NovelToon NovelToon
Kampung Jabang Mayit

Kampung Jabang Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Demon Slayer / Kumpulan Cerita Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:529
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!

Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.

Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.

Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.

Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Laknat

  Candra sudah hampir sampai dikebun singkong, dan dari jauh kelihatan kalau tinggal beberapa pekerja aja tuh yang ada disitu.Termasuk kang panjul belum sampai ia ke kebun singkong, Candra lihat dari kejauhan si barja udah bonceng lagi satu perempuan ke ujung kampung.

Akhirnya Chandra memutuskan untuk nitipin rantang ke pekerjaan yang tadi jalan bareng sama dia dan dia langsung pergi balik badan tuh Pulang lagi ke rumahnya Pak Agung padahal belum sempat ketemu sama kamu Panjul dan untungnya si barjo cuma lewat gitu aja sambil buru-buru jangan berjalan tuh ke arah rumah tiba-tiba tulis rasa penasaran sama perempuan yang dibonceng Barca tadi dia yakin kalau perempuan itu akan melakukan hal yang sama sama Nita lakuin.

Singkat cerita

Candra sudah sampai di rumah dan Kelihatannya pak Agung dan Kang Basir belum pulang, soalnya motornya belum ada dalam rumah. Masuk ke dalam rumah Candra langsung disambut sama Bu Yani.

Yang nanya "Udah Chandra?

"Udah Bu" Jawab Candra, setelah itu Chandra langsung masuk ke kamarnya. Dia jadi kepikiran terus kan, ada dorongan kuat Gitu loh buat tak pergi ke rumah ujung kampung itu. Walaupun udah ada peringatan nih dari Kang Panjul, tapi Candra nggak bisa bohong dia benar-benar penasaran.

Dia coba tuh ingat-ingat gimana caranya supaya bisa sampai ke rumah itu, Harusnya sih nggak terlalu jauh ya jalan dari Kebon singkong jalan terus satu arah sampai ke ujung. Nggak lama kemudian kedengeran nih suara motor yang datang, kayaknya sih itu kang Basir sama Pak Agung. Candra Dengar tuh percakapannya Kang Basir sama Bu Yani, dari dalam kamar.

"Mana Bapak? Tanya Bu Yani, itu Bu ada keperluan lain, ini saya disuruh nyampein pesan aja. Kalau mungkin Bapak pulangnya besok, sama singkong biarin aja dulu besok pagi aja ditariknya" Ucap Kang Basir.

"Kamu nggak tahu ke mana bapak Sir? Tanya Bu Yani lagi.

"Maaf bu saya nggak tahu malah Basir disuruh pulang duluan dah nunggu di rumah" Jawab Kang Basir.

"Aneh nggak kayak biasanya, gak mungkin juga ngurusin orang gila yang belum ketemu itu kan? Tanya Bu Yani.

"Nggak mungkin itu Bu, tapi orang gila itu benar-benar ada" Ucap Kang Basir.

Dengar omongannya kang Basir itu,, Candra ngomong pelan: "Itu bukan orang gila. gue yakin itu bukan orang gila" gak tau kenapa Candra Yakin aja, kalau itu emang bukan orang gila.

Gak lama kemudian tiba-tiba kedengeran, Nih suara Kang Panjul dan dia bilang.

"Yang tadi Akang curiga, ada yang merhatiin rumah ini Bu dari ujung Kebon Jati. Rambutnya gondrong tapi pas akang cari, nggak ketemu nggak mungkin juga itu orang gila.

Suasana langsung Hening, habis ngomong gitu Kang Panjul langsung pamit pulang.

Dalam hati Candra bilang: "Perempuan yang sama Kang Barja dan nita, iya gua harus ke rumah itu"

Masuk waktu makan malam suasana di meja makan itu Hening, tidak ada obrolan apa-apa habis makan malam Bu Yani langsung masuk ke kamar. Tiba-tiba mak ela bilang.

"Ya udah berarti kamu jaga rumah, nunggu sampai bapak pulang besok" Kang Basir di situ cuma mengangguk, tapi Candra yakin kalau kang Basir ini tahu ke mana Pak Agung itu pergi.

Habis itu Chandra masuk ke dalam kamar, di dalam kamar Candra makin yakin itu tekad bahwa dia harus pergi ke rumahnya ni itoh. Dia harus melihat secara langsung pikirnya, kalau dia udah melihat langsung mungkin nggak penasaran lagi. Dengan bermodalkan hp, korek yang ada centernya, dan nyeker dia berniat pergi malam itu juga.

"Candra, kamu mau kopi gak? ayo temenin akang" Ajak Kang Basir dali balik pintu kamar Candra.

"Eehh mau istirahat aja kang, capek banget hari ini" Jawab Candra, sialnya kang basir ini malam jalan ke teras belakang. Padahal kan niatnya Candra mau pergi lewat halaman belakang, dan itu membuat Candra harus nunggu sampai kang basir masuk dulu.

Lumayan lama Candra nungguin tuh kang basir masuk lagi, sekitar jam 9 malam nih barulah kedengaran suara kunci dapur.

Ceklek

Yang artinya kang basir udah masuk kedalam, ngelewatin kamarnya Candra sebenarnya kang basir ini kan.

"Udah tidur Candra" tanya Kang Basir.

