NovelToon NovelToon
DANGEROUS AFFAIR

DANGEROUS AFFAIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Dokter Genius / Romansa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: umnai

Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.

pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.

Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.

Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Demian terus berlari menuju hutan yang berada dekat pelabuhan, transaksi malam ini gagal total karna tanpa peringatan, polisi dengan begitu cepat mengepungnya, ia dan anak buahnya lari menuju hutan agar tidak tertangkap.

 saat ini terjadilah aksi kejar kejaran antara kubu dirinya dan para polisi itu, Demian tak henti mengumpat, menahan geraman siapa yang berani mengusiknya.

"jelas ini bukan perbuatan orang biasa, aku yakin ini salah satu rivalku yang membocorkan nya pada polisi" gunam Demian dengan terus berlari.

Tangan nya memegang lengannya yang tadi berhasil tertembak. Suara tembakan semakin menggema di hutan itu, para polisi meloloskan peluru peluru itu untuk melumpuhkan Demian dan anak buahnya.

"tuan.,." panggil Leon melempar sebuah pistol pada Demian, ya sejak tadi Demian tidak membawa apapun karna terlalu terkejut dengan kedatangan polisi yang mengepungnya membuat ia lupa membawa pistol yang tergeletak di mobil.

Demian langsung memainkan pistolnya, menatap belakang dimana polisi polisi itu terus mengejarnya. Meloloskan peluru peluru itu tanpa ampun

"aku sudah memanggil bantuan, anak buah kita menunggu di sebelah utara, kita harus segera kesana sebelum polisi sadar dan menutup akses untuk keluar wilayah ini" ucap Leon, Demian mengangguk paham, darah masih mengalir dari lengannya

Demian dan anak buahnya terus berlari.

"akkkhhhh,.,.." Leon berteriak saat peluru itu mengenai kakinya.

Demian dan beberapa anak buah lainya menoleh, segera menembakan peluru kearah belakang.

Melihat Leon tersungkur Demian segera merangkul Leon.

"tuan tinggalkan saya, tuan harus menyelamatkan diri dahulu" uacp Leon.

"diamlah" ucap Demian dengan dingin, ia terus memapah tubuh Leon, pergerakan mereka menjadi tidak leluasa karna tidak bisa berlari cepat seperti sebelumnya.

"itu mobilnya" ucap salah satu anak buah.

dor.,,.!!!

Dor.,.,.!!!

Tuan Demian.,.,

                     ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Karina mengaduk kopi yang baru saja ia seduh, jam menunjukan pukul 1 dini hari, ia barus saja melakukan operasi besar yang berjalan 10 jam lamanya.

"dokter apa kau akan pulang sekarang?" tanya salah satu rekan kerjan nya.

"sepertinya begitu, besok tidak ada jadwal untukku," jawab Karina menyeruput kopi yang masih panas itu.

"operasi kali ini benar benar membuatku muak, keluarga pasien itu sungguh menyebalkan, mentang mentang pasien VVIP berbuat sesuka hati, aku masih ingat bagaimana mereka mengancammu dokter, mereka akan menghancurkan kariermu jika operasi itu gagal" ucapnya dengan kesal.

"padahal jika dokter karina di pecat dari rumahsakit ini, aku yakin banyak rumahsakit lain yang berebut dokter Karina untuk menjadi dokter mereka" sahut yang lain.

Karina hanya tersenyum menanggapi mereka.

"selama kau bekerja dengan benar jangan pernah takut, tidak perduli siapa mereka" ucap karina.

"itu adalah salah satu contoh cobaan kita sebagai dokter, dan kita tidak boleh terpancing emosi, kita harus memahami mereka, mereka melakukan itu karna merasa sangat takut kehilangan orang yang mereka cinta" ucap Karina

"meskipun cara itu salah, menekan dokter yang harus bisa mengembalikan nyawa seseorang padahal kita bukan Tuhan" lanjutnya menasehati para junior nya.

