NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Di hari kedelapan Emilia pun sadarkan diri dan membuka matanya disaat tidak ada siapapun orang yang ada di sana bahkan dia memperlihatkan ruangan yang kini terasa asing baginya.

Dan benar saja Emilia tidak kehilangan ingatannya ataupun gangguan syaraf lainnya dia terlihat baik-baik saja hingga saat ini.

Sampai saat Arthur datang dengan membawa sekuntum mawar hitam yang biasa dia bawa di setiap kali dia datang ke ruang rawat tersebut.

Saat ini Arthur mematung di tempatnya dan menyembunyikan bunga itu di belakang tubuhnya.

"Kau sudah sadar."ucap Arthur yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Emilia yang malah melirik kearah lainnya.

Arthur pun mendekat kearah Emilia tapi pria itu tidak berkata apa-apa lagi selain meletakkan bunga mawar hitam itu diatas pas bunga berukuran kecil.

"Don."sapa seorang dokter yang kini terlihat kaget saat melihat Emilia sudah sadar karena baru beberapa jam yang lalu ia meninggalkan Emilia disana.

"Kau tidak memberitahuku bahwa ia sudah sadar?"ucap Arthur dengan nada datar.

"Maafkan saya Don, saya juga baru mengetahui hal itu karena saat ini waktunya saya untuk memeriksanya.

"Periksa dan segera temui aku di ruangan ku."ucap Arthur yang akhirnya pergi meninggalkan mereka.

Emilia pun seperti biasanya hanya menghela nafas berat melihat kepergian pria yang sudah tega menjadikan dirinya sebagai santapan ikan hiu jika saja tuhan tidak berbaik hati padanya.

"Dimana Bianca apa dia selamat?"tanya Emilia yang terlihat sangat penasaran.

Dokter pun tersenyum karena ternyata dia benar-benar berhasil menyembuhkan Emilia dan nyawanya tidak terancam lagi.

Arthur sudah mengancam dokter itu jika sampai terjadi sesuatu pada gadis yang ia panggil dengan sebutan rumput liar itu.

"Anda mengingat semuanya."ucap dokter tersebut.

"Aku belum pikun."balas Emilia.

"Bukan itu maksud saya nona tapi anda baru saja melewati masa kritis setelah mengalami koma dan melewati bedah di bagian kepala belakang anda untuk mengeluarkan gumpalan darah yang diakibatkan oleh serangan benda tumpul tapi aku salut kau benar-benar hebat bisa melewati semua itu."ucap dokter itu.

Emilia pun hanya terdiam saat mendengar penjelasan dari dokter tersebut.

Hingga saat beberapa orang perawat masuk untuk membantu Emilia untuk melepaskan beberapa alat medis yang sudah tidak diperlukan lagi olehnya kecuali jarum infus yang masih terhubung ke tangannya itu.

Emilia pun berusaha untuk bangkit dari ranjang tapi tubuhnya belum terlalu kuat untuk itu hingga akhirnya dia pun hanya bisa berbaring saja untuk sementara waktu.

Dokter yang tadi memeriksa Emilia pun sudah berada di ruangan Arthur yang kini terdapat Austin dan beberapa pengawal setianya yang baru kembali bergabung di tempat itu.

"Don keadaan nona Emilia sudah membaik, dia bahkan tidak mengalami masalah dengan otaknya dan syaraf lainnya semua normal dan baik-baik saja hanya saja ia belum bisa beraktivitas untuk beberapa waktu dan masih butuh pemulihan saat ini."ucap dokter tersebut.

"Apa yang kau maksud semua normal itu termasuk saat dia tidak merespon pertanyaan ku."ucap Arthur.

"Saya tidak tahu itu Don, tapi dia menanyakan keberadaan nona muda kecil dia bilang apa nona Zabella selamat?"ucap sang dokter.

Arthur pun langsung bangkit dan bergegas menuju rumah sakit mini miliknya yang masih terhubung dengan Mansion yang kini ia tempati itu.

