Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Permintaan
"Ferdi ...." Delisa terkejut melihat Ferdi yang ada di hadapannya. Dia tidak menyangka bahwa Ferdi telah kembali lagi ke mansion.
"Delisa ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu," ucap Ferdi dengan wajah seriusnya.
"Apa itu Ferdi?" tanya Delisa penasaran.
"Jangan bicara disini. Lebih baik kita bicara di taman belakang saja, bagaimana?" usul Ferdi, Delisa pun mengangguk dan segera mengekor di belakang Ferdi.
Saat telah sampai di taman belakang, Ferdi langsung duduk di kursi panjang dan menarik tangan Delisa agar ikut duduk di sampingnya. Seketika jantung Ferdi berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Entah kenapa saat berdekatan dengan Delisa, Ferdi merasakan gelenyar aneh di hatinya.
"Ada apa Ferdi?" tanya Delisa yang sudah mendaratkan tubuhnya di kursi.
"Delisa, apa kau sudah tahu jika Kak Albert tengah mencari gadis kecil di masa lalunya?" tanya Ferdi menatap intens Delisa, sedangkan yang di tatap hanya terdiam menunduk tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir tipisnya. Dan kini Ferdi telah mengartikan diam nya Delisa sebagai tanda bahwa Delisa sudah tahu akan hal itu.
"Sejak kapan kau tahu Delisa, jika Kak Albert mencarimu? Maksudku apa kau juga tahu jika Kak Albert mungkin pria yang juga kau cari?" Ferdi menatap lekat wajah Delisa yang masih diam menunduk.
"Aku baru mengetahuinya pagi tadi," jawab Delisa pelan yang masih bisa di dengar oleh Ferdi.
"Lalu kenapa kau tidak bilang jika kau gadis itu?" Ferdi mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti dengan Delisa yang tidak mau mengakui dirinya sebagai gadis kecil itu, gadis yang di cari oleh Albert.
Mendengar hal itu sontak Delisa mendongakkan wajahnya menatap Ferdi. Seketika kedua mata mereka saling bertemu, dan berakhir Delisa yang memutus kontak mata terlebih dulu.
"Aku tidak yakin jika Albert akan percaya dengan ucapanku. Terlebih lagi dia yang sangat membenciku karena menganggap orang tuaku penyebab kematian orang tuanya."
"Tapi Delisa setidaknya kau harus ...." ucapan Ferdi terpotong karena Delisa yang langsung berucap.
"Aku sudah lelah Ferdi, dan aku hanya ingin segera keluar dari tempat ini," kata Delisa dengan wajah sendunya.
"Tapi Delisa ...."
"Ferdi, apa aku bisa meminta tolong padamu?" tanya Delisa menatap wajah Ferdi berharap pria yang ada di hadapannya kini bisa menolong nya.
"Apa itu Delisa?"
"Tolong cari penyebab kematian orang tua Albert karena dengan cara itulah aku bisa lepas dari siksaan Albert," pinta Delisa dengan nada memohon.
"Kau tenang saja Delisa, aku akan mencari tahu untukmu. Tapi kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya pada Albert bahwa kau adalah gadis kecil itu?" tanya Ferdi penasaran.
"Aku tidak bisa Ferdi. Jujur di dalam lubuk hatiku aku sangat merindukan Aston, tapi perlakuan nya selama ini terhadapku sangat keterlaluan membuatku sangat membencinya. Bahkan sangat menyakitiku hatiku, aku masih belum bisa untuk menerima semua itu," terang Delisa pada Ferdi, mengeluarkan semua unek-unek nya yang sekian lama bersarang di hatinya.
"Tapi, Kak Albert melakukan hal itu karena dia tidak tahu bahwa kau adalah gadis kecilnya. Dan selain itu dia juga telah salah paham padamu sehingga dia tidak bisa menyadari apapun." Ferdi terus berusaha menjelaskan fakta sebenarnya pada Delisa, berharap Delisa mau mengatakan sebenarnya pada Albert jika dia adalah gadis kecil itu.
