Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Bertemu
"Mau kemana kamu, sayang?" tanya maminya ketika melihat sang putri hendak keluar rumah padahal mereka ada di rumah hari ini.
Mendengar suara maminya membuat Rara langsung berhenti. Tatapannya terlihat biasa saja. Tidak menampilkan kerinduan walau sudah selama seminggu tidak bertemu dengan wanita itu.
"Kamu mau kemana sayang? kenapa buru-buru banget. Mami baru pulang loh, ini. Apa kamu tidak rindu sama mami?" tanya Danira ketika melihat putrinya sudah terlihat sangat rapi.
"Kok mami udah pulang?" tanya Rara saat melihat maminya sudah berada di rumah.
Danira sendiri kaget saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari putrinya.
"Kenapa begitu sayang? Mami udah pulang, terus kenapa kamu ngomongnya begitu?"
"Lah, kan gak salah dong Rara tanya kok mami di rumah? Bukannya biasa kerja terus ya? mami sama papi kan nggak pernah punya waktu untuk aku. Terus, salahnya di mana saat aku tanya kenapa tiba-tiba mami udah dari rumah. Kan, heran aja." jawab Rara yang membuat Danira semakin tidak percaya atas akan dikatakan putrinya.
Apa dia dan suaminya sebegitu sibuk tinggal membuatku ter mereka berani mengatakan hal seperti itu. Padahal mereka bekerja keras untuk putrinya. Untuk Rara,.
"Rara, mami ama papi sibuk itu semua demi kamu. Demi masa depan kamu. Mami dan papi bekerja keras, untuk kamu, sayang. Karena kamu satu-satunya papi dan mami. Jadi kami dan Papi kamu-"
"Terus, mami pikir aku butuh semua ini? nggak mi, aku nggak butuh semua ini. Aku cuma butuh mami dan papi punya waktu lebih untuk aku. Coba mami ingat-ingat lagi, kapan terakhir kali kita makan malam bersama? apa meja makan ini pernah ada isinya mi? Rara selalu sarapan sendirian. Rara juga sering makan malam sendirian. Semua serba sendirian dan nggak ada mami sama papi. Tapi, mau gimana lagi. Mami sama papi kan sibuk. Sama-sama sibuk mengumpulkan harta kalian masing-masing!" potong Rara yang membuat Danira merasa tertampar dengan apa yang dikatakan putrinya.
Rara bisa mengatakan hal seperti itu dengan begitu mudahnya. Putrinya menjelaskan apa-apa saja yang selalu mereka lakukan dan memang benar bahwa mereka tidak memiliki waktu lebih hanya untuk sekedar sarapan bersama atau makan malam bersama.
"Tapi, sayang. Mami dan papi-"
"Rara berangkat, Mi!" ucapnya yang langsung pergi meninggalkan maminya begitu saja.
Dia tidak peduli lagi dengan apa yang dikatakan wanita itu dan bagaimana perasaannya. Lebih baik Rara pergi dan menikmati harinya daripada harus berdebat dengan maminya. Padahal dia tidak ingin berdebat dan dia tidak ingin membahas apapun. Hanya saja mereka terpaksa membahas hal itu, karena maminya yang lebih dulu memulai pembicaraan yang tidak ingin sebenarnya tidak ingin dia bicarakan.
Rara pergi mengendarai mobil miliknya. Mobil yang diberikan orang tuanya saat ulang tahun dapat 17 kemarin. Mobil yang sangat jarang sekali dia pakai. Tapi, kali ini dia memakainya karena dia merasa bosan di rumah. Untung saja dia sudah berniat untuk pergi keluar. Jika tidak dia akan masa pusing di rumah karena ada maminya.
Perjalanan menuju pusat perbelanjaan terasa begitu santai. Rara begitu menikmati akhir pekannya, sampai dia tiba di pusat perbelanjaan itu, ponselnya bergetar dan itu pesan yang dikirimkan Levis padanya.
"Apaan nih?" gumamnya ketika melihat pesan yang dikirim Levis padanya.
"Where are you, Darl?" pesan yang di terima Rara.
"Darl? Darling nih maksudnya?" ulang Rara setelah membaca pesan yang baru saja di terimanya.
