setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Tergiur Nominal
Sebuah kenangan tak menyenangkan pernah terjadi di antara aku dengan cindy. Saat itu aku masih berada di sekolah dan kelas yang sama dengannya, di tahun pertama sekolah menengah atas.
Kekayaan dan kesuksesan belumlah menghampiri keluarga kami yang baru merintis sebuah usaha. Kenyataan pahit selain itu bahwa keluarga kami bisa hidup sukses dan bahagia hanya dalam hitungan tahun setelah ayah mengalami kebangkrutan karena mempercayai seorang penipu yang menjanjikan sebuah saham yang tak main-main jumlahnya.
Saat itu suasana yang ramai di dalam kelas masih terbayang jelas di kepalaku, di waktu awal jam istirahat cindy pernah mengajakku berbicara di dalam kelas.
"Oliv, apa kamu mau pakai lipstik ini, aku belum pernah mencobanya sama sekali" ucapnya sembari menyodorkan sebuah lipstik di tangannya
"Tidak apa, maaf karena aku tidak bisa menggunakan riasan sama sekali"
"Kamu punya wajah yang cantik, kalau kamu pakai ini tentu saja jadi makin cantik loh, lagi pula ini juga barang mewah yang sudah aku beli"
"Maaf aku tidak bisa menggunakannya, aku benar-benar tidak membutuhkannya cindy, maaf ya"
Setelah aku berkata demikian pada cindy, sontak saja seluruh mata yang ada di ruangan itu terus memandangku dengan tatapan tak suka. Itulah satu-satunya pembicaraan yang pernah terjadi di antara aku dan cindy, hingga beberapa hari kemudian terjadi sesuatu pada aku dan ibuku.
"Ibu"
"Ssstt" ucapnya seraya memberi isyarat untuk tetap diam.
"Aku sangat suka dengan menu masakan hari ini" bisikku lirih.
"baiklah, makan yang banyak kalau begitu"
Saat itu ibuku bekerja di kantin sekolah sebagai asisten juru masak. Hingga tak aku sadari percakapan lirih itu di lihat oleh cindy yang sudah jelas-jelas tak suka denganku. Saat gilirannya mengambil makanan ia pun berulah dan mengakibatkan kegaduhan di kantin sekolah.
"Selamat makan"
"Bu, bagaimana bisa anda menyajikan sup dengan tangan yang berkeringat seperti itu" ucapnya sambil memandang jijik
"Nak tapi saya tidak menyeka keringat dengan sarung tangan melainkan dengan lengan baju saya. Kalau begitu maaf, saya akan langsung mengganti sarung tangan dan juga sup anda dengan yang baru" ujar ibu dengan sopan dan tidak marah sama sekali meski dikatai oleh seorang siswa yang usianya masih sangat jauh di bawahnya.
Tiba-tiba perkara itu pun terjadi, dia sengaja menumpahkan makanan dan melakukan playing victim di depan banyak siswa serta karyawan dapur sekolah.
"Apa yang terjadi?" tanya seorang kepala dapur
"Ibu itu melemparkan sup ketika cindy sedang mengkomplain tentang kebersihannya" cerca salah satu teman Cindy
"Ya tuhan tanganku sakit dan rasanya seperti terbakar"
"Tidak siswa, kalian salah paham!" ucap ibu
"Minta maaf!, bukankah orang dewasa tidak sepatutnya melakukan hal seperti itu? Jika anda sudah dewasa minta maaflah selayaknya orang dewasa" Ucap Cindy
Saat itu aku langsung bangkit dari tempat dudukku karena sudah tak tahan melihatnya, namun ibuku langsung menyadari aku yang tengah berjalan ke arahnya dengan wajah kesal serta marah, akhirnya dengan cepat dia langsung memberiku isyarat agar tak perlu ikut campur dan duduk diam di tempat dudukku seperti sebelumnya. Tentu saja aku geregetan dan sangat marah karena aku tidak di perbolehkan untuk ikut campur atau setidaknya untuk sekali biar ku jambak rambut pendeknya itu hingga terlepas dari kulit kepalanya. Akhirnya dengan sangat terpaksa ibu meminta maaf pada cindy yang sedang mempermainkannya di depan umum. Tak lain itu semua beliau lakukan hanya demi kebaikan bersama. Bahkan di saat ibuku telah berhenti dari dapur umum karena ulahnya, Cindy masih saja terus membicaran keluargaku pada teman-teman satu kelas hingga mereka semua pun ikut memandangku sebelah mata.