"Apakah kau yakin sikap Aston akan berubah baik padaku, jika memang benar orang tuaku lah penyebab kematian orang tuanya?" tanya Delisa yang kemudian membuat Ferdi terdiam tak bisa menjawab.
"Tidak bukan? Dan aku rasa itu sangat mustahil bagi Albert untuk bisa menerima itu semuanya. Justru Albert hanya akan membenciku dengan fakta yang sebenarnya. Jadi, ku mohon Ferdi jangan beritahu Aston jika aku adalah gadis kecil itu," pinta Delisa yang terus memohon agar Ferdi mau mengabulkan keinginannya.
"Aku janji akan menolong mu Delisa. Dan aku akan mencari lebih dalam lagi perihal kematian Om dan Tanteku," ucap Ferdi sungguh-sungguh.
"Ya, aku mohon tolong bantu aku Ferdi," kata Delisa dengan nada memohon pada Ferdi, berharap Ferdi benar-benar mau membantu nya.
"Ya, aku akan membantumu Delisa. Tapi apa kau tahu, bahwa sekarang ini ada seorang gadis yang mengaku sebagai dirimu. Apa kau tidak masalah dengan hal itu?"
"Tidak, selagi Albert nyaman dengan gadis itu," jawab Delisa mantap meski hatinya merasa sakit, akan tetapi dia rela jika itu bisa membuat Aston bahagia.
"Tapi, jika kenyataannya orang tuamu memang bersalah, lalu apa yang akan kau lakukan Delisa?" tanya Ferdi penasaran.
"Aku akan siap menerima hukuman dari Aston," lirih Delisa.
"Namun, jika orang tuamu memang tidak bersalah. Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya kembali Ferdi menatap lekat Delisa yang saat ini tengah menunduk.
"Maka aku akan meminta kebebasan pada Aston, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupan Aston." Delisa mendongakkan wajahnya menatap Ferdi. Seakan dia sudah siap dengan apa yang di katakan barusan.
Kini hati Ferdi merasa sakit kala melihat wajah Delisa yang terlihat sedih. Dan Ferdi merasa bersalah akan hal itu yang telah melontarkan berbagai macam pertanyaan pada Delisa.
"Maafkan aku Delisa telah membuatmu bersedih," ucap Ferdi sambil menggenggam erat jemari tangan Delisa.
"Tidak apa-apa Ferdi, kau tidak bersalah," kata Delisa sambil tersenyum manis pada Ferdi.
"Mulai sekarang anggaplah aku sebagai sahabat mu. Aku siap dan selalu ada untukmu. Dan pundak ku ini akan siap menjadi tempat bersandar mu." Ferdi menatap lekat wajah Delisa, dan lagi jantungnya kembali berdetak tidak sinkron kala dia berdekatan dengan Delisa. Seketika Ferdi melepaskan genggaman tangan nya dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
'Ya Tuhan ada apa denganku? Kenapa jantung ini kembali berdebar.' Ferdi
"Terimakasih Ferdi," ucap Delisa tersenyum, dan langsung menyandarkan kepalanya ke pundak Ferdi.
Jujur saat ini Delisa butuh tempat bersandar dan tempat untuk mencurahkan segala isi hatinya. Dan Delisa telah menemukan tempat itu, tempat yang Ferdi tawarkan padanya.
"Terimakasih Ferdi," ucap Delisa yang masih bersandar di pundak Ferdi.
Di sisi lain Ferdi tengah menahan segala sesuatu yang membuat jantungnya berdegup kencang. Ferdi tidak tahu kenapa setiap dia berdekatan dengan Delisa, perasaan itu kembali menyeruak di hatinya.
