Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Rencana Berbuah Manis
Sementara itu istrinya hanya fokus kepada Yasmin dan mengajaknya masuk kedalam.
" Nggak anak nggak mamanya sama aja, main masuk nggak nungguin papa. " gerutu suaminya sambil membawa koper Vano masuk kedalam rumah.
Sesampainya di dalam, mama mertuanya langsung mengantar Yasmin untuk masuk saja kekamar Vano, kamar yang akan mereka tempati selama di sini.
" Gimana suka nggak suasana kamarnya, mama sengaja ubah semua suasanya biar lebih nyaman. Cocok buat anak perempuan, suasana yang dulu sumpek karena Vano sukanya yang gelap gelap. " tanya mama mertuanya.
" Bagus mah, Yasmin suka." jawab Yasmin menyukainya.
" Sini sini, mama tunjukin semua kebutuhan kamu. " ajak mamanya keruang ganti.
" Wahh..." ucap Yasmin kaget, ketika melihat banyak sekali baju baju gamis dengan berbagai warna dan model, bahkan sudah lengkap dengan kerudung dan cadar yang senada.
" Mama pengen bangat punya anak perempuan dari dulu, makanya waktu kamu bilang setuju untuk tinggal di sini, mama langsung siapin semua ini. " ucap mama mertuanya yang mengambilkan beberapa pasang gamis, untuk di cocokkan dengan ukuran tubuh Yasmin yang mungil.
" Ini banyak bangat mah, Yasmin nggak mungkin pake semua ini. " ucap Yasmin.
" Harus di pake dong, nanti kita akan keluar jalan jalan. Nanti kamu juga mama ajak buat ikut keacara pengajian teman teman mama. " jawab mama mertuanya yang terlihat sudah tidak sabar, melihat Yasmin menggunakan baju baju pilihanya.
Yasmin hanya diam sambil tersenyum, melihat mama mertuanya memperlihatkan semua barang barang yang ia siapkan.
Setengah jam kemudian, mama mertuanya pun keluar meninggalkan Yasmin yang sedang merapikan perlengkapan sholat yang ia bawa, kemudian di susun rapi di lemari yang sudah di sediakan untuknya.
Tiba tiba Vano masuk, karena hendak mengambil baju gantinya. Karena sesampainya tadi, Vano langsung masuk kedalam kamar mandi. merendam tubuhnya dengan air hangat, untuk meredakan rasa gatal akibat alergi.
" Aa..." jerit Yasmin yang langsung membalikkan badanya, karena kaget melihat Vano masuk keruang ganti dengan hanya menggunakan handuk saja.
" Saya mau ambil baju ganti. " ucap Vano yang berjalan melewati Yasmin yang sedang duduk di depan lemarinya.
Vano mulai memakai pakaianya, sementara itu Yasmin terus menunduk sambil memejamkan matanya.
Melihat tingkah lucu Yasmin itu, membuat Vano tersenyum.
"Bole saya minta tolong. " tanya Vano yang ikut berjongkok di depan Yasmin.
"A--apa. " tanya Yasmin terbata bata sambil terus memejamkan matanya.
" Alergi saya kambuh, tolong kamu olesih salepnya." pinta Vano.
"A.." ucap Yasmin yang langsung mengangkat pandangnya kaget.
Begitu ia melihat wajah Vano, Yasmin seketika terkejut. karena sudah banyak bintik bintik merah memenuhi wajah tampan suaminya itu.
Namun Vano masih saja tersenyum manis, walaupun seluruh tubuhnya menahan rasa gatal dan panas seperti terbakar.
"Tolong ya, ini semakin gatal, saya tidak bisa mengoleskannya sendiri karena ini. " pinta Vano lagi sambil tersenyum manis menatapnya dan menunjukan tangan kirinya yang masih di perban.
" Mh." jawab Yasmin mengangguk.
" Terima kasih. " ucap Vano sambil mengusap lembut kepala Yasmin.
Kemudian ia mengambil ransel kerjanya, dan mengeluarkan satu kotak kecil yang berisi berbagai macam obat obatan.
" Kita duduk di sini. " ucap Vano yang meminta Yasmin untuk duduk di sofa depan ranjang.
Yasmin pun menurut, dan berjalan menghampiri Vano.
" Duduk. " ucap Vano sambil menarik pelan tangan Yasmin agar duduk di sampingnya.
Dengan menahan perasaan gugup, Yasmin duduk di dekat Vano.