"Aku sudah tau bahwa rumput liar memang memiliki hidup yang abadi dan lihatlah dia masih mengingat semuanya. aku ingin tau siapa yang telah menyerang rumah saat aku tidak ada."ujar Arthur.

Austin pun hanya diam sambil mengikuti langkah Arthur menuju ruang rawat yang kini ditempati oleh Emilia.

Setibanya di sana dia langsung membuka pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu hingga membuat Emilia memalingkan wajahnya sambil menutupi bagian dadanya yang tengah dibersihkan oleh perawat.

"Keluar!!"ucap Arthur dengan tegas pada Austin karena tidak ingin tubuh molek Emilia terlihat oleh siapapun kecuali dirinya.

Ya dirinya yang kini menerobos masuk saat Emilia sudah menutup tubuh polosnya itu selimut tebal yang ada di sana.

"Rumput liar kita harus bicara serius tentang hilangnya putriku."ucap Arthur yang kini duduk di samping bed pasien tersebut.

Emilia pun kembali terdiam tanpa kata saat ini dan dia tidak ingin menatap Arthur seperti beberapa waktu lalu.

Arthur pun hanya menatap lekat wajah Emilia dari samping."Aku bersumpah akan menghabisi dokter yang telah membohongi ku tentang keadaan mu."ucap Arthur yang kemudian bangkit dari duduknya hendak melangkah pergi.

Tidak ada balasan dari Emilia yang kini masih setia terdiam ditempatnya.

"Austin segera bawa dokter itu kehadapan ku!"ujar Arthur di ambang pintu.

Namun Emilia tidak sedikitpun bergeming dari posisinya itu.

Arthur pun pergi meninggalkan ruangan itu dan bergegas menuju ruang kontrol dimana disitu semua yang terjadi di sekeliling area pulau pribadi itu terlihat jelas dari pantauan cctv.

Dia bahkan tersenyum kecil saat melihat Emilia yang kini terlihat gelisah dan tidak bisa diam diatas bed yang ia tempati itu.

Arthur tau Emilia tidak akan pernah mengorbankan orang yang tidak berdosa hingga ego nya akan runtuh seketika.

"Rumput liar aku tau kau membenciku dan ingin membalas ku."ucap Arthur yang kini mengusap layar yang menunjukkan wajah cantik Emilia yang sedang gelisah itu.

"Apa kau sudah menemukan bukti lain di rumah itu."ucap Arthur dengan lirih.

"Tidak ada mister Edison bahkan merawat nona muda dengan sangat baik dan penuh kasih sayang seperti biasanya."ucap Austin yang mengatakan apa yang terjadi di rumah Edison.

Arthur hanya terdiam mendengar jawaban dari Austin saat ini, dia tidak akan percaya begitu saja dengan ayahnya itu.

Arthur tau dibalik itu semua ada rencana tersembunyi yang tengah disusun oleh Edison.

"Terus awasi pergerakan mereka dan katakan pada Erdogan untuk lebih waspada dan tingkatkan keamanan."ucap Arthur.

"Baik Don."ucap Austin yang kini kembali meninggalkan Arthur.

Pria itu pun kembali berfikir keras bagaimana caranya membuat rumput liar mau berbicara padanya lagi meskipun yang keluar adalah kata-kata makian seperti dulu.

Sampai saat terbersit ide konyol di pikiran Arthur saat ini seperti yang telah dia lakukan dulu . Arthur pun kembali menuju ruang rawat inap tempat rumput liar itu bersemayam.

"Sekarang kau sudah sembuh bukan, sudah waktunya untuk membalas kebaikan ku dengan tubuh mu itu."ucap Arthur dengan lantang.

Emilia langsung membulatkan matanya mendengar perkataan Arthur yang sungguh menyebalkan dan membuat dirinya merasa takut dan lebih menakutkan dari serangan para hiu di kolam itu.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Emilia masih berusaha untuk melepaskan diri saat Arthur dengan sengaja mengikat kedua tangannya hingga ke siku dan diletakkan di atas kepalanya itu.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu saat kita akan melakukan ritual malam pertama kita."ucap Arthur dengan seringai jahilnya itu.