"Dan paling penting bekerjalah dengan hati, jika kau melakukannya dengan hati, saat pasien bangun itu adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa kau jelaskan pada yang lain"

"benar dokter, aku merasa terharu setiap keluarga pasien datang memberiku salam terimaksih, itu adalah hal yang sungguh luar biasa" ucap salah satu dari mereka.

"nah kau sudah mengerti itu bukan" ucap Karina, mereka mengangguk sebagai jawaban.

"baiklah jika begitu aku pamit pulang, kalian istirahatlah" ucap Karina.

"siap dok" ucap mereka.

Karina berjalan menuju parkiran menuju mobilnya, ia merasa aneh, ia merasa seperti ada sesorang tengah mengamatinya membuat ia semakin berjalan cepat menuju mobil.

Dan benar saja belum juga sampai mobil, beberapa pria bertubuh tinggi bedar muncul di hadapannya.

"kalian siapa,!!!, kalian mau apa!!!" ucap Karina dengan berani.

Mereka tidak menjawab namun langsung menangkap Karina membuat Karina terkejut dan takut. Tubuh Karina di bawa kemobil yang terparkir tidak jauh.

"lepaskan!!!, siapa kalian,!! Kalian mau apa hah!!! Teriak Karina meronta.

"Diamlah, kami tidak akan menyakitimu" sahut salah satu dari mereka dengan tajam.

Karina hanya diam, menggigit bibir bawahnya menahan tangis dan ketakutan.

Tidak lama mobil berhenti di depan sebuah bangunan, yang terlihat kumuh, Karina menolak saat akan di bawa masuk namun para pria tersebut menatap tajam dirinya membuat Karina terdiam dan memilih menurut.

Bangunan itu nampak kumuh jika dilihat dari deoan, namun saat memasuki bagian dalam, bangunan tersebut bersih dan rapih seperti bangunan normal lainnya.

Terdapat beberapa ruangan yang menunjukan bahwa bangunan tersebut adalah Markas, disana Karina dapat melihat beberapa pria nampak terluka, lantai disana dipenuhi jejak tanah.

Karina merasa was was siapa orang yang menculiknya, setelah melewati lorong yang panjang dan gelap, mereka berhenti di depan sebuah pintu.

Seorang pria membuka pintu, keadaan pria itu pincang terdapat luka di kakinya.

"Dokter tolong bantu kami" ucapnya dengan nada mendesak semakin membuat Karina bingung.

"tolong? Tolong apa?" Tanya Karina merasa pusing dengan situasi yang tengah terjadi padanya.

"Tolong ambilkan peluru yang bersarang pada tubuh boss kami" ucapnya

"Apa!! Peluru??" tanya Karina memastikan, suaranya terdengar bergetar dan tubuhnya menegang

"maaf cara kami membawa anda kemari, tapi kami tidak punya waktu untuk membawa boss kami kerumahsakit"

"kau juga terluka" ucap karina mulai panik.

"tidak apa, aku bisa mengatasinya, kakiku hanya terkirir dan peluru itu hanya melewati saja" jawab nya santai.

"lalu siapa yang harus aku bantu?" tanya Karina semakin bingung, Rasanya ia ingin pergi saja.

"boss kami, saat ini sedang berada di kamar mandi, dia sedang membersihkan badannya yang kotor, dia mendapat satu luka tembak di lengan, dan dua di bahu" ucap pria tersebut membuat Karina tercengang, denagn apa yang ia dengar, namun sebelum ia merespon kebih jauh, suara pintu kamar mandi terbuka membuat keduanya menoleh.

Ketika matanya menangkap sosok yang keluar dari sana, tubuhnya membeku.

"Demian.,.," bisiknya dengan mata membulat sempurna.

Demian yang hanya mengenakan celana, dengan tubuh polos penuh luka terlihat pucat dan lemah, sama seperti Karina ia terkejut melihat Karina berada di markasnya lebih tepatnya kamar pribadi miliknya.

"Karina,..,.

Leon yang meminta anak buah membaaa Karina menatap Demian dengan canggung

"maaf tuan, aku terlalu kahwatir, jadi aku putuskan untuk membawa dokter cantik ini, karna dokter pribadi keluarga sedang di luar negri" ucap Leon.

