NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Belok

Terpaksa Menikahi Pria Belok

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:64.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aluna terpaksa harus menikahi seorang Pria dengan orientasi seksual menyimpang untuk menyelamatkan perusahaan sang Ayah. Dia di tuntut harus segera memiliki keturunan agar perjanjian itu segera selesai.

Namun berhubungan dengan orang seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apa lagi dia harus tinggal dengan kekasih suaminya dan menjadi plakor yang sah di mata hukum dan Agama.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka? Baca terus ya, semoga suka! Dan maaf jika cerita ini agak kurang mengenakkan bagi sebagian orang🙏

Warning!

"Ini hanya cerita karangan semata. Tidak ada niat menyinggung pihak atau komunitas mana pun"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 - Hidup bersama

Jeffrey mengepalkan tangannya menahan rasa kesal yang menggulung dalam hatinya. Tapi yang Luna katakan semua benar adanya, dia tidak bisa menyangkal semua itu. Namun dia juga tak bisa merelakan jika Dean harus tidur dengan orang lain, memikirkan semua itu membuat Jeffrey frustasi.

“Luna cukup, kau sudah kelewatan,” tegur Dean, dia melirik air muka Jeffrey yang tampak muram.

“Baiklah-baiklah maafkan aku. Aku hanya ingin kau mengerti sudut pandang dari Ayahnya Dean itu saja, jika kau terus seperti ini kau benar-benar orang egois,” tambah Luna lagi.

Dean memelototi Luna, sedang gadis itu sama sekali tak peduli. Luna tipe orang yang bicara blak-blakan entah lawan bicaranya suka atau tidak.

“Jeff, aku mohon percayalah padaku. Beri aku kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini, aku juga tidak ingin kalau sampai harus tidur dengannya.” Dean terus berusaha meyakinkan Jeffrey.

“Dia benar, lagi pula sekarang aku sedang datang bulan, jadi kau tidak usah khawatir,” ceplos Luna.

“Sial. Kau ini wanita atau bukan sih, benar-benar tak tahu malu,” keluh Jeff.

“Tentu saja aku wanita, makanya aku datang bulan,” tanggapnya lagi.

“Haish, kau ini.” Dean tak habis pikir dengan kelakuan Luna, dia seorang wanita tapi tak sedikit pun merasa malu membicarakan hal-hal seperti itu di depan dua Pria.

“Kenapa? Bukannya kalian ini gay, kalian tidak akan terusik dengan hal-hal tentang perempuan kan, jadi aku tidak merasa malu membicarakan itu di depan kalian.” Ucapnya santai.

“Baiklah. Untuk sementara ini aku percaya pada kalian, tapi aku akan tetap mengawasi kalian berdua, terutama kau Luna!” Jeffrey mengalihkan pembicaraan.

“Terserah kau saja lah, aku tidak peduli.” Luna beranjak dari duduknya, kemudian berjalan ke arah dapur untuk mencari makanan.

“Hey kalian berdua! Apa tidak ada yang bisa di makan di rumah ini?” tanyanya sambil membuka lemari pendingin. Di dalam sana terdapat buah-buahan juga sayuran dan beberapa bahan makanan lain.

“Di Kulkas ada bahan makanan, pilihlah sesukamu,” sahut Dean.

“Hem, daun ini, daun itu. Sayur hijau, lobak, aku tidak tahu cara memasak mereka semua,” keluh Luna, dia meras kesal sendiri karena dia tak bisa memasak.

“Aku tebak, kau tidak bisa masak bukan?” kali ini Jeff yang bicara.

“Sial, dia bisa menebaknya dengan tepat,” keluh Luna.

“Si-siapa bilang, te-tentu saja aku bisa. Dulu aku mempekerjakan Chef terkenal di rumahku, aku pernah belajar darinya,” tepisnya membela diri.

“Heh benarkah. Kalau begitu cobalah, aku ingin mencoba masakan dari murid Chef terkenal,” ujar Jeff di iringi tawa meledek, dia sepertinya tahu jika Luna hanya membual.

Seumur hidupnya dia tak pernah sekalipun memegang alat dapur, selama ini jika tidak ada orang yang memasak untuknya dia hanya akan membeli makanan dari luar.

“Aku pernah melihat orang membuat pasta di televisi, sepertinya itu mudah. Aku akan mencobanya.”

Luna pun mulai memasak, dia mempraktekkan semua yang pernah di lihatnya di tv, “ternyata ini tak begitu sulit,” ucapnya setelah sepiring pasta yang ia buat jadi. Namun tampilannya sangat jauh berbeda dari yang dia lihat di tv, tapi mungkin rasanya tidak akan terlalu buruk, pikirnya.

