KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
“Apa maksudmu, nak? Kenapa kamu yang harus berbelanja? Biasanya ibu juga pergi dengan pengasuh yang lainnya,” entah kenapa ada sebuah firasat buruk yang terlintas di hati Maryam.
Bukankah mereka baru saja mengobrol mengenai Jessica yang ingin mencelakai Rose, tetapi kenapa Rose malah melarangnya untuk tidak keluar besok? Mungkinkah ....
DEG
“Nak .. Rose sayang, tidak mungkin kah jika Jessie .. Anak itu ingin ...” Maryam menutup mulutnya dengan dua tangannya. Tubuhnya tersentak gemetar ketika ia memikirkan sebuah kesimpulan yang cukup berani.
Rose dengan raut wajah yang tenang tetapi tegas segera meraih kedua tangan ibunya ini, ia menggenggam tangan ibunya yang gemeteran tidak menentu.
“Bu, Hari ini Jessica memintaku untuk menjual apartemen kecilku, dia menyuruhku untuk membeli apartemen yang lebih mewah karena aku memiliki banyak uang,” mata Maryam tersentak bahkan berkedut hebat. Apa maksud dari Jessica ini? Ingin menguras kantong Rose sedikit demi sedikit? Tetapi bukankah selama mereka keluar dari panti dan memutuskan untuk kuliah, Rose memang begitu royal kepada Jessica? Apa semua itu belum juga cukup.
“... Dia bahkan meminta untuk menggunakan namanya pada akta apartemen yang baru,” lanjut Rose dengan meringis mengejek pada dirinya sendiri.
Ibu dan anak itu terdiam selama beberapa menit, sebelum akhirnya Rose mengangkat wajahnya dan menatap lekat kepada Ibunya tersebut.
“Bu, apakah menurut ibu, dengan temperamen Jessica yang tega menyingkirkanku, dia akan memberikan jalan kepada Ibu yang jelas – jelas tahu dan mendengar semua rencananya untuk menyingkirkan aku,” ucap Rose membuat Maryam semakin terdiam seribu bahasa. Hanya air matanya yang semakin deras mengalir.
“Ibu .. ibu sama sekali tidak memikirkan sampai sejauh ini, nak. Tidak sama sekali,” seru Maryam dalam isak tangisnya.
Rose hanya menepuk – nepuk punggung ibunya dengan lembut. Ia tentu saja paham jika ibunya ini akan mengalami shock berat ketika mendengar jika salah satu anak asuhnya yang ia rawat sedari kecil berani memiliki niat untuk menghabisinya.
“Rose hanya melakukan tindakan pencegahan bu, apalagi dia tahu jika aku kembali ke panti. Dia pasti akan berpikir jika ibu pasti akan mengadukan apa yang ibu dengarkan darinya,” Rose berpura – pura melakukan analisisnya, padahal hal inilah yang memang dilakukan oleh Jessica di masa lalu.
Bedanya, kala itu Rose tidak segera mengunjungi ibunya, nyatanya saat itu Rose bisa dibujuk Jessica untuk menginap di apartemen milik Mario sementara dia melakukan rencana untuk membunuh dan menutup mulut Maryam agar tidak membongkar rencana Jessica dan Mario.
“Tetapi, itu artinya target Jessica nantinya akan berganti kepada kamu kan?” Maryam tidak bisa berhenti untuk tidak khawatir.
Hati rose terasa hangat tanpa sebab, ia kembali meremas kedua tangan Maryam yang ia genggam untuk menenangkan hati Maryam.
“Bu, saat aku memikirkan rencana ini, otomatis aku sudah akan memikirkan solusinya. Ibu tidak perlu khawatir, anggap saja ibu tidak tahu apa – apa dan lebih berhati – hati lagi kedepannya jika ibu berhadapan dengan Jessica,” jawab Rose dengan bersungguh – sungguh.
Maryam tertegun dengan nada tegas yang Rose perlihatkan. Ia sedikit terkejut, selama ini yang ia tahu, Rose akan selalu bersikap lunak jika menyangkut tentang Jessica. Semua warga panti tahu jika Rose akan memuja dan menempatkan Jessica sebagai bola matanya karena Jessica memperlakukan ia dengan baik.
Maryam menarik Rose dalam pelukannya, ia kembali menangis dalam pelukan erat Rose. Ia sangat senang dan bangga dengan perubahan Rose, selama ini ia paling mengkhawatirkan keadaan Rose yang terlalu baik hati kepada orang terutama Jessica meskipun terlihat dengan jelas jika Jessica hanya memanfaatkannya sebagai ATM berjalan.
