NovelToon NovelToon
MY HOT AND SEXY HUBBY

MY HOT AND SEXY HUBBY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Mela berulah

Sungguh Jingga merasa malu, karena kejadian yang terjadi semalam. Untungnya di saat-saat hampir jebol pertahanannya, pertolongan tak terduga datang. Walau terlihat kekecewaan jelas terpancar di wajah Bara, tapi bagi Jingga yang belum siap untuk menyerahkan mahkotanya merasa beruntung.

Semalam setelah meninggalkan kamar, Bara tidak kembali lagi. Sampai detik ini juga, masih belum terlihat batang hidungnya. Entah ada kejadian apa tadi malam? Yang membuat suaminya, belum menampakkan diri.

Setelah mematut diri di cermin, Jingga keluar dari kamar. Villa tampak sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang membereskan sisa-sisa pesta. Ia bergegas melangkah ke arah dapur, barangkali bisa menjumpai Tante Soraya atau pun Mela.

Ternyata di sana sudah duduk manis Tante Soraya, dengan secangkir teh di tangan. Ia sedang menghirup aroma teh melati, ketika Jingga menghampiri.

"Selamat pagi, Tan?" sapa Jingga ceria.

"Pagi, Jingga!" balas Tante Soraya. "Wah, aura pengantin baru emang beda."

"Tante, bisa aja! Yang lain, kemana Tan?"

"Emang, kamu gak tau?" ucap Tante Soraya.

"Memangnya ada apaan?"

"Suami mu, gak kasih tau kalo Mela masuk RS semalam. Dia mencoba bunuh diri, dengan menelan obat tidur melebihi dosis."

"Astaghfirullah!" pekik Jingga sambil menutup mulutnya. "Beneran Tan, gak bohong kan?!"

"Tanya saja suami mu, kalo gak percaya."

"Sampai saat ini, Bara belum mengabari ku Tan. Mungkin, dia masih menunggu keadaan Mela?"

"Bisa jadi!"

"Kemarin sewaktu kalian sibuk dengan tamu-tamu, Tante liat Mela bersitegang dengan ibunya Bara. Bahkan ibunya sendiri pun, sepertinya ikut memarahi" tutur Tante Soraya. "Apa kamu tau? Kira-kira apa yang mereka permasalahkan?" tanyanya.

"Mela memang udah lama gak akur dengan orang tuanya, makanya ia tinggal di apartemen di bandingkan tinggal bersama mereka."

"Kasihan sekali, ya" ucap Tante Soraya prihatin. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan hari ini?"

"Aku tunggu berita dari Bara dulu ya, Tan" ujar Jingga memutuskan.

"Kenapa gak coba kamu hubungi suami mu?"

"Aku belum punya nomornya, Tan" ungkap Jingga malu.

"Hadeuh...kamu ini, gimana sih? Masa, nomor suami mu gak tau!"

"Hehe! Aku lupa tanya, Tan."

"Payah sekali kamu, Jingga."

Tante Soraya sampai menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran dengan kelakuan keponakannya. Tapi ia sadar, Jingga belum terlalu mengenal Bara. Kecuali sebagai atasan di kantornya, selain itu pernikahan mereka terkesan terburu-buru.

"Sebenarnya Tante merasa bahwa kalian menikah, karena ada sesuatu yang di sembunyikan" tutur Tante Soraya, menatap wajah Jingga lekat. "Apakah ada yang kalian tutup-tutupi?" tanyanya menebak-nebak.

"Enggak ada Tan, kami memutuskan menikah karena memang sudah saatnya" kilah Jingga. "Tante harap kalian gak berbohong, karena bagaimanapun menikah adalah ibadah terpanjang dalam hidup."

'Duh, Jingga jadi bingung sendiri.' Membohongi sang Tante yang sudah membesarkannya, membuat otaknya benar-benar kalang kabut. Belum lagi Bara, yang sampai detik ini masih belum kembali. Lalu bagaimana dengan dirinya? Kemana ia harus pulang? Ke tempat kost-nya, atau ke rumah Bara. Sedangkan ia sendiri, tak tau kediaman suaminya. Miris banget, bukan?!

...   ****...

Sedangkan di rumah sakit, Bara masih menunggu Mela siuman. Masa kritisnya sudah berakhir, tinggal menunggu pemulihan. Di tatapnya perempuan yang pernah mengisi hatinya, tak dapat di pungkiri bila rasa sayang itu masih ada. Tetapi kendala yang mereka hadapi begitu berat, seperti benteng kokoh yang sulit di tembus. Sekalipun ada badai yang menerjang, bangunan itu masih berdiri tegak.

Bara sempat panik, ketika mendapati Mela terkulai dengan mulut mengeluarkan busa. Untungnya Marvin sepupunya, menyambangi kamar Mela dan mendengar rintihan kesakitan dari kamarnya. Dia curiga dengan gerak gerik Mela yang tidak biasa, setelah pertengkarannya dengan ibunya. Mela mengurung diri, dan tak keluar lagi sampai pesta usai.