Tidak banyak yang tau sisi lain Arthur seperti yang selama ini ditujukan dihadapan Emilia.

Ya, hanya Emilia yang tau sifat lain dari Arthur selama ini.

Emilia masih terdiam sambil mencoba untuk melepaskan ikatan tangannya itu, saat Arthur telah melepaskan kemeja yang ia kenakan hingga tubuh bagian atasnya itu terekspos dengan sempurna di hadapan Emilia yang kini memalingkan wajahnya.

"A apa yang kau inginkan gembala mesum? bukankah kau sudah tidak percaya dengan kata-kata ku lagi jadi untuk apa lagi aku bicara padamu sekarang lepaskan ikatan ini jika kau masih penasaran lawan aku sekarang juga!"ucap Emilia yang akhirnya membuat Arthur tersenyum penuh arti.

Perlahan tapi pasti Arthur mendekatkan wajahnya ke arah Emilia dan tepat di depan bibir manis itu bibir Arthur mendarat kemudian mencium lembut bibir Emilia yang kini memejamkan matanya.

Sampai beberapa detik kemudian Arthur langsung melepaskan ciuman itu saat Emilia dengan sengaja menggigit bibir bawah milik Arthur.

Arthur pun hanya mengusap bibirnya yang sedikit berdarah itu kemudian menelusuri leher jenjang milik Emilia yang yang kini terasa tegang oleh Arthur yang kini menyungging kan senyum.

Arthur tau Emilia sedang sangat menderita karena perbuatannya itu.

"Lepaskan."ucap Emilia pelan tapi penuh penekanan.

"Aku bahkan belum menyentuh mu saat ini baru sedikit pemanasan."ucap Arthur tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Tuan gembala mesum tolong lepaskan aku atau kau tidak akan tau siapa penculik putrimu."ucap Emilia yang akhirnya disambut senyum manis oleh Arthur.

Arthur pun melepaskan Emilia termasuk ikatan tersebut."Putri mu dibawa oleh orang yang memiliki tato kura-kura di samping lehernya setelah dia menghabisi kakak Sadam dan entah bagaimana nasib kakak beradik itu."ucap Emilia.

"Apa dia mengucapkan sesuatu saat itu?"ucap Arthur lagi.

Aku tidak tahu lagi setelah dia menginjak kening ku."ucap Emilia yang akhirnya terdiam tapi kemudian dia teringat akan kata-kata anak buahnya yang lain bahwa Zabella adalah cucu pembawa sial.

"Aku ingat dengan percakapan pria bertato kura-kura itu bahwa Bianca adalah cucu pembawa sial yang harus disingkirkan."ucap Arthur.

"Bajingan!!"ucap Arthur yang kini terlihat sangat marah dengan tangan terkepal erat dan rahang kokohnya yang terlihat mengeras.

"Aku tidak tahu siapa orang yang ada di balik semua itu tapi aku rasa orang yang sama dengan orang yang telah menginginkan Valeria menderita."ucap Emilia.

"Rumput liar aku mungkin telah berbuat keliru terhadap mu tapi kau bisa membalas ku kapan saja kau mau. Dan terimakasih atas perjuangan mu yang telah mempertaruhkan nyawa mu demi putriku."ucap Arthur.

Emilia tidak menjawab rasa sakit di ulu hati nya kembali terasa saat dirinya diperlukan seperti seorang penjahat yang sebenarnya.

Emilia merasa sakit hati bukan karena Arthur memberikan hukuman yang hampir menewaskan dirinya. Tapi rasa sakit itu ia dapatkan karena Arthur sama sekali tidak mau percaya dengan kata-katanya setelah kedekatan mereka selama satu tahun lebih tersebut.

Emilia berusaha untuk bangkit dari ranjang sambil merapihkan penampilannya yang terlihat berantakan. Tapi seketika gerakan itu terhenti saat Arthur mengatakan hal yang membuat Emilia merasa heran.

