Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Yang Berbeda
Wanita Pengganti Bagian 31
Oleh Sept
Bukan sulap bukan sihir, bukan prank juga. Jadi mohon kencangkan sabuk pengaman. Siapakan hati dan mental, jangan lupa. Yang masih unyu-unyu, awas kalau gak di skip. Aku doakan nikah muda, seperti Sept. Hehehe. Yang sudah menikah, aku doakan semakin lengket sama pasangan. Aamiin. Zona Bahaya!
***
DUG ... DUG ...
Jantung Aira berdegup dengan kencang, wanita muda itu sangat terkejut karena mendapat serangan dadakan dari pria yang berbaring di sebelahnya.
Farel sejak tadi marah-marah, tapi kalau mereka sudah satu ranjang, pria itu seperti menjelma menjadi sosok lain. Sosok pria yang membuatnya ketakutan. Tidak berani melawan, hanya bisa menyerahkan semuanya. Karena menghindar pun percuma. Pria itu sudah membelinya.
Sementara itu, Farel sudah memainkan lidah. Sesekali ia mengigit bibir Aira, berharap istrinya itu memberikan response. Dasar Aira gadis kaku, gadis belia yang belum pernah pacaran. Aira pun tidak tahu harus melakukan apa. Sampai akhirnya Farel melepaskan bibirnya. Kemudian berbisik pelan di telinga Aira.
"Ci um aku," bisik Farel dengan jakun yang naik turun. Dari awal hanya Farel yang menyerang. Pria itu kini ingin Aira yang polos tersebut agar lebih aktive.
Aira menelan ludah, perintah Farel sungguh membagongkan. Sebuah perintah yang membuat Aira canggung dan bingung.
"Lakukan," kata Farel lirih. Sambil tangannya mulai menjalar di sekujur tubuh Aira seperti ular.
Jantung Aira sudah tidak aman, dag dig dug tidak terkendali. Ingin memulai saja tangannya gemetar. Sungguh, tugas dari Farel cukup membuatnya grogi.
"Jangan buat aku menunggu!" ucap Farel kemudian sambil mengusap lembut pipi Aira.
Karena sudah diperintah berkali-kali, akhirnya Aira mulai bergerak. Wanita tersebut kemudian mulai mendekatkan wajahnya. Hingga bisa merasakan embusan napas hangat dari pria di depannya.
'Apa yang sudah aku lakukan? Laki-laki ini ... dia suamiku, mereka sudah membeliku dengan uang ... perintah mereka, sudah aku lakukan. Aku bahkan sudah hamil, aku tidak tahu, apalagi yang akan terjadi nanti ... tapi ... pria ini, terus saja menyentuhku.'
Aira gelisah, sambil menutup mata, ia semakin menepis jarak antara dirinya dan Farel, hingga mereka benar-benar bertemu.
CUP
Bibirnya terbuka sedikit, kemudian mencoba masuk. Sama seperti apa yang Farel lakukan sebelumnya.
'Aku harus bagaimana lagi?' batin Aira.
Lidahnya bergerak-gerak di dalam sana, dan cukup terkejut ketika Farel ikut berkelana di dalam sana. Saling menyentuh dengan indra perasa, dengan sedikit bimbingan dari Farel, Aira terus melakukan apa yang pria itu katakan.
"Ish ...!"
Aira mendesis pelan, merasakan lidahnya digigit dengan segaja. Tidak berhenti di situ, Farel kembali melakukan step selanjutnya. Tidak membiarkan Aira lepas dengan mudah. Tugasnya belum selesai, ini baru permulaan.
"T .. Tuan," pekik Aira kaget.
Aira sudah dilepas, tapi hanya bibir atas. Karena bibir yang lain mulai dikerjai oleh suaminya itu, suami pemarah yang terlalu liar bila di ranjang. Mungkin karena lawan mainnya yang tidak biasa. Seorang wanita muda yang minim pengalaman dan tentunya memiliki sensasi rasa yang tersendiri.
"Bagaimana ... kamu menyukainya?" bisik Farel kemudian langsung menyesap leher Aira. Mungkin sudah nyut-nyutan, dia jadi sangat gemas.
Aira mencoba menekuk lututnya, tapi ditahan oleh tubuh Farel. Pria itu mengunci semua ruang geraknya, membuat Aira tidak bisa kabur meskipun sejengkal.
Meskipun dilihatnya Aira mengeliat tidak karuan, Farel tidak berhenti. Jari-jarinya terus saja bermain-main. Seolah medapat mainan baru, Farel terlalu menikmati permainan. Dia bahkan tidak peduli, ketika Aira menggeleng, memohon padanya untuk berhenti.
"Jangan banyak bergerak," kata Farel kemudian merambat ke bawah.
Aira panik, ia langsung beringsut. Tapi dengan kuat Farel langsung mencengkram pinggangnya dengan kedua tangan.
"Ssst ... Tuan!"
Tubuhnya tidak kuasa mendapat serangan yang bertubi-tubi, baru pemanasan, tapi Aira sudah merasa seperti dibakar geloraa yang luar biasa. Dia tidak tahan, hingga merapatkan kaki, tidak peduli Farel masih ada di bawah sana.
Dalam hati, Farel tersenyum getir. Dia memang sudah edann. Karena terlalu menyukai hal itu. Ia sesap sampai Aira mengeliat, tubuhnya bergetar menahan sesuatu.
Denyut jantung keduanya mulai berkejaran, napas pun sudah saling memburu. Diperlakukan seperti itu, Aira jelas goyah. Tubuhnya pun mulai memanas. Sesapan demi sesapan Farel membuatnya lemas.
"Bangun," titah Farel yang melihat Aira lemas.
Mata keduanya bertemu, ada sesuatu yang harus diselesaikan malam ini. Farel kemudian duduk, ia meminta Aira kembali naik.
"Naiklah!"
Keduanya menelan ludah dan bersambung.
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