NovelToon NovelToon
FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan / Angst / Si Mujur
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Bukan salah Anggun jika terlahir sebagai putri kedua di sebuah keluarga sederhana. Berbagai lika-liku kehidupan, harus gadis SMA itu hadapi dengan mandiri, tatkala tanpa sengaja ia harus berada di situasi dimana kakaknya adalah harta terbesar bagi keluarga, dan adik kembar yang harus disayanginya juga.

"Hari ini kamu minum susunya sedikit aja, ya. Kasihan Kakakmu lagi ujian, sedang Adikmu harus banyak minum susu," kata sang Ibu sambil menyodorkan gelas paling kecil pada Anggun.

"Iya, Ibu, gak apa-apa."

Ketidakadilan yang diterima Anggun tak hanya sampai situ, ia juga harus selalu mengalah dalam segala hal, entah mengalah untuk kakak ataupun kedua adik kembarnya.

Menjadi anak tengah dan harus selalu mengalah, membuat Anggun menjadi anak yang serba mandiri dan tangguh.

Mampukah Anggun bertahan dengan semua ketidakadilan karena keadaan dan situasi dalam keluarganya?
Adakah nasib baik yang akan mendatangi dan mengijinkan ia bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EMPAT BELAS

Pak Tono menghentikan laju mobilnya tepat di depan rumah, dimana di sana telah berkerumun begitu banyak warga. Tanpa banyak bertanya, ia segera masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya memperhatikan sekelebat mobil yang sama yang terparkir di depan rumahnya.

Di dalam rumah, ada Anisa yang duduk tertunduk di salah satu sofa di ruang tamu itu, lalu di seberang meja, seorang pria paruh baya bertelanjang dada duduk terikat kedua tangannya dibelakang, bak seorang penjahat yang tertangkap.

“Apa yang ….” Tak selesai ucap pak Tono, ia tertegun dan bingung dengan apa yang ia lihat.

“Begini Pak. Tadi sewaktu saya mau ke masjid, saya melihat putri Bapak turun dari mobil dirangkul mesra oleh seorang pria, awalnya saya pikir itu Pak Tono, tapi setelah saya pikir-pikir, mobilnya berbeda, lalu saya putuskan untuk berhenti sejenak di depan rumah pak Tono. Eh, benar, tak lama saya mendengar suara keributan tak pantas,lalu saya memanggil warga dan mendobrak pintu rumah!” terang sang ketua RT dengan lancar.

“Betul itu Pak! Anak Bapak ini masih kecil tapi ya ampun, kelakuannya diluar batas!” sahut seorang warga yang juga duduk di ruang tamu itu.

“Tidak mungkin! Anisa! Coba katakan yang sebenarnya!”

“Kami melihat dengan mata kepala kami sendiri, Pak! Anak bapak itu dengan sadar bermesraan, bukaan dipaksa!” seru seorang warga lainnya lagi.

“Kalian jangan memfitnah! Anakku tidak mungkin seperti itu! Anisa katakan sesuatu! Jangan hanya diam saja!”

Anisa masih tertunduk dalam diam membuat pak Tono semakin geram.

“Kamu!” serunya seraya menunjuk pada seorang pria paruh baya yang duduk bersimpuh bertelanjang dada. “Kamu apakan anakku?!” gertaknya berusaha mendekat dengan tangan terkepal.

Beruntung warga yang berada di sana, sigap menangkap pak Tono, agar tak terjadi keributan yang lebih parah.

“Kami paham jika Pak Tono merasa tidak terima, tapi penilaian mata kami juga tidak salah.” Sang ketua RT menengahi, “Kamu tadi namanya Jamil kan? Coba jelaskan bagaimana kamu bisa berakhir melakukan hal tak senonoh dirumah ini?!”

Pria paruh baya berkumis tebal dengan jambang hampir menyentuh leher itu, memperlihatkan otot-ototnya yang terlihat sangat penuh, dengan sombong ia bersumbar, “Aku hanya dijebak oleh gadis kecil itu, kami lama chatingan online, tadi pagi-pagi ngajak ketemuan, kebetulan aku di dekat tempatnya, ya sudah aku samperin. Eh, ternyata bocah ingusan, karena kecewa ya aku ladenin saja apa maunya!”