Kedua anak dan ibu itu tetap mempertahankan posisi pelukan mereka hingga 15 menit lamanya sebelum akhirnya Maryam menyeret Rose untuk tidur dengannya, memang sudah lama sekali keduanya tidak menghabiskan waktu bersama setelah Rose memutuskan untuk memulai kuliah, memulai bisnisnya dnegan bantuan kakak – kakak pantinya hingga ia bisa berdiri dengan perusahaannya yang cukup ‘naik daun’ ini.
🧊🧊🧊
Keesokan harinya, Rose bangun seperti biasanya. Setelah mandi dan berganti pakaian di lemari di kamarnya sendiri, ia menuju ke dapur dan mulai menyapa beberapa pengasuh yang juga ternyata merindukan kedatangannya.
Hati Rose terasa penuh dengan suasana hangat ini, mereka semua bercanda tawa tanpa memikirkan beban hidup mereka.
Rose juga menemui adik – adiknya, menyempatkan waktunya untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada adik – adiknya.
Sesekali ia melirik jam tangannya untuk memeriksa waktu, menyesuaikan dengan ‘waktu’ di masa lalu dimana saat ibunya mengalami ‘bencana kematian’ yang disebabkan oleh Jessie.
Tentu saja ia akan benar – benar mendatangi tempat kejadian tersebut, ia ingin melihat bagaimana reaksi Jessica ketika tidak mendapati mangsanya.
Maryam hanya bisa pasrah dan mengikuti semua rencana Rose, yang bisa ia lakukan hanyalah mendoakan semoga rencana Rose berhasil tanpa mencelakai dirinya sedikitpun.
“Bu, ibu tidak perlu khawatir, Rose janji akan tetap baik – baik saja,” ucap Rose saat ia berpamitan kepada Maryam dan melihat mata Maryam yang berkaca – kaca, siap untuk meluncurkan gelombang air mata season 2 lagi!
“Anak nakal ini!! Berjanjilah jika kamu hanya menjadi pengamat seperti yang kamu ucapkan pada ibu tadi malam! Jangan berani – beraninya kamu menghadapi wanita itu sendirian!!” seru Maryam dengan sedikit nada jengkel dan khawatir yang bercampur menjadi satu membuat Rose semakin terkikik pelan.
“Baik – baik yang mulia, ananda ini mendengar dan akan menuruti setiap titah baginda ratu,” seloroh Rose sambil berjalan menuju pintu gerbang panti, dimana sudah ada taksi yang menunggunya.
“Haahh, sepertinya memang harus membeli mobil, akan sangat merepotkan jika aku harus terus memesan taksi di saat – saat yang penting seperti ini,” keluh Rose dengan pelan saat ia mulai masuk ke dalam taksi.
Setelah memberikan alamat yang ingin ia tuju, taksi segera berjalan perlahan membelah jalanan yang sepi ini.
“Jessica, aku akan kembali mengacaukan rencanamu. Sebaiknya kamu sedikit lebih tangguh agar aku tidak langsung mengakhiri semua drama di antara kita,” lirih Rose sambil menatap ke arah jendela taksi.
🧊🧊🧊
Sementara itu, pihak Jessica dan Mario,
Keduanya Baru menyelesaikan pertandingan ‘gulat’ mereka saat waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi tadi.
Setelahnya mereka sama – sama tertidur pulas hingga pukul 9 pagi.
Saat ini, Jessica sedang menyantap makanannya sementara Mario juga sedang bersiap – siap dengan mengenakan pakaiannya setelah mereka mandi.
“Sayang, aku hanya bisa mengantarkanmu saja. Hari ini aku ada acara dengan teman – temanku,” ucap Mario kepada Jessica yang langsung menatapnya berbinar.
“Teman – temanmu yang para tuan muda itu? Waaahh, jika tidak sedang ada misi ini, aku pasti akan ikut!!” seru Jessica tanpa memperhatikan raut wajah Mario yang sedikit masam.
‘dasar cewek matre!’ batin Mario menggerutu.
“Suatu saat pasti akan aku ajak,” bual Mario yang sayangnya sudah membuat Jessica kegirangan.
Jessica segera menyelesaikan makanannya dan mengajak Mario untuk bergegas.
Bergegas untuk menyingkirkan penghalang mereka...