"Rumput liar mulai sekarang ini adalah kamar kita dan persiapkan dirimu untuk menghadapi masa depan bersama ku."ucap Arthur.

Emilia menatap lekat wajah Arthur yang kini juga menatap kearahnya.

"Kau pikir siapa yang akan hidup bersama pria menyebalkan seperti mu!! Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk itu dan aku tidak tertarik padamu yang tidak pernah punya perasaan dan tidak pernah mau mendengarkan kata-kata orang lain!"ucap Emilia.

Arthur langsung tertawa lepas saat ini hingga membuat Emilia heran karena baru kali ini ada pria yang mendapatkan penolakan justru malah tertawa terbahak-bahak. Emilia bingung dengan keadaan itu hingga ia bertanya-tanya terbuat dari apa pria yang satu itu.

"Kau sudah siuman?"ucap Arthur yang kini menarik Emilia kedalam dekapannya dan hal itu membuat Emilia membeku sejenak sebelum kemudian dia mendorong dada bidang Arthur.

"Aku akan pulang ke rumah ku."ucap Emilia yang kini berusaha untuk bangkit dari ranjang namun lagi-lagi Arthur membuat dia terdiam di tempatnya.

"Rumah mu hanya disini, disisiku... dan kau tidak punya rumah lainnya selain aku."ucap Arthur.

"Tuan gembala mesum aku punya mimpi yang sampai saat ini belum terwujud."ucap Emilia.

"Katakanlah apa impian mu."ucap Arthur.

"Aku ingin menikah dan hidup bahagia dengan pria yang selama ini aku cintai."ucap Emilia yang membuat rahang Arthur mengeras.

"Katakan siapa pria itu biar aku habisi sekarang juga."ucap Arthur tegas.

"Kau pikir aku sebodoh itu dengan mengatakan siapa pria yang aku cintai padamu yang tidak pernah bisa menerima pendapat dan keinginan orang"ucap Emilia tanpa takut.

"Aku bilang katakan siapa laki-laki."ucapnya dan nada bicara Arthur.

Emilia tetap bungkam tentang pertanyaan Arthur yang kini semakin dibuat penasaran dan tidak mau bersabar hingga Arthur kembali meraup bibir Emilia dengan kasar dan kali ini Arthur tidak membiarkan Emilia lepas darinya.

Emilia benar-benar dibuat mati kutu karena Arthur bahkan sudah menggerayangi tubuh Emilia bagian atas dan meremas gundukan kembar milik Emilia yang putih padat berisi itu.

"Eum... lepas!"teriak Emilia dibarengi dengan des**an yang terdengar sexy ditelinga Arthur yang kini semakin bergairah dan lepas kendali atas dirinya.

Emilia menjerit tertahankan saat pertahanan nya berhasil di kalahkan oleh Arthur yang kini terdiam untuk beberapa saat karena merasakan sesuatu yang tidak pernah ia sangka sebelumnya bahwa gadis yang selama ini bergelut dengan dunia malam dan dunia luar itu ternyata masih suci dan Arthur adalah yang pertama baginya.

"Arthur aku mohon lepaskan aku cukup sudah cukup...!!"Ucap Emilia yang kini menangis karena rasanya sangat sedih karena apa yang ia jaga selama ini harus direnggut begitu saja meskipun tidak dipungkiri bahwa Emilia mengagumi Arthur selama ini tapi bukan saat ini waktu yang ia inginkan untuk melakukan semua itu.

Emilia ingin melakukan hal itu disaat malam pertama pernikahan nya dengan pria yang benar-benar sangat ia cintai dan mencintai dirinya.

"Maafkan aku babe... tapi aku menginginkanmu untuk jadi milikku seutuhnya ucap Arthur yang kembali melanjutkan percintaan paksa itu meskipun Emilia mencakar punggung nya dan lengannya atas ras sakit yang ia dapatkan hingga semua itu berganti kenikmatan yang baru Emilia rasakan saat ini bercampur sakit dari luka yang berdarah itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!