Ronald Leo, seorang remaja berbakat dari desa kecil di Kediri mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpinya menjadi pemain sepak bola profesional. Setelah mencuri perhatian pelatih selama seleksi Borussia Dortmund ||, Leo berkembang pesat dengan bantuan sebuah Sistem misterius yang meningkatkan kemampuan fisik dan tekniknya diatas rata- rata. Ditengah persaingan ketat dan berbagai tantangan, Leo memimpin timnya menjadi juara liga remaja Jerman dan mencetak prestasi luar biasa. Namun, perjalanan Leo baru saja dimulai, karena ia kini harus membuktikan kemampuannya di panggung yang lebih besar ~ Liga Profesional.
Dengan penuh aksi, persahabatan, dan impian besar, "SISTEM SEPAK BOLA" adalah kisah seorang remaja Indonesia dalam meraih kejayaan di dunia sepak bola internasional.
Novel ini tidak menganut jadwal dan regulasi liga Eropa secara menyeluruh, demi perkembangan jalan cerita, jadi mohon dimengerti bila ada jadwal yang melenceng jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Star24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Seminggu berlalu, namun Leo belum menerima misi baru dari sistem. Ia mulai sedikit gelisah, tapi tetap fokus pada latihan rutin yang sudah ia jalani. Sementara itu, satu per satu rekan rekan setimnya mulai kembali dari liburan mereka.
Di hari pertama latihan bersama, suasana di lapangan terasa ramai. Para pemain bercanda dan berbagi cerita tentang liburan mereka, namun senyum mereka perlahan memudar ketika pelatih Roger datang dengan wajah serius.
"Baik, semua berkumpul!" Seru Roger dengan nada tegas. "Selamat datang kembali, saya harap kalian semua sudah siap untuk paruh kedua musim ini".
Para pemain berdiri di barisan, dan memperhatikan Roger dengan serius. Namun ada beberapa wajah yang terlihat sedikit tegang.
Roger berjalan mendekati beberapa pemain yang terlihat sedikit lebih gemuk dari pada biasanya. "Kau, David, bagaimana bisa berat badan mu naik 3 kilogram selama liburan? Kau pikir ini waktu istirahat total?"
David, gelandang bertahan yang biasanya kuat dan tak kenal lelah, menunduk malu. "Maaf Coach. Saya tidak terlalu menjaga makanan..."
"Dan kau, Erik!" Roger menunjuk Erik Braun, gelandang tengah yang perutnya terlihat agak buncit. "Kondisi fisikmu memburuk. Kau pikir kita akan menghadapi lawan yang mudah di paruh musim kedua nanti?"
Erik menggaruk kepalanya berusah mencari alasan. "Saya berjanji akan memperbaikinya, Coach".
" Tidak ada janji! Kau dan David akan mendapatkan jatah latihan ekstra setelah ini. Aku tidak akan membiarkan siapapun merusak kerja keras tim kita sejauh ini!" Roger berteriak dengan nada tak terbantahkan.
Beberapa pemain lainnya juga mendapat teguran serupa. Leo, yang berdiri di ujung barisan, memperhatikan dengan tenang. Dia merasa bersyukur telah menghabiskan liburannya dengan terus berlatih, menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima.
Setelah memberikan beberapa instruksi tambahan, Roger berkata "Baik, kita akan mulai latihan ringan hari ini. Tapi bagi kalian yang melanggar aturan berat badan, bersiaplah untuk latihan ekstra setelah ini!"
David dan Erik saling pandang dengan cemas, sementara pemain lainnya menahan tawa. Suasana kembali serius ketika latihan dimulai.
Leo berlari bersama tim, mengikuti setiap instruksi dengan disiplin. Meski paruh pertama musim sudah berjalan dengan baik, dia tahu bahwa tantangan sebenarnya baru saja di mulai.
Dan dengan dukungan Roger serta bimbingan Max sebagai agen barunya, Leo semakin siap untuk menghadapi apapun yang akan datang.
***
Musim kedua Liga 3 Jerman akhirnya di mulai dengan semangat membara di setiap tim yang berpartisipasi, termasuk Borussia Dortmund U17. Di awal musim ini, klasemen sementara belum banyak berubah, tetapi atmosfer penuh dengan antusiasme dari beberapa pendukung dan pemain. Setiap tim bertekad untuk menampilkan yang terbaik, termasuk Wehen Wiesbaden, lawan pertama Dortmund U17.
Di pagi hari sebelum pertandingan, Leo tengah bersiap di kamarnya di asrama. Ia merasa cukup gugup namun antusias. Tepat ketika ia akan merapikan sepatunya, sistem tiba tiba memberikan pesan.
