NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Faaris dan Balqis sedang menikmati bakso sebagai makan malam mereka, Faaris duduk lesehan dengan Balqis yang duduk di samping nya. Keringat membanjiri kening Faaris, pria itu memang sangat menyukai pedas, tak tanggung-tanggung dia menambahkan 4 sendok cabe ke dalam bakso nya, membuat kuah nya merah merona. Balqis melirik-lirik ke arah Faaris yang nampak biasa saja, tak menunjukkan ekspresi kepedesan, hanya berkeringat saja.

"Apa itu tidak pedas, Tuan?" Faaris melirik Balqis dengan ujung mata nya.

"Tidak untukku, tapi bukan berarti kamu boleh memakan makanan Faaris seperti ini, secukupnya saja!" Tegas Danish, membuat Balqis mengerucutkan bibirnya. Pria itu sangat pengatur sekarang.

"Tapi, boleh minta sedikit punya tuan kan? Nyobain doang." Faaris menatap Balqis, dia menyendok kuah di mangkok nya lalu menyuapi Balqis dengan kuah pedas itu. Wajah Balqis langsung memerah, dia kelimpungan mencari minum. Sepedas itu tapi Faaris bilang tak pedas? Apa pria itu mati rasa? Balqis mengipasi mulut nya, sudah panas pedas lagi, rasa pedas nya sudah mendekati pahit.

"Pedaskan? Makanya jangan ngeyel, di bilangin juga apa." Celetuk Faaris ringan. Dia meraih wajah Balqis dan melabuhkan ciuman mesra di bibir Balqis. Balqis mematung, tak menyangka Faaris akan mencium nya secara tiba-tiba. Faaris memagut bibir itu dengan nikmat nya, tapi Balqis sama sekali tak membalas lumatan pria itu, tapi tak menolak juga.

"Itu agar rasa pedasnya hilang."

Ucap Faaris, dan anehnya memang benar rasa pedas yang tadi tertinggal di ujung lidah nya itu hilang. Ajaib sekali, ternyata bertukar liur saat di tengah kepedasan itu mampu menyembuhkan rasa pedas ya?

"Malah bengong, ayo makan lagi. Makan yang banyak, kalo perlu beli lagi sana." Ucap Faaris, dia suka wanita yang agak berisi. Karena menurut nya akan terlihat lebih sexy di bandingkan yang kurus kerontang seperti keripik. Di tunggangi juga lebih empuk, singkatnya begitu.

"Iya tuan."

"Panggil aku sayang, ini di luar kantor." Cetus Faaris membuat Balqis membulatkan mata nya.

"Bagaimana bisa, saya memanggil seperti itu pada pria yang merupakan suami wanita lain, jangan bercanda tuan. Sama sekali tak lucu,"

"Apa wajah ku terlihat seperti orang yang sedang bercanda?" tanya Faaris, Balqis menatap wajah pria itu, datar seperti biasa dan tatapan mata nya terlihat serius.

"Jadi tuan serius?"

"Tentu saja, kenapa harus bercanda?"

"Ta-pi.."

"Aku tak suka di bantah, sayang!" tegas Faaris membuat Balqis menelan saliva nya dengan kepayahan, ludah nya terasa tercekat di tenggorokan hingga dia kesulitan menelan ludah nya.

"Baiklah, terserahh anda saja."

"Bagus, besok kita pergi pagi-pagi." Ucap Faaris dengan raut wajah serius nya.

"Apa tak bisa siang saja tuan?"

"Panggil aku sayang, Balqis!"

"Maaf maaf, iya sayang. Bisakah kita pergi nya agak siangan?" Ulang Balqis.

"Mau kemana dulu?"

"Ke makam ibu saya dulu." jawab Balqis masih dengan bicara formal.

"Baiklah, besok pagi berkemaslah." Balqis hanya menganggukan kepala nya mengerti, mau bagaimana lagi,sekarang hanya Faaris yang peduli padanya. Jadi mau tak mau dia harus menurut apapun perkataan Faaris, itu semua juga demi kebaikan nya.

Balqis dan Faaris kembali melanjutkan acara makan malam mereka hingga 4 mangkok bakso itu ludes tak bersisa. Balqis membawa mangkok nya ke belakang dan mencuci nya, tapi apa yang dia lihat di kamar mandi tempat cuci piring membuat nya marah.