Demian mendengus kasar" Leon, kau menculik dokter untuk ini?, kau gila,.,. Astaga ini sudah jam berapa?

"aku tidak punya pilihan lain, kondisimu akan bahaya jika terus di abaikan dan jika membawa dokter lain, takut membahayakan bisnis anda tuan," jawab Leon dengan santai.

Demian tidak menjawab, tatapannya berpindah pada Karina, yang sejak tadi menatapnya.

"kau pemimpin mereka Demian?" tanya Karina menatap Demian degan penuh keterkejutannya.

Demian terdiam, lidahnya terasa kelu, ia ingin menjawab namun nafasnya terada berat, tubuhnya limbung sebelum akhirnya ia bersandar pada dinding.

"kau terluka parah" ucap Karina merangkul Demian, membawa pria itu untuk duduk diranjang.

"aku butuh alat medis sekarang" ucap Karina pada Leon.

Leon mengangguk dan segera berteriak

"ambilkan tas medis yang diruang kesehatan" teriak Leon.

Karina duduk di belakang Demian, ia meringis melihat luka di pundak Demian, ia segera membersihkan luka itu.

"luka ini harus segera di obati, jiak tidak akan infeksi dan membuat komplikasi serius" ucap Karina mengamati luka tembak tersebut.

"ini akan terasa sakit" lanjut Karina.

"aku bisa menahannya" jawab Demian.

Karina dengan pelan, membersihkan luka Demian, dengan hati hati dan memastikan tidak ada kotoran dan sisa peluru yang tertinggal, saat kulitnya bersentuhan denagn kulit Demian, Karina bisa merasakan tubuh Demian yang tegang, pria itu sedikit mengerang akan rasa perih.

"kalau kau merasa kesakitan, kau boleh menangis" ucap Karina membuat sudut bibir Demian terangkat berkedut geli.

"aku pernah merasakan yang jauh lebih sakit dari ini" balas Demian membuat Karina tersenyum, betap santainya Demian dengan luka yang pria itu alami.

"selesai aku sudah mengeluarkan pelurunya, tinggal aku perban" ucap Karina menutup luka tersebut dengan perban.

"untuk saat ini, tidur dengan posisi miring, itu akan menguragi tekanan pada bahumu, aku akan mengobati yang lain" ucap Karina beranjak pergi.

Karina mengobati luka anak buah Demian yang lainya, ia merasa heran dan penasaran dengan apa yang terjadi, tanpa disadari Karina Demian berdiri di ambang pintu. Mengamati setiap gerakan Karina.

Cukup lama akhirnya selesai.

"Karina.,,." panggil demian membaut karina seketika menoleh.

"kemarilah" lanjut Demian dengan suara lembut dan senyum tipis membuat jantung Karina berdebar, Karina berdiri di hadapan Demian.

"ada apa?" tanya Karina mendongak untuk melihat wajah Demian yang masih pucat itu.

"ini sudah jam tiga pagi, ayo kita tidur" ucap Demian, tangannya terangkat mengusap pipi Karina ,mengantarkan kelembuatan dan kehangatan disana.

1
Kios Flio
semangat
Kios Flio
bagus thor...
Kios Flio
cerita yg menarik...recomended...semangat thor..
lovestory: thank you, tetap staytune ya😘😘
total 1 replies
Kios Flio
awal yg bagus...
Ara Are
doubel up donk Thor😄
Anik lukitasari
lanjut thor
lovestory: tetap staytune bestie😘
total 1 replies
Anik lukitasari
bagus banget thor,semngat 💪
Anik lukitasari
bagus thor,lnjut ya🙏
Ara Are
semangat Thor,keren👍🏻👍🏻
Cheryl Gracia
bagus sekali
wisna
good
Anik lukitasari
lanjut thor
Nania Nia
Luar biasa
Anik lukitasari
lanjut ya thor
Deen Noli Deen Noli: lanjutyat hi thor
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!