Akhirnya Candra pura_pura aja tuh kebangun. "Eehh iya udah kang, ini lagi tidur" Padahal dia baru aja nyusun guling sama bantal terus dia tutupin pake selimut. Jadi seakan_akan kalau dilihat dari luar, Candra lagi tidur sambil selimutan padahal itu guling.

Habis itu dia kunci itu pintu kamar dengan pelan banget, jangan sampai cekleknya itu kedengaran. Setelah itu dia buka jendela, Candra disitu pake jaket hoddie yang ada tudungnya kan, dan setelah semuanya udah siap keluarlah dia lewat jendela. Gak lupa dia tutup lagi itu jendela, pelan_pelan dia pergi tuh lewat halaman belakang dan setelah mastiin dari jendela dapur gakada yang merhatiin.

Candra langsung mempercepat langkahnya, malam itu bulan terang banget jadi dia belum pake center korek sama hp tuh. Soalnya jalannya masih bisa kelihatan, Candra jalan bener_bener hati_hati kan meskipun sempet nginjek beberapa tanaman. Dan itu bikin kakinya sakit tapi semuanya berjalan lancar, sejauh ini.

Candra jalan sambil ngerokok, sambil merokok dia melanjutkan perjalanan.

Sampailah Candra di hamparan kebun singkong, tinggal nanjak sedikit barulah nih dia sampai ke jalan utama. Buat pergi ke ujung kampung dari arah lain, kerumahnya ni itoh.

Nafasnya Candra udah ngos_ngosan tuh, udah mandi keringat juga padahal malam itu terbilang cuaca dingin. Candra udah jalan tepat diatas tanah, yang biasa barja sama motornya lewatin. Gak lama kemudian udah mulai kelihatan, lampu berwarna kuning dari satu rumah yang artinya udah semakin dekat nih.

Langsung aja dia keluar dari jalur dan masuk kedalam hutan, Candra pelanin langkahnya dia matiin tuh rokoknya kan. Takut asap sama nyala bara ini kelihatan dari jauh, semakin deket rumah itu semakin jelas ternyata itu rumah panggung kecil. Candra langsung ambil posisi ngumpet di balik pohong gede, sambil jongkok dia amati rumah itu dari jauh.

Dan ternyata ada tiga laki_laki gak bisa dibayangin, betapa tegangnya Candra waktu itu. Gak lama kemudian kedengaran nih suara motor yang mau lewat, dan akhirnya berhenti dirumah itu. Candra perhatiin tuh dari balik dedaunan kan, dan ternyata itu adalah barja yang diikuti sama Pak Agung yang jalan kebelakang rumah itu.

Candra melihat Barja sama Pak Agung Ini kayak yang lagi ngomong serius banget, setelah aman Candra langsung kearah kanan hutan buat melihat kebelakang rumah itu.

Pelan-pelan Dia gerak Tapi anehnya dia mendengar, suara langkah kaki yang sama dibelakang. Cuma pas Candra tengok gak ada siapa_siapa, kecuali dia.

Padahal barusan, jelas banget ya itu ada suara langkah lainnya. Ya udahlah ya dia pelan-pelan gerak, sampai akhirnya ia sejajar nih sama bagian belakang rumah panggung. Ituu Pak Agung berdiri di depan pintu, dan Chandra melihat udah ada galian lobang nggak terlalu dalam, di belakang rumah itu dan pencahayaan di belakang rumah itu cuma pakai obor aja.

Ngga lama kedengeran suara perempuan teriak-teriak, dari dalam rumah itu berulang-ulang tuh.

Aaaakkhhh

Pak Agung dia cuman nunduk aja di situ, Candra langsung ke inget sama perempuan yang tadi sore dibonceng sama Barja.

Dalam hati Candra terbilang: "Jangan-jangan" tiba-tiba ia denger lagi ada suara langkah kaki di belakang, yang semakin mendekat Chandra langsung balik badan lagi dong. Tapi Lagi-lagi nggak ada siapa-siapa, Pas Candra lihat lagi ke rumah panggung.

Terlihat di sana Pak Agung sedang sujud, berarti bener baju sama celana kotornya itu karena dia sedang ngelakuin hal itu. Gak lama kemudian pintu belakang rumah itu kebuka, dan keluarlah satu orang nenek-nenek rambut panjang. Lagi bawa tampah yang udah berdarah-darah.

Tiba-tiba hp-nya Candra bergetar, untungnya suaranya itu kecil banget. Dan di situ ada pesan dari Gamma, yang tulisannya begini:

[ "Chandra budi udah ada di kampung itu, kamu dalam bahaya hati_hati" ] kaget kan Candra baca pesan itu, apalagi posisinya lagi mengintai.

Pas Candra melihat ke arah nenek-nenek itu lagi, dia kaget karena ternyata Pak agung sama nenek-nenek itu sedang melihat ke arahnya. Tapi sepertinya mereka belum melihat Candra, pas lagi fokus melihat itu Chandra dari belakang.

Ada yang ngebekep tuh dan dia lihat tangannya gede banget dan kuat banget, sampai-sampai Candra ini nggak bisa napas. Sekilas dia melihat yang ngepekep itu adalah laki-laki rambutnya gondrong, baju sama celana robek-robek. Yang artinya itu adalah orang gila yang sedang diomongin sama warga kampung, yang jadi pertanyaannya siapakah laki-laki itu?

___Tbc___

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!