"Di mall." balas Rara pada akhirnya setelah mengirimkan pesan tersebut.
Dia kembali berjalan memasuki pusat perbelanjaan, dan terus saja sibuk dengan ponselnya sampai di mana tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak tubuhnya hingga membuat Rara hampir saja terpental ke lantai jika orang tersebut tidak sigap menangkap tubuhnya.
"Ahk..." Rara menjerit saat tubuhnya hampir melayang.
Sementara seseorang yang menangkap tubuhnya tadi terus saja menatap ke arahnya. Jantung Rara berdebar kencang saat melihat siapa yang menangkap tubuhnya saat ini.
Levis, benarkah ini laki-laki yang berada di situs terlarang tersebut?
Begitu juga dengan Levis, mengapa dia terdiam para dia kaget ketika melihat siapa yang ditangkapnya. Gadis yang ada di situs tersebut, benarkah ini Rania?
Ya, ini bener-bener Rania. Gadis yang berada di situs gelap tersebut.
"Rania, Is this you?" tanya Levis yang masih belum percaya dengan penglihatannya saat ini.
Dia benar-benar berusaha meyakinkan dirinya bahwa gadis itu memang Rania.
Levis melepaskan tangannya dari pinggul gadis itu, hingga membuat mereka saling berhadapan saat ini.
Rara sendiri merasa canggung dan bagaimana bisa mereka bertemu di tempat seperti ini. Bahkan disaat mereka baru saja berbalas pesan. Tapi, tiba-tiba saja pertemuan tidak sengaja ini terjadi.
"Om, Levis?" gumam Rara yang membuat kedua bola mata Levis langsung membulat sempurna.
Bagaimana bisa gadis itu memanggilnya Om. Apa wajahnya tua itu? hingga membuatnya dipanggil om.
"Apa aku setua itu hingga membuat kamu memanggil ku dengan panggilan itu? are you sure?" gumam Levis yang benar-benar tidak percaya dengan semua ini.
Rara sendiri merasa bingung. Dia harus memanggil apa pada laki-laki ini? Menurutnya panggilan itu sudah lebih dari cukup. Tidak mungkin dia memanggilnya dengan panggilan kakak, saat usia laki-laki itu sudah begitu matang. Bahkan mungkin hampir seusia dengan papinya.
"Terus mau dipanggil apa? kena mungkin dipanggil kakak, juga!" jawab Rara apa adanya karena memang itu yang dia pikirkan saat ini.
Sementara Levis hanya bisa menggelengkan kepalanya saja mendengar jawaban dari gadis itu. Akhirnya Dia memutuskan untuk membawa Rara pergi ke sebuah restoran dan mereka menyewa perubahan VIP untuk bicara.
"Om, kita mau ke mana?" tanya Rara mulai panik saat tangannya ditarik begitu saja oleh Levis.
"Kita makan siang." jawab Levi's yang tetap menarik tangan Rara untuk pergi bersamanya.
"Tapi, aku nggak laper Om."
"Kalau begitu kamu temani aku makan saja." jawabnya lagi.
Mereka sampai di ruangan VIP setelah Levis memesan ruangan VIP tersebut dan dia Rara untuk duduk.
Rara sendiri merasa risih saat Levis menatapnya seperti itu. Seolah-olah tatapan laki-laki itu seperti mengulitinya hidup-hidup.
"Kenapa, sih om? Memangnya ada yang salah ya sama aku?" tanya Rara merasa risih dengan tatapan itu.
"Nothing. Hanya sedikit berpikir bahwa kamu jauh lebih cantik dari foto yang kamu kirimkan." jawab Levis yang membuat Rara berpikir jika laki-laki ini sengaja mengatakan hal seperti itu agar dirinya merasa tersanjung.
"Bohong, ih. Mana ada cantik!"
"Sure! kamu benar-benar cantik, dan aku suka!"
"What?!" pekik Rara yang terkejut mendengar penuturan dari Levis saat laki-laki itu mengatakan dirinya cantik di saat mereka baru saja bertemu untuk pertama kalinya.
***
biasanya terjadi peristiwa seperti ith dulu baru semua masalah terselesaikan🙂
mending buang aja😌
sini aku jitak kepalamu anton biar sadar
😡😡😡
🙏👍🌹❤😁