(Sistem: Misi Baru Tersedia)
(Misi: Tampil Gemilang Di Awal Musim
Deskripsi: Tunjukkan performa luar biasa di pertandingan pertama musim kedua melawan Wehen Wiesbaden.
Target: Cetak minimal 2 gol dalam pertandingan.
Hadiah: +10 poin kharisma, item green deker bisa mengurangi resiko cedera)
Leo tersenyum melihat misi itu. Ini bukan pertama kalinya sistem memberinya tantangan, tapi setiap kali itu terjadi, ia selalu merasa tanggung jawab yang besar untuk memenuhinya.
Dia mengambil nafas dalam dalam dan merapikan kausnya, bersiap menuju ruang ganti bersama rekan rekannya.
Saat tiba di ruang ganti, suasana terasa intens. Para pemain lain sedang fokus dengan persiapan mereka, tapi beberapa di antaranya tidak bisa menahan percakapan kecil.
"Aku dengar Wehen Wiesbaden lumayan kuat di lini tengah musim ini," ujar Erik, salah satu gelandang Dortmund U17.
David, yang duduk di sebelahnya, menanggapi dengan serius, "Ya, mereka juga punya penyerang cepat. Kita harus hati-hati."
Pelatih Roger memasuki ruangan dengan tenang namun tegas. Semua pemain segera menghentikan obrolan mereka dan fokus pada arahan pelatih.
"Baik, semua! Ini pertandingan pertama kita di paruh kedua musim. Aku tidak perlu mengingatkan betapa pentingnya pertandingan ini. Kita butuh tiga poin untuk memastikan kita tetap berada di jalur yang tepat," kata Roger sambil menatap para pemain satu per satu.
Dia melanjutkan, "Leo, aku ingin kamu bermain agresif hari ini. Aku akan menukar posisimu ke sayap kiri. Kita butuh dorongan dari sayap dan aku tahu kamu bisa memberikan itu. Beri tekanan pada bek mereka dan buat pergerakan yang tak terduga. Mereka tidak akan siap menghadapi kecepatanmu."
Leo mengangguk dengan yakin. "Siap, Coach."
Setelah memberikan instruksi teknis lainnya, pelatih Roger memberi isyarat kepada tim untuk bersiap. Para pemain berbaris keluar dari ruang ganti menuju lapangan. Di luar, sorakan dari para suporter mulai terdengar, menambah semangat setiap pemain.
***
"Priiiit" peluit ditiup oleh wasit menandakan babak pertama dimulai.
Babak pertama dimulai dengan intensitas tinggi. Kedua tim saling menyerang sejak menit awal, tetapi pertahanan dari Wehen Wiesbaden cukup solid. Leo, yang bermain di sayap kiri, beberapa kali mencoba melakukan penetrasi, namun masih sulit menembus pertahanan lawan.
Pada menit ke-20, Leo mendapatkan bola di tengah lapangan setelah intersepsi dari David. Ia langsung menggiring bola dengan cepat, menghindari satu pemain lawan, lalu yang kedua. Para suporter mulai berdiri dari tempat duduk mereka, sorak-sorai menggema di seluruh stadion.
"Leo, teruskan!" teriak Erik dari lini tengah, memberi dorongan semangat.
Dengan kecepatan yang luar biasa, Leo melewati bek terakhir Wehen Wiesbaden yang mencoba menghentikannya. Hanya ada kiper yang tersisa di depan Leo.
"Ayo, Leo! Cetak gol!" sorak para penggemar dari tribun.
Leo menendang bola dengan tenang ke sudut kanan bawah, dan kiper tak mampu menjangkaunya.
"Goooolll, gooollll, gooooooolllll, pergerakan yang luar biasa dari pemain bintang Borussia Dortmund U17, dia melakukan pergerakan yang elegan," suara komentator di lapangan bergema ke seluruh stadion.
Gol pertama Dortmund II! Leo mencetak gol solo yang luar biasa pada menit ke-21.
Rekan-rekannya segera mengelilingi Leo, memeluk dan memberi pujian.
"Hebat, Leo! Luar biasa!" seru Erik sambil menepuk punggungnya.
Pelatih Roger tersenyum dari pinggir lapangan. Ia tahu bahwa Leo adalah aset besar bagi tim ini.
*****
(Halo para readers, hari ini cukup 3 bab aja ya, dan Terimakasih sudah membaca pertamaku😊)
ini copy paste atau karya asli?
sorry author bukannya meremehkan karyamu atau apalah tapi menurut saya pribadi jalan cerita yang author tulis tidak asing bagi saya🙏