“Aih, aku sudah benar-benar lapar.” Dia mencoba satu suap pasta yang ia buat sendiri, namun baru saja pasta itu masuk ke mulutnya, sesuatu dari dalam perut langsung ingin mendobrak keluar.

Huek...

“Sial, rasanya benar-benar membuatku ingin muntah,” keluhnya, setelah dia memuntahkan kembali makanannya di atas whastaple.

Jeffrey datang dengan senyum penuh kemenangan.

“Ck ck ck, kau sebagai wanita benar-benar tak berguna, bahkan memasak pun tak bisa,” cibirnya, dia seolah merasa puas karena tahu kelemahan Luna.

Luna hanya memalingkan muka tak ingin mendebat Jeffrey, lebih tepatnya dia tak punya tenaga untuk itu. Perutnya benar-benar terasa lapar sekarang dan dia sama sekali tidak bisa masak apa pun.

“Jeff, kau ingin makan pasta?” Dean muncul dari balik punggung Jeffrey, mereka tampak harmonis benar-benar membuat orang iri.

“Baiklah, buatkan untukku dan buatkan juga sedikit untuknya. Kasihan Nona besar kita sedang kelaparan,” ledeknya.

“Oke, kalau begitu tunggulah disana.”

Dean mengambil beberapa bahan makanan yang hendak di pakainya, kemudian memakai celemek dan mulai memasak. Dia tampak lihai memotong-motong bawang, mau pun sayuran, sepertinya dia sudah terbiasa melakukan itu.

“Bagaimana caramu hidup setelah kau jatuh miskin, jika kau tidak bisa memasak begini?” tanya Dean, nadanya memang bertanya tapi disertai ledekan.

“Aku beli makanan di luar,” jawab Luna sambil membuang muka.

“Memangnya kau punya uang?” tanya Jeffrey, dia sedikit tertarik dengan kisah hidup Luna nampaknya.

“Banyak barang-barang mewah yang Ayahku belikan untukku, aku menjual itu semua untuk bertahan hidup, setidaknya itu bertahan sampai sekarang,” ujar Luna sambil menunduk.

“Lalu jika uang itu habis, apa yang akan kau lakukan?” tanya Jeffrey lagi.

Luna menyeringai, “sekarang aku punya kalian, hehe. Aku akan numpang hidup disini, lagi pula Tuan Adiyasa akan memberiku uang saku katanya.” Raut sedih di wajahnya hanya bertahan beberapa detik saja, kini dia tampak seperti sebelumnya.

“Haish kau ini. Sia-sia saja aku mengasihanimu beberapa detik yang lalu,” keluh Dean, “ini makanlah.” Dia memberikan satu piring pasta pada Luna, dan membawa yang satunya ke hadapan Jeffrey.

Tanpa pikir panjang Luna langsung melahapnya karena saat ini dia benar-benar kelaparan, “wow, ini benar-benar enak Dean. Kau koki yang hebat,” puji Luna. Entah pasta itu benar-benar enak atau hanya karena Luna sedang kelaparan namun yang pasti senyum tipis muncul di bibir Dean dan Jeffrey melihat tingkah polos Luna.

1
Lina
yakin ngga ada capter nya nih Thor /Chuckle/
Whidie Arista 🦋: Hehe boncap maksudnya kak? ada ko nanti wkwk
total 1 replies
Rahma Adinda
keluarga bahagia terus...Thor Luna biar hamil LG dong
Nur Adam
lnjut
partini
anak pintar
Lina
lanjut dong athor
Nur Adam
lnjut
partini
nanti buncinya Jeff melebihi suami mu lun
Elmi Varida
ceritanya seru, buat penasaran terus.
Elmi Varida
suka dgn novelmu thor, lanjut!!ditunggu ya..
Whidie Arista 🦋: Siap Kakak, ini masih on going aku up tiap hari di tunggu aja ya🥰
total 1 replies
Nur Adam
ljur
Lina
dean abis sama ,istri nya di Jambak haha lanjut thor
Adinda
semoga anaknya kembar ya luna
Rama1997
Luar biasa ❤️
Adinda
bagus ceritanya thor buat sifat mytha sama kayak Luna kalau bisa lebih galak dari luna
Whidie Arista 🦋: Sip, lagian othor gak bisa bikin karakter menye2 susah😅 gak sesuai sama karakter aku juga kayanya wkwk
total 1 replies
Lina
lanjut thor
Lina
siap siap dean ,kek nya bakal di bikin pusing sama ngidam nya Luna yg bar bar haha
Adinda
mungkin luna hamil
Yusria Mumba
jadian aja sm Jeff,
@azza
ok siap setuju Thor tapi jangan lama2 update terbaru thor
Desau
cepat di up ceritanya jeff 😚
Whidie Arista 🦋: nanggung dikit lagi kak
Desau: pdhl di up duluan sbnrnya gk pp whid😗
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!