Berkisah Tentang Rizan Penerus DCN corp yang kesal dengan seorang Gadis hingga membawanya pada sebuah pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fonzo manek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bawel
Hati Dokter Riska begitu sakit mendengar kalimat kasar itu dari Rizan orang yang akan menikah dengannya minggu depan.
Tidak terasa Air mata mulai jatuh membasahi pipinya namun Dia terus saja memeriksa keadaan Rizan.
"Kondisi tubuhmu sudah cukup kuat jadi kamu tidak memerlukan infus lagi, namun makan dan minum kamu harus teratur dan bergisi, kamu juga harus minum yang teratur dan tidak banyak gerak untuk beberapa hari ke depan biar lukamu cepat mengering dan sembuh" Jelas Dokter Riska sambil membuka Infus yang ada di tangan Rizan
"Itu menjadi tanggung jawabmu. Ayo cepat basuh mukamu, aku tidak ingin orang tuaku melihat wajah kusudmu itu" Pinta Rizan setelah melepaskan botol infus yang ada di tangan Rizan
Setelah membasuh wajah, Dokter Riska segera mengajak Rizan ke ruang makan karena semua sudah menunggu mereka di Ruang makan.
"Maaf sedikit lama. aku masih harus memeriksa keadaan Risan dan melepas botol infus" Dokter Riska meminta maaf karena sudah membuat orang tua Rizan menunggu
"Tidak masalah.... Rizan tidak melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu kan ?" Selidik Arindi
"Gk lah mams.... Mana bisa aku melakukan sesuatu yang buruk terhadap menantu kesayangan opa" Sahut Rizan sambil melihat ke arah Andre
"Rizan... kamu tidak perlu mencemaskan pilihan opa. Ayo segera di makan, jika tidak kita akan terlambat berkunjung ke rumah Rizka" Ajak Andre pada mereka semua
Semua seketika hening menghadap piring mereka masing - masing. karena Rizan belum bisa mengambil makanannya sendiri.
Dokter Riska berinisiatif mengambil makanan untuk Rizan, tanpa bertanya Dokter Riska mengambil lauk yang ada di meja makan dan langsung memberikan pada Rizan.
"Heiii.... kenapa kamu mengambil makananku tanpa memberitahukan terlebih dahulu apa yang aku suka atau tidak dengan makanan pilihanmu" omel Rizan pada Dokter Riska
"Itu adalah makanan yang tadi pagi aku sediakan untukmu agar kamu lekas sembuh. tidak ada udang disana, jadi kamu tidak perlu kwatir. habiskan makananmu itu" sahut Dokter Riska sambil mengambil makanan untuknya
"Huhh...." Rizan hanya menghembuskan nafas kasar sambil melihat ke Arah Dokter Rizan setelah mendapat tatapan membunuh dari Ayahnya
Sehabis makan, Dokter Riska langsung memberikan Air minum pada Rizan sekalian obat yang sudah ada di genggamannya dan menyuruh Rizan meminum obatnya.
Rizan yang tidak terbiasa dengan obat begitu takut melihat obat dalam jumlah banyak yang di berikan dokter Riska padanya.
"Apa - apaan ini, apa kamu ingin meracuni dengan obat ?" Omel Rizan
"ini semua karena kamu memaksa untuk membuka infusmu" Jawab Dokter Riska dengan kesal
"Ayo habisin biar kamu cepat sembuh Rizan. Dokter Riska tau apa yang terbaik untukmu" Sahut Arindi menengahi mereka
"Awas aja kalau kamu sengaja meracuniku dengan obat. Aku akan mencabut lisensi Doktermu" balas Rizan sambil berusaha minum obat yang di berikan Riska.
Dokter Riska hanya Diam sambil merapikan meja makan bersama Arindi. Sambil mencuri pandang melihat Ekpresi Rizan yang begitu lucu saat minum obat. Ingin rasanya Dia menertawai Rizan.