Sebagai seorang ayah, pak Tono tentu tetap merasa tidak terima dengan ucapan Jamil yang terkesan melecehkan Anisa. Apalagi sorak para warga yang membuat amarah pak Tono semakin menjadi.

Ia memberontak berusaha melepaskan diri dari cekalan warga, berniat untuk melampiaskan kekesalannya dengan tinju dan tendangannya, namun polisi polisi datang di saat yang sangat tepat.

“Maaf kalau saya lancang Pak Tono, tapi perbuatan tak senonoh di tempat ini harus kami tindaklanjuti, mengingat lagi bahwa putri Anda masih terlalu belia sedangkan si pelaku berusia sebaya kita. Jadi sebaiknya kita serahkan pada pihak yang berwajib saja,” ucap tegas sang ketua RT.

Terlambat sudah bagi pak Tono untuk menyesal, ia luruh ke tanah, lemas tak berdaya, menelan kenyataan demi kenyataan pahit hari ini, “Semua ini pasti gara-gara anak kampungan miskin itu! Dia pasti yang mengutukku!” batinnya geram.

“Pelaku pedofil kami amankan di kantor Pak, kami harap Bapak menjaga putri Bapak dengan lebih baik lagi, percayalah pendidikan moral itu berawal dari keluarga,” pesan bijak si kepala tim patroli.

“Nak, kamu masih terlalu belia untuk bermain-main hal diluar batas, jika kamu melakukannya karena diancam, katakan pada kami saat kamu merasa lebih tenang nanti, kami akan selalu siap mendengarkan apapun keluhanmu.” Seorang polisi wanita duduk jongkok di depan Anisa yang masih duduk mematung tertunduk di tempat semula.

Setelah berpamitan secukupnya, tim polisi itu membawa Jamil ke kantor polisi setelah merasa cukup mendengarkan penjelasan beberapa warga sebagai saksinya.

“Masih kecil kok main ninaninu, kasihan Bapakmu Nduk! Bagaimana Bapakmu bisa terus mengajar sebagai guru kalau kelakuan anaknya seperti itu!” cerca seorang warga memandang sinis pada Anisa.

“Bubar! Tolong kalian semua pulang, jangan sembarangan menuduh hal yang belum pasti pada anakku! Penyelidikan masih terus berlangsung, aku tidak akan mengampuni siapapun yang berani mencemooh keluargaku!” Amarah tak terbendung membuat pak Tono habis akal, dan menunjukkan wajah aslinya.

Pak Tono menutup rapat pintu rumahnya, dengan kesal bercampur aduk beberapa kali ia melampiaskan kekesalannya dengan meninju tembok ruang tamu itu.

“Kamu masih diam saja?! Katakan pada Bapakmu ini! Katakan sesuatu!” Dengan penuh amarah pak Tono membalikkan sebuah kursi kayu yang terletak diujung ruangan.

Melihat kemarahan sang ayah, Anisa sedikit gemetar, ia meremas ujung kaosnya, “Maafkan aku Yah … aku ….”

Tak perlu lagi penjelasan panjang, mendengar permintaan maaf sang putri sudah cukup membuat batin pak Tono semakin hancur dan marah.

PLAK!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Anisa hingga meninggalkan bekas kemerahan. Anisa yang terjatuh dari sofa saking kerasnya tamparan sang ayah hanya bisa mengelus pipinya seraya terisak menahan kesakitan.

“Apa?! Apa yang membuatmu melakukan ini? Kamu tidak punya otak kah? Kamu sudah bosan hidup kah?!”

Anisa merangkak mendekati sang ayah, bersimpuh dan memeluk kaki pak Tono. “Maafkan aku Ayah, aku ditantang seorang teman, aku terpaksa melakukannya! Sumpah Yah!” teriaknya kemudian.

“Apa maksudmu?! Bicara yang benar goblok!”

“Aku harus membuktikan kalau aku bisa merayu om-om kaya Yah, aku harus melakukan itu untuk bisa diterima jadi circle mereka!”