Begitulah sebab dan akibat ibuku berhenti dari dapur umum sekolahku dulu.
"Ah, kalau mengingat ingat masa lalu itu membuatku makin malas bertemu dengannya disini" keluh oliv
"Satu lagi alasan untuk mengundurkan diri muncul, kemarin barra, sekarang giliran cindy, haruskah aku menulis surat pengunduran diri saja sekarang?" Gerutunya kesal. Kring suara telepon di mejanya berdering tiba-tiba.
"Halo Dengan Olivia dari tim produksi 1, apa ada yang perlu disampaikan?"
"Oh, asisten olivia kebetulan sekali, ini saya salman dari tim SDM, apa anda bisa datang ke depertemen kami sekarang?"
"Baik, saya akan kesana sekarang" ucapnya kemudian menutup telepon.
"Kenapa Tim SDM memanggilku sekarang?" Gumamnya sambil melangkah ke ruang depertemen sdm.
"Permisi" ucap oliv seraya mengetuk pintu
"Anda sudah datang rupanya, silahkan masuk" ujar salman
"Saya tidak tahu sebelumnya anda sudah dengar hal ini apa belum, karena sekarang ada beberapa perubahan dalam kontrak perusahaan ini, silahkan duduk dulu" jelasnya
"Apa ada begitu banyak perubahannya?"
"mungkin saja iya mungkin juga tidak, kenaikan gaji tahunan di tahun ini juga tertera dalam ketentuan kontrak kerja, silahkan di baca dulu, dan setelahnya anda bisa langsung tanda tangan di sebelah sini" tuturnya
"Ya, bolehkah saya langsung tanda tangan disini?" Ucap oliv begitu bersemangat.
Kelihatannya perusahaan ini memang tempat kerja yang bagus untuk menghasilkan pundi pundi uang, mungkin urusan dua orang menyebalkan tadi bisa aku skip karena gajinya yang cukup besar, sebab yang terpenting bagiku adalah uang, batin oliv dengan mata berbinar binar
"Dan ini adalah informasi terpisah yang sudah di kelola oleh tim kami, silahkan anda lengkapi juga"
"Baik"
Oke, mari kita selesaikan ini dengan cepat dan setelah itu gaji yang aku terima sudah bukan lagi gaji anak magang melainkan gaji karyawan kontrak yang nominalnya cukup fantastis juga, batinnya lagi.
"eh, ngomong-ngomong yang tertera di bagian ini"
apa memang tidak ada bagian informasi yang menanyakan tentang hubungan keluarga, pikirnya bingung.
"ya, apa ada sedikit masalah?"
"oh tidak, tadi saya cuma salah mengartikan saja"
Aku tidak ingin barra mengetahui status keluargaku, tapi ini sangat bagus bukan, betapa kebetulan yang cukup bagus Jika barra tidak tahu tentang aku dan Yumi, batinnya lagi.
"aku sudah pernah bercerai, jadi aku isi masih lajang saja" gumamnya lirih
"apa sudah anda selesaikan semua?" tanya salman yang baru keluar dan kembali lagi keruangan itu.
"iya" jawab oliv
begitu menyelesaikan perjanjian kontrak, oliv langung bergegas keluar dan hendak kembali ke tempat kerjanya lagi.
"baiklah mari bekerja dan bertahan sampai beberapa tahun lagi sampai aku bisa menemukan perusahaan lain nantinya, dan untuk barra serta Cindy sebaiknya aku harus menghindari mereka berdua sebisa mungkin" ungkapnya
sejujurnya perusahan itu adalah tempat kerja yang sangat baik untuk menunjang dan membangun karir oliv, namun karena faktor ketidak nyamanan dengan segelintir orang di dalamnnya oliv jadi merasa tak nyaman berada di perusahaan tersebut.