🌷🌷🌷
Sementara di tempat lain, Albert yang telah selesai menemani gadis kecilnya kini dia mengantarkan Laura pulang menuju kediamannya. Di perjalanan, saat di dalam mobil tak hentinya Laura bergelayut manja di lengan Albert dan membuat Albert tersenyum melihat tingkah gadis kecilnya yang menurutnya begitu menggemaskan. Albert sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, justru Albert sangat bahagia melihat gadis di sampingnya tersenyum bahagia.
"Laura, apa kau sangat merindukan ku? Sampai kau sepertinya tidak ingin berpisah denganku," tanya Albert menatap ke arah samping dimana Laura yang tengah menyandarkan kepalanya pada pundak Albert dengan jemari tangan yang masih setia melingkar di lengan Albert.
"Hmmmm ... aku sangat merindukanmu Albert," jawab Laura dengan nada manja yang mampu membuat Albert bersemu merah mendengar nya.
'Tapi aku lebih merindukan hartamu, Albert.' Laura
Di dalam hatinya Laura menertawakan Albert yang dengan mudahnya dia bohongi. Dengan Albert yang sangat bucin padanya membuatnya tidak sulit untuk menaklukkan pria yang berada di sampingnya. Tinggal selangkah lagi rencananya dengan kedua orang tuanya akan berhasil. Dan sebentar lagi Laura akan menguasai seluruh Asset yang di miliki oleh Albert. Sungguh Laura sudah tidak sabar menanti moment itu dimana dirinya akan menjadi seorang Nyonya dari Albert pengusaha muda sukses yang tersohor di kotanya.
"Sama aku juga merindukanmu, Laura." Albert memeluk tubuh Laura yang masih bersandar di pundaknya.
"Albert, besok temani aku untuk menghadiri ke pesta ulang tahun temanku ya," pinta Laura.
"Iya," balas Albert mengiyakan keinginan Laura.
"Tapi sebelum pergi ke pesta kau harus menemaniku membeli gaun dulu, yah, yah, yah ...." lagi dan lagi Laura bersikap manja pada Albert.
"Iya, apapun yang kau minta aku akan menurutinya," ucap Albert mengiyakan segala keinginan Laura.
"Makasih Albert." Sebuah lengkungan manis tercetak di bibir Laura kemudian tanpa malu Laura langsung mencium pipi Albert.
🌷Mansion Bagas Pratama🌷
Tak terasa mobil mewah Albert telah sampai di depan mansion Laura. Setelah berpamitan dengan Albert, Laura segera turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam mansion.
"Bagaimana, Sayang?" tanya Bagas pada putrinya yang barusaja tiba di ruang keluarga.
"Aman, Albert percaya kalau aku gadis kecil yang dia cari. Papa tenang saja tidak usah khawatir, aku bisa menaklukkan Albert pria arogan itu." Laura menyeringai kala mengingat Albert yang begitu mudah nya bisa tertipu oleh dirinya.
"Bagus! Dan ingat kau harus tetap berakting sebaik mungkin di hadapan Albert," ucap Bagas memperingati putrinya.
"Baiklah Pa. Percayakan semua ini padaku," balas Laura dengan seringainya.
"Papa percaya padamu, dan bangga mempunyai putri sepertimu."
🌷Mansion Albert🌷
Setelah mengantar Laura, Albert pun segera pulang menuju mansion. Dan beberapa saat kemudian mobil mewah Albert telah sampai di lobby mansion. Albert keluar dan berjalan masuk ke dalam, pada saat dia ingin menaiki tangga menuju kamarnya tak sengaja kedua matanya menangkap sosok yang begitu familiar. Seketika rahang Albert mengeras, kedua tangan nya pun mengepal kuat, serta sorot matanya pun memerah, terlihat jelas kilatan amarah di dalam sana.
'Dasar gadis pelacur! Kau ingin menggoda Ferdi bukan agar kau bisa lolos begitu saja dari ku.' Albert
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