa, teriakan pedagang menawarkan dagangan, serta derap langkah kuda bercampur menjadi satu.

"Tapi tetap saja... di balik semua keindahan ini, pasti ada kegelapan yang bersembunyi," ujarnya lirih, mengenang interaksinya dengan orang-orang dari Sekte Serigala Putih di gerbang tadi. Ia mengepalkan tangannya sejenak, lalu menghela napas panjang. "Aku hanya perlu fokus pada tujuanku."

Melangkah lebih dalam ke kota, ia berhenti sejenak di tengah keramaian. Di depannya, ada seorang pelukis jalanan yang sedang menggambar seorang wanita tua dengan detail yang menakjubkan. Di sisi lain, sekelompok anak kecil berlari-larian sambil membawa layang-layang kecil.

"Ternyata, di sini masih ada orang-orang yang hidup damai meski bayang-bayang sekte itu terus mengintai," pikir Li Shen sambil melanjutkan langkahnya.

Ketika Li Shen mendorong pintu bar Paviliun Malam Bintang, dia langsung disambut dengan aroma anggur yang kuat dan suara gelak tawa dari beberapa meja di pojok. Dia melangkah dengan tenang, matanya mengamati sekitar.

Seorang pria paruh baya di balik meja bar mengangkat pandangannya sekilas, menilai Li Shen. "Pendatang baru, ya?" tanyanya santai.

Li Shen berjalan mendekat, duduk di salah satu kursi kayu di depan bar. "Mungkin," jawabnya singkat sambil meletakkan beberapa koin emas di atas meja. "Aku datang untuk dua hal: anggur dan informasi."

Pria itu mendengus kecil sambil mengangkat alis. "Informasi tidak murah di kota ini. Kau yakin mampu membayar?"

Li Shen menatapnya dengan tajam, lalu menambahkan beberapa koin lagi di meja. "Aku yakin cukup untuk informasi yang kuinginkan. Tentang alkemis yang bisa membuat pil peningkatan energi."

Pria itu terdiam sejenak, tatapannya berpindah dari koin ke wajah Li Shen. Akhirnya, dia tersenyum tipis. "Baiklah, kau tampaknya serius." Dia mengambil secarik kertas dari balik meja dan menuliskan sesuatu dengan cepat.

Ketika menyerahkan kertas itu, dia menambahkan, "Tempat ini adalah yang kau cari. Tapi ingat, alkemis hebat tidak suka dikunjungi sembarang orang. Jika kau bukan siapa-siapa, mungkin kau akan diusir, atau lebih buruk..."

Li Shen mengambil kertas itu tanpa berkata apa-apa. Saat dia berbalik untuk pergi, pria itu memanggilnya lagi.

"Hei, satu hal lagi."

Li Shen berhenti, menoleh dengan sedikit penasaran.

"Di kota ini, Sekte Serigala Putih mengawasi hampir semua hal. Mereka tidak akan tinggal diam jika seseorang mencari sesuatu yang bisa mengganggu keseimbangan mereka. Jadi hati-hatilah, Nak."

Li Shen tersenyum tipis, lalu menjawab dengan nada tenang, "Aku akan mengingatnya. Terima kasih atas peringatannya."

Sebelum meninggalkan bar, Li Shen menatap suasana di dalam sejenak, merasa bahwa pria itu mengatakan sesuatu yang lebih dari sekadar peringatan biasa. "Sekte ini memang tidak akan berhenti mengendalikan segalanya... Tapi aku bukan seseorang yang mudah dikendalikan."

------

Li Shen berjalan pelan di tengah hiruk-pikuk kota Guangling, mengamati dengan teliti setiap sudut kehidupan masyarakatnya. Semakin dalam ia menyusuri jalan-jalan kota, semakin jelas terlihat wajah gelap dari kekuasaan Sekte Serigala Putih.

Di sebuah pasar, Li Shen melihat seorang pedagang tua dipaksa menyerahkan sebagian besar hasil jualannya kepada seorang pria kekar berseragam putih dengan emblem serigala di dadanya. Pedagang itu memohon dengan suara bergetar.

"Tolong, aku sudah hampir tidak punya apa-apa lagi! Pajak minggu lalu saja baru kubayar!" serunya.

Pria kekar itu tertawa dingin. "Kurang ajar! Pajak hari ini harus tetap dibayar. Jangan paksa kami menghancurkan daganganmu!" Dengan satu tendangan, pria itu merusak salah satu meja pedagang tua itu, membuat buah-buahannya berserakan di jalanan.

Li Shen mengepalkan tangan, tapi ia menahan diri. "Bukan saatnya sekarang," gumamnya dalam hati, melanjutkan langkahnya.

Tak jauh dari pasar, sebuah gang kecil menampilkan sisi lain dari kekuasaan sekte. Beberapa orang dengan seragam yang sama terlihat memukuli seorang pria muda hingga terjatuh. Salah satu dari mereka meludah ke arah korban.

"Beraninya kau mengelak membayar hutang pada sekte? Ini pelajaran bagi semua orang yang mencoba melawan kami!" bentak salah seorang dari mereka, lalu mereka pergi meninggalkan pria itu yang tergeletak di tanah dengan wajah babak belur.

Li Shen berjalan mendekati pria itu, memberikan sebuah kantong kecil berisi air. "Jangan lawan mereka sembarangan jika kau tak siap," ujarnya singkat sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

Ketika malam mulai menjelang, Li Shen sampai di sebuah area kumuh yang tampak ramai dengan suara sorakan dan tawa kasar. Di depan bangunan besar yang terlihat kumuh, ada papan bertuliskan "Arena Pertarungan Serigala". Beberapa pria berjubah putih berjaga di depan pintu dengan wajah garang.

Li Shen mendekati salah satu pria yang terlihat seperti penjaga pintu.

"Apa ini tempat taruhan?" tanyanya.

Pria itu melirik Li Shen dari atas ke bawah, lalu mendengus. "Hanya untuk orang-orang yang punya uang dan keberanian. Kau datang untuk bertaruh atau bertarung?"

Li Shen tersenyum tipis. "Bisa jadi keduanya. Tapi aku ingin melihat dulu."

Penjaga itu tertawa kecil. "Baiklah, masuk saja. Tapi ingat, kau tidak akan keluar dengan mudah jika membuat masalah."

Li Shen melangkah masuk. Di dalam, sorakan menggelegar memenuhi udara. Sebuah arena berbentuk lingkaran dikelilingi oleh penonton yang berteriak-teriak, beberapa di antaranya melambaikan kantong uang ke arah juru taruhan.

Di tengah arena, dua pria bertarung habis-habisan. Salah satu dari mereka menggunakan pedang sementara yang lain bertarung dengan tangan kosong. Darah berceceran di lantai pasir arena, namun tidak ada yang peduli.

"Jadi ini tempatnya..." gumam Li Shen, memperhatikan setiap detail dengan mata tajam.

Seorang pria bertubuh gemuk dengan pakaian mewah berjalan mendekatinya. Dengan senyum sinis, dia berkata, "Pendatang baru, ya? Kalau kau mau uang cepat, arena itu adalah tempat terbaik. Tentu saja, hanya jika kau cukup kuat untuk keluar hidup-hidup."

Li Shen hanya tersenyum kecil. Dalam hatinya, ia tahu tempat ini akan menjadi langkah berikutnya untuk mengeksplorasi kekuatan dan membuktikan sesuatu pada dirinya sendiri. "Ini tempat yang menarik," pikirnya sambil menatap tajam ke arah arena.

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!