###
"biar ibu yang membereskan sisanya, kamu kesana bantuin Rizan. Dia akan kesusahan jika harus bersiap sendirian" Pinta Arindi pada Riska
"Baik bu" Jawab Riska dan langsung pergi ke kamar Rizan
Dokter Riska membuka kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu membuat sang empunya kamar kaget
"Heiii.... kenapa kamu masuk ke kamarku tanpa mengetuk terlebih dahulu" Protes Rizan pada Riska
"Maaf.... ibu menyuruhku membantumu bersiap untuk kerumahku" Sahut Dokter Riska mendekati Rizan
"Siapkan pakaianku dan Air hangat. aku ingin mandi" Perintah Rizan pada Dokter Riska
"Heiii... aku bukan penbantumu. aku ini Dokter pribadimu, bagaimana kamu bisa seenaknya menyuruhku seperti pembantu" Kesal Dokter Riska
"kamu lupa atau sengaja amnesia ?" tanya Rizan pada Dokter Riska
"Kamu belum bisa mandi karena lukamu belum benar - benar kering" Protes Dokter Riska
"Pokoknya aku gk mau tau. aku harus mandi, seluruh badanku gerah dan berat karena 2 hari gk mandi. percuma kamu mendapat Gelar lulusan terbaik jika tidak bisa mengakali itu, aku juga membayar kamu mahal untuk merawatku jadi kamu harus mengikuti keinginanku bukan aku yang mengikuti keinginanmu" Protes Rizan Frustasi
"Huhhh.... Baiklah. biarkan aku membungkus lukamu agar tidak basah saat mandi" sahut Dokter Risa sambil menghampiri Rizan
"Dasar keras kepala" Gerutu Dokter Riska sambil membungkus luka Rizan
"Aku mendengarnya. Awas aja kalau lukanya tidak mengering 2 hari ke depan, aku janji namamu akan tercoreng sebagai Dokter muda terbaik" Ancam Rizan pada Dokter Riska
"Kalau kamu mau cepat sembuh, nurut donk sama aku. Gimana kamu mau cepat sembuh kalau aku yang harus nurut sama kamu bukan kamu yang nurut sama aku" Protes Dokter Riska
"Pokoknya itu masalahmu, aku gk mau tau. cepat siapkan airnya" Perintah Rizan
"Jangan banyak gerak biar lukamu cepat mengering. Aku akan memasang Arm Sling di tanganmu biar kamu jangan banya gerak dan lukamu bisa cepat sembuh"
"Itu terserah kamu asal jangan mengganggu kenyamananku" Sahut Rizan dan berlalu pergi ke kamar mandi
Dokter Riska langsung menelpon Pak Hassan untuk mengantar Arm Sling karena Dia tidak menyiapkan sewaktu datang ke rumah Rizan.
sembari menyiapkan Pakaian yang akan di kenakan Rizan, Dokter Riska menggurutu "Aku ini seorang Dokter lulusan terbaik di universitas paling bergengsi di kota ini, bagaimana bisa aku bisa di perlakukan seperti ini. huh... dasar bos Sialan" Gerutu Riska sambil menyiapkan pakaian Rizan
Dokter Riska belum bisa pergi dari Kamar Rizan karena Dia harus membantu Rizan bersiap. Dia tidak ingin di bentak seperti pagi tadi.
Sambil menunggu, Dokter Riska membereskan pakaian Rizan yang masih berantakan karena mereka baru saja pindah.
"Baguslah... kamu tau diri seperti itu" Rizan berucap sambil melihat ke Arah Dokter Riska dan hanya di balas dengan senyuman paling manis
"Jangan tersenyum, senyummu itu jelek. jangan berharap karena kamu membereskan bajuku dan kamu mendapat simpati dariku" Lanjut Rizan sambil memaksakan diri mengeringkan rambut dengan satu tangan
"Maafkan aku... aku hanya tidak terbiasa jika melihat berantakan seperti ini" Sahut Dokter Riska dengan sedikit kecewa sambil melihat ke Arah Rizan
"Ayo dilanjutkan... aku tidak menyuruhmu untuk berhenti" Perintah Rizan dengan ketus
"Iya Boss...." sahut Riska kembali menyimpan pakaian di lemari yang sudah tersedia disana
"Heyyy.... apa kamu tidak lihat aku kesusahan memakai bajuku" Bentak Rizan
"Aku hendak membantumu tapi kamu menyuruh membereskan pakaianmu. aku bukan naruto" Gerutu Dokter Riska
"Ayo buruan" Bentak Rizan dan pura - pura tidak mendengar
Dokter Riska segera ke kamarnya untuk bersiap setelah menbantu Rizan. Dia tidak ingin telat.
Tadi di meja makan Dara memberitahukan bahwa tepat Jam 9 Mereka akan berangkat ke rumah Dokter Riska sementara saat ini sudah pukul 08.17
"Heiii.... kamu hendak kemana ? Siapa yang membereskan ini jika kamu pergi"
"Aku harus bersiap sekarang. aku akan terlambat jika harus membereskan semua imi. aku akan membereskan setelah kita pulang" sahut Dokter Riska
"Sebegitu inginnya kah kamu menikah denganku hingga kamu terlihat sangat antusias" Sahut Rizan dengan sinis
"Kamu pikir aku bahagia akan menikah denganmu. aku hanya tidak ingin membuat kedua orang tuamu dan oma, opa menunggu" Sahut Dokter Riska dengan air mata yang sudah membasahi pipinya
"Ya sudah... pergi sana. apalagi yang kamu tunggu" Usir Rizan pada Dokter Riska