Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.
Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa
jangan lupa tinggalin jejakkkk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi
Meringkuk menerima pukulan, tendangan dan makian. Elang ia menutupi wajah nya, sendari tadi ia sudah melawan sayangnya ia kalah lawan nya tak sepadan dnegan nya.
Bagaimana bisa ia melawan musuh nya, musuh nya itu berisi 15 orang dan ia hanya seorang?.
"sudah sudah lepaskan anak itu," seseorang dengan badan tegap dan jas melekat di badan nya itu menghampiri Elang dengan berjongkok.
"sudah puas bersenang senang dengan anak saya?," ia tersenyum licik lalu berdiri "hmm saya memiliki pilihan."
Elang terdiam ia merasakan sakit amat teramat di badan nya namun ia memaksa terbiasa akan rasa sakit itu walau begitu ia tetap tak bisa menahan sakit nya.
Ya itu Daniel ayah dari Marley "pilihan nya... Kau memilih mobil atau motor?." ucap Daniel sembari menunjuk mobil dan motor yang telah di taiki oleh sang pengemudi.
Alis Elang menyirit, menatap tajam sang pembicara "kau diam berarti ikut pilihan saya ya? Bagaimana kalau saya memilih mobil? Tapi karena saya baik, saya memilih motor saja bagaimana?." ujar Daniel tersenyum smirk.
Pengendara motor itu mempunyai tubuh besar nan tinggi, dan motor itu motor gunung dimana bisa melewati jalan se bebatuan apapun.
Dengan memainkan gas di motor nya, si pengendara itu langsung menancapkan gas untuk menubruk Elang yang sudah lemas itu.
Terlihat motor itu mulai mendekat ke tubuh Elang dengan cepat seolah tak mempunyai rem untuk berhenti...
"BRUKK!"
Elang terbangun dari tidur nya sembari keringat di pelipis nya, Elang melamun sesudah nya.
"kenapa? Mimpi?" ujar Hasan membuat lamunan Elang terhenti lalu mengelap pelipis nya yang penuh akan keringat.
Elang mengangguk atas pertanyaan itu "cewe lo udah di jemput bodyguard nya" lanjut Hasan membuat Elang menangguk walau ada perasaan tak enak dalam diri nya.
"iya bang, thanks"
Hasan mengangguk memberikan minum nya pada sang adik "jangan sakitin cewe lo lang"
Elang mengangguk menatap lembut sang kakak "iya, semoga"
Suara deringan telpon terdengar dari ponsel Elang, menyirit mengapa ayah dari Marley itu menelpon nya.
"assalamualaikum om, ada ap-" salam lembut nya terpotong oleh cerocosan Daniel.
"marley seperti nya di culik nak, bodyguard om tadi sudah ke markas kamu tetapi tak ada ya? Om minta tolong cari di sekitar sana tak apa apa? Om sedang mencari gps di motor dan ponsel Marley." walaupun begitu Daniel tetap tenang suaranya.
mendengar itu Elang mematung "iya om nanti saya bantu mencari, maaf om saya teledor menjaga Marley"
"tidak apa apa, ini takdir Elang, berdoa saja semoga Marley cepat ketemu dan salam keadaan baik baik saja, baiklah nak om ada urusan, terimakasih ya"
Telpon di matikan sepihak dari Daniel Elang langsung mengambil jaket nya, Elang mematung kembali ia lupa bahwa jaket nya ia pinjamkan pada Marley.
Ia berjalan ke arah parkiran dan dengan jaket milik nya yang lain "lang kenapa?" tanya Hasan melihat Elang terburu-buru.
"marley di culik bang"
"gw ikut lang, ga usah mau sendiri." jawab Hasan ia mengambil jaket nya dan menyusul Elang di parkiran.
Lagi lagi Gilang dan Bimantara melihat itu mereka berdua mengangguk lalu menaiki motor untuk membantu Elang menemukan perempuan bernama Marley itu.
Di perjalanan Elang melihat ke spion nya terlihat di belakang nya ada Gilang dan Bimantara mengikuti nya, ia tersenyum akan itu.
Melihat ke arah kanan dan kiri melihat tanda tanda walau tak ada. Sudah 1 jam 30 menit ia melakukan ini sampai hampir jauh dari markas The Vegas, tetapi sayang nya belum ada tanda tanda Marley ada dimana.
Ponsel di saku nya berdering, membuat Elang menghentikan motor nya di pinggir jalan di ikuti oleh motor hasan, Gilang Dan Bimantara.
"iya om?" panggil nya
"om sudah menemukan lokasi motor Marley, saya beri kan di chat ya alamat nya".
Langsung Elang melihat chat pribadi nya dengan Daniel juga terlihat Daniel mengirimkan lokasi.
Lokasi jalan yang Elang tau, markas yang Elang tau itu Markas milik musuh The Vegas.
Telpon masih tersambung "apa kamu tau itu dimana? Sepertinya mereka sudah pandai mereka tak bisa di lacak oleh aplikasi biasa"
Ia mengangguk "saya tau om, tapi harus banyak perlengkapan kesana. Itu daerah terpencil om. Om dan suruhan om bisa ke markas The Vegas saya bicara di sana om"
"baiklah, terimakasih nak Elang"
Telpon terputus, Elang berbicara pada abang dan 2 teman nya itu bahwa mereka putar balik ke markas.
...*...
Di sisi lain di kediaman Pangrestu Nadira bahkan menjadi sensitif setelah mendengar Marley di culik.
Di tenangkan oleh sang Sulung, Nadira bersandar di pundak Marvel "udah dong bun, jangan sedih ayah pasti bakal bawa Marley pulang" ucap tenang Marvel mengusap pelan rambut Nadira.
"kak, bunda pengen ikut nyari Adek. Ayok motor motoran bareng bunda" ajak Nadira dengan perasaan berpura pura teguh.
Bohong jika Marvel berkata tak ingin ikut adik mencari Marley, namun ia juga harus menjaga bunda nya walaupun ada penjaga di se keliling rumah ini. "kata ayah apaa bun, tunggu aja yaa." tutur kata nya masih lembut dengan nada rendah.
Nadira melamun lalu berdiri "mau kemana bun?"
Memancarkan senyum manis nya, Nadira melangkah ke arah dapur "bunda mau bikinin adek cookies matcha dan makanan matcha biar pas dateng dia suka" tutur nya melanjutkan ke arah dapur.
Marvel tersenyum naas, lalu ia memutuskan mengikuti bunda nya memasak makanan untuk sang adek.
Mengeluarkan bahan bahan dari kulkas, Nadira mulai memasak di bantu si Sulung.
Ia benar benar membuat cookies matcha kesukaan Marley. Sangat simple bahkan sekarang cookies itu sudah berada di dalam oven tinggal menunggu matang.
"adek pasti baik baik aja kan ya kak? Bunda harus kuat, adek pasti di sana sepi. Bunda sedih anak bungsu bunda tiba tiba di culik gitu kak."
Sedih, sungguh Marvel sedih mendengar sang bunda berbicara seperti itu, yang Marvel bisa ia tersenyum dan mengusap punggung Nadira.
"iya bun, adek pasti baik baik aja"