" Ini salepnya. " ucap Vano sambil memberikan satu botol kecil berwarna puntih kepada Yasmin.
Yasmin pun menerimanya, namun bingung bagaimana memulainya, karena Vano terus
saja menatapnya.
Cukup lama gadis itu diam sambil menatap botol kecil di tanganya, hingga Vano bicara lagi.
" Ayo." ucap Vano.
" Gi--gimana caranya. " tanya Yasmin menunduk malu.
"Kamu cukup oleskan saja di bagian wajah dan leher saya yang merah. " jawab Vano.
Dengan ragu, Yasmin pun perlahan lahan mulai mengangkat wajahnya untuk menatap Vano.
Dengan tangan yang gemetar pelan, Yasmin mulai mengoleskan salep itu di bagian wajah Vano yang cukup merah.
Vano terus menatapnya sambil tersenyum, bulu mata yang lentik alami membuat Vano terpesona melihatnya. Tanpa ia sadari, tanganya menyentuh tahi lalat kecil hitam yang menghiyasi bawah
mata Yasmin.
Seketika Yasmin kaget diam membeku sambil matanya terbuka agak lebar menatap Vano.
" Saya suka tanda kecil hitam di bawa matamu ini " ucap Vano tersenyum.
Yasmin tidak menjawabnya, hanya matanya hanya terus berkedip pelan karena malu di puji seperti itu.
" Tanda ini membuat matamu terlihat sangat cantik." lanjut Vano yang terus menyentuh tanda kecil hitam itu.
Yasmin langsung memalingkan wajahnya dan menjauh sedikit karena semakin malu.
" Kenapa." tanya Vano bingung.
"Ng--nggak. " jawab Yasmin menunduk.
" Kalau begitu oleskan salepnya lagi, di bagian sini. " ucap Vano sambil menunjukan bagian lehernya yang cukup merah.
Yasmin pun mulai mengoleskanya dengan pelan dan hati hati. Terlihat leher Vano sudah hampir semuanya merah seperti terbakar.
"Ke-- kenapa alerginya bisa kambuh. " tanya Yasmin memberanikan diri karena penasaran.
" Sepertinya saya salah makan tadi. " jawab Vano.
" Memangnya mas makan apa, bukanya tadi pagi cuma sarapan. " lanjut Yasmin bertanya lagi.
" Entahlah, saya tidak ingat. sepertinya tadi sempat makan sesuatu. " jawab Vano yang tidak ingin jujur.
Ia mash ingin mendapatkan perhatian Yasmin lebih lama, hingga memintanya untuk mengoleskan salep hampir di seluruh area lehernya.
Tanpa mereka sadari, kedua orang tua Vano memperhatikan mereka dari balik pintu sambil membukanya sedikit mengintip.
"Tuh kan, apa papa bilang, rencana papa berhasil walaupun alergi Vano harus kambuh. " ucap papanya yang sangat senang.
" Maksud papa. " tanya istrinya yang belum faham.
" Papa sengaja larang mama untuk mencegah Vano tadi, papa sengaja supaya Vano makan udangnya, biar Yasmin perhatian seperti itu, dan juga Vano memang sengaja ingin memakan. " jelas papa.
" Jadi maksud papa, biar mereka bisa bermesraan gitu. " tanya mama lagi.
"Iya selebihnya begitu, papa hanya berharap tadi Yasmin akan sedikit peduli, taunya hasilnya bisa semanis itu. " ucap papa senang.
"Tapi kasihan Vano pah, pasti gatal dan panas seperti kebakar seluruh tubuhnya itu. " ucap mama yang tidak tega.
" Ya iya sih, tapi nggak apa apa lah. paling besok juga udah mulai membaik, lagian Vano kan dokter. pasti dia faham gimana mengatasi alerginya supa tidak bertambah parah. " ucap papa.
Mereka pun langsung menutup pintu kamar dengan sangat pelan, agar tidak ketahuan Vano dan Yasmin jika sedang mengintip, tanpa lupa mengabadikan pemandangan manis itu, dengan kamera ponsel sang mama.
Kemudian berjalan pelan menuju lantai bawah kamar mereka, sambil tertawa kecil karena saking senangnya, melihat adegan romantis dari pasangan pengantin baru yang masih malu malu itu.
memberi kejutan untuk sang istri
lanjut thor ceritanya
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
kalau orang lain jangan harap...
pas mateng ikannya
Vano yg di suruh mkn...