“Masa bodoh! Circle apa?! Pakai otakmu kalau berteman! Kalau sudah begini siapa yang malu? Bapak Nis! Bapak yang malu Nis! Dimana akan bapak taruh muka ini di depan semua warga?! Di sekolahan?! Mikir kamu Nis! Dasar dongo!!”

Makian demi makian, dan ucapan kasar yang tidak sepantasnya diucapkan seorang ayah pada anaknya tampak lancar meluncur dari mulut pak Tono yang kalap di pagi yang masih dingin, bahkan matahari pun belum menampakkan diri.

Belum reda kemarahan pak Tono, ponselnya telah berdering, Bu Anas dalam panggilan.

“Pak, Deni udah siuman, buruan ke rumah sakit ya, sekalian tolong bawakan ibu sarapan,” kabar baik sepertinya memberikan satu harapan baik bagi Bu Anas.

“Ya!” jawab singkat pak Tono langsung mematikan sambungan telepon. “Heh anak goblok! Bapak harus ke rumah sakit, kakakmu siuman! Jangan kemana-mana sampai aku sendiri yang pulang! Kalau ketahuan berani keluar rumah, Bapak sendiri yang akan menghabisimu!” ucap kasar pak Tono seraya menunjuk wajah Anisa.

“Hm! Pergi aja sekalian, mati aja dijalan! Dasar orang tua pelit!” kutuk Anisa dalam hati.

Sungguh bobrok moral gadis ini, begitu berani mengucapkan sumpah serapah kotor dari mulut belianya untuk ayah kandungnya sendiri.

.

.

.

Berbanding terbalik dengan situasi keluarga pak Tono, pagi ini Anggun sedang menikmati sapaan mentari dari sela-sela kisi jendela, seraya duduk di sebuah bangku di sudut ruangan luas yang asri penuh bunga-bunga dalam pot.

Anggun menghirup wangi bunga yang menyegarkan, telinganya dibungkam oleh suara musik yang melantun indah melalui pemutar musik klasik yang tertata rapih tak jauh dari meja dokter Lina.

“Bagaimana … tempat ini lumayan bagus kah?” tanya dokter Lina sembari mempersiapkan sesinya.

Anggun mengangguk lembut, ia masih menikmati betapa tentramnya tempat itu.

“Kalau Anggun sudah siap dan lebih tenang, bolehkan dokter tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Anggun?”

...****************...

To be continue...

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Gawat kl cewek udah berantem😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kamu juga murah Aulia 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ: murahan
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah kan,buaya buntung tuh 😤
Ini Anisa sama temennya kan 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh Aulia,kamu ga kasihan sama orangtuamu 😣🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Penipu 😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dih,
Apa ig nya 🤭
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: /Doge//Doge/

@yoshuasat
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Siapa tuh 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ayahmu pasti ngamuk tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Anisa jadi cewek ga bener,kasihan sekali 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa ada libur nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pinter 👍
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
Aulia ternyata ngeselin banget orangnya,nggak tau malu 🙄🙄🙄
lebih cocok jadi anaknya Tono dia 😩
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
siapa yang ultah... semoga Bellia, Bellio /Blush//Joyful/
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
ini ngapain Anisa nyasar disini baaang 🤭🤣🤣🤣 wes jian oleng tenan bang yosh kiii 🙈 baca deh paragraf ko bang 😅😂
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀: idih idih 🤣🤣🤣
semangat bang ✌️😄
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: efek terlalu ngebut🤣🙏🙏
total 6 replies
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
duuh kasian Anggun,dapat kerjaannya doang ... mana harus ngalah sama kakak dan adiknya🥺🤧
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
idiih orang ghila ketemu orang gendheng 😣😣😣
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
kalo ko aja yang ku culik,trus ku buang ke laut buat makanan hiu gimana 🙄🙄🙄
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
pasti berat buat Deni,tapi aku berharap Deni berani bicara jujur tentang perbuatan ayahnya 🥺 karena sudah melanggar hukum, korbannya juga bukan hanya Anggun 🤧 agar ayahnya jera,dan tidak ada lagi Anggun2 lain 😭
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!