Entah apa yang menjadi pemicu kemarahan ibunya Mela, bahkan mommy nya pun ikut memarahi. Bara menduga bahwa pernikahannya, adalah rekayasa mereka berdua. Tapi kenapa, harus Mela yang di salahkan?

Sebuah gerakan tangan terasa menyentuh kepala, yang tengah tertidur dengan posisi menelungkup diatas ranjang. Seketika Bara terjaga, mendapati Mela sudah siuman.

"Sudah bangun, apa yang kamu inginkan?" tanyanya dengan suara serak.

"Ha...us..." bisik Mela lirih.

Segera Bara menjangkau gelas yang ada diatas nakas, setelah sebelumnya mengatur posisi tempat tidur agar nyaman di tempati.

"Bagaimana sekarang? Masih sakit kah?" tanya Bara khawatir.

"Pusing" ucap Mela, sembari memejamkan matanya.

Bara menggenggam tangan perempuan yang di cintainya itu, ia merasa ikut bersalah dalam hal ini.

"Aku akan menceraikan Jingga..."

"Jangan!" cegah Mela panik, matanya yang semula tertutup segera terbuka lebar. "Kamu benar-benar akan membunuh ku , kalo begitu."

"Lalu, kenapa kamu bertindak konyol? Dengan bunuh diri gak akan menyelesaikan masalah, yang ada semakin bertambah rumit."

"Aku kalut ketika bude Aminah meminta ku menjauhi mu, di tambah tekanan dari ibu yang juga meminta ku agar kembali ke rumah" keluh Mela. "Jangan beritahu ibu ku, beliau pasti akan langsung membawa ku pulang serta mengurung ku seperti biasa" ujarnya pelan.

"Beristirahat lah, aku akan cari jalan keluarnya" ucap Bara tegas, sembari menyelimuti tubuh Mela.

"Jangan tinggalkan aku" pinta Mela dengan wajah memohon.

"Tidurlah, aku akan meminta Marvin menemani mu" ujar Bara, bangkit dari kursi dan segera keluar dari ruangan yang berbau antiseptik itu.

Di luar kamar terlihat Marvin terkantuk-kantuk, di temani kekasihnya Astri. Begitu Melihat Bara, ia segera membuka matanya lebar-lebar.

"Gimana Mela?" tanyanya cepat.

"Dia udah siuman" jawab Bara tenang. "Tolong gantikan gue jaga, takutnya Mela melakukan nekad lagi."

"Lo mau kemana?"

"Merokok!"

"Oke!"

"Oo ya, jangan bilang sama Tante Dilla" ujar Bara, sebelum berlalu dari hadapan Marvin.

Setelah berpesan demikian, Bara mencari tempat yang tenang. Mungkin kantin rumah sakit? Di jam seperti sekarang yang sudah mendekat dini hari, pastinya sepi sekali. Untungnya, masih ada yang buka.

Di pesannya secangkir kopi hitam dan mie kuah, sebagai penghangat perutnya yang terasa keroncongan. Tidak menunggu lama, pesanannya sudah siap terhidang. Uap panas yang mengepul dari semangkuk mie, tercium nikmat di indera penciumannya sungguh menggugah seleranya.

Dalam diam Bara menyantap makanannya, sambil sesekali menatap hitamnya malam. Sama seperti hubungannya dengan Mela, begitu gelap tanpa adanya harapan. Di singkirkan mangkuk, begitu ia telah menghabiskan isinya. Giliran menyeruput kopi hitam yang mulai agak mendingin, sama seperti hubungannya dengan Mela yang sedikit demi sedikit mulai berubah. Apakah mungkin? Karena kehadiran Jingga, yang diam-diam mulai memasuki hatinya.

Sahabat Mela itu memang telah ia kenal jauh-jauh hari, tetapi baru mengenal lebih dekat, ketika sebulan lalu Bara mendengar gosip perselingkuhan mantan kekasih Jingga. Barulah Bara kasak kusuk mencari informasi, tentang wanita yang kini jadi istrinya. Teringat Jingga, Bara langsung mengeluarkan gawainya dari saku celananya. Ia lupa menghubungi istrinya, tetapi Bara tak tau nomornya berapa?

'Ah sial!' rutuk nya dalam hati.

...****...

1
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Si Mela gak sangka ternyata ular kadut... serakah. demi melancarkan tujuan nya, dia rela menyakiti orang yg Trsakiti..

Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Klo ceritanya bagus scroll nya pelan pelan penuh dengan perasaan bgitu pun bacan'y....

Lanjut ka n ttp semangat 💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki so romantis knpa gk nikah aja sih ma su sepupu tiri entu jangan kbanyakan drama dech..
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y

Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Novel yang luar biasa
I like❤👍
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Seger di setiap percakapan suami istri entu ya walopun kelakukuan suami'y susah di tebak...

menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..

Semangat Ka author moga success🏆💪
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Kasian Jingga di hianati temen temen nati bisa jadi Hana jga bgtu..
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..

Lanjut ka....
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Akhirnya benteng pertahan jebol...

Lanjut ka Author ttp semangat
Rosmeini Yazid
lanjut Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!