"Siapa yang berantakin ini sabun!" Pekik Balqis, dia melihat sabun cuci piring itu sudah tumpah dengan busa yang masih tercecer dimana-mana.

"Ada apa sayang?" tanya Faaris, dia cepat menyusul saat mendengar suara Balqis.

"Kenapa ini berantakan? Haiishh pasti kucing Bi Siti."

Gumam Balqis, dia membersihkan bekas sabun itu dengan air. Faaris menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa gatal, jelas-jelas dia yang tadi mencuci piring disini, jadi ini bukan ulah kucing tapi ulah manusia yang ceroboh.

"Kenapa anda bengong disitu?" tanya Balqis dengan tatapan menyelidik, membuat Faaris salah tingkah.

"H-ahh, apa sayang?"

"Jangan-jangan kamu yang sudah berantakin ini semua ya?" Tebak Balqis membuat wajah Faaris memerah.

"Eemm, emm maaf sayang. Aku tak sengaja, ini bukan salah kucing, tapi... Aku!" Jawab Faaris mengakui kesalahan dan kecerobohan nya karena tak menutup kembali botol sabun cuci piring itu.

Balqis tak menjawab, dia hanya memutar matanya sebal dan melanjutkan aktivitas nya mencuci mangkok bekas mereka makan dan membersihkan nya sebersih mungkin karena besok dia akan meninggalkan semua yang ada di rumah ini.

"Sayang, jangan marah ya. Aku minta maaf, aku tak sengaja. Tadi aku mencuci piring bekas aku makan, niat nya ingin meringankan pekerjaan mu tapi malah kacau." Balqis masih diam, sebagai perempuan pecinta kebersihan dan kerapihan, dia cukup merasa kesal karena ulah Faaris.

"Yang, bicara dong." Bujuk Faaris, dia bahkan memeluk Balqis dari belakang tapi perempuan itu masih diam tak bicara apapun atau bereaksi apapun. Detik itu juga dia menyadari, kalau perempuan di depan nya sama dengan istrinya yang akan diam ketika kesal atau marah.

Danish menghembuskan nafas nya perlahan lalu secepat kilat membalik tubuh Balqis dan meletakkan kedua tangan nya bahu Balqis.

"Sayang, kalau kamu marah sebaiknya bicara. Jangan diam, sungguh aku tak bisa!" Ucap Faaris pelan.

"Iya, aku marah karena kamu ternyata begitu ceroboh tak seperti penampilan mu yang selalu rapih." Cibir Balqis membuat Faaris tersenyum kecut, secara langsung Balqis memuji sekaligus mengejek nya.

"Pergi dan tidurlah, aku masih harus menyelesaikan pekerjaan ini."

"Aku bantu ya?"

"Tak perlu, pergi dan tidurlah." Ketus Balqis. Faaris pun pergi dari depan Balqis dan memilih menunggu perempuan itu di kamar.

Balqis kembali melanjutkan pekerjaan nya, meski sesekali ngedumel karena kamar mandi nya masih terlihat berantakan meski sudah dia tata serapih mungkin. Setelah hampir satu jam berada di kamar mandi membereskan barang-barang yang tadi berserakan, akhirnya selesai juga dan Balqis bisa kembali ke kamar nya. Tapi ternyata Faaris masih belum tertidur dan terlihat serius dengan ponsel nya.

"Belum tidur, sayang?" tanya Balqis, membuat Faaris memalingkan tatapan nya dari layar ponsel dan tersenyum manis saat melihat penampilan Balqis yang sungguh menggoda menurut nya, hanya memakai daster rumahan selutut.

"Sudah selesai sayang?"

"Aku takkan kesini kalau belum selesai, masih ngapain?" tanya Balqis, karena pria itu terus memegang ponsel nya, padahal layar nya sudah padam.

"Ada email masuk sayang, ini yang harus kamu buatkan berkas nya nanti."

"Ohh yasudah lanjutkan, aku tidur duluan." Ucap Balqis, dia membaringkan tubuh nya di samping Faaris yang masih berkutat dengan pekerjaan nya, tak lupa menarik selimut dan menyelimuti tubuh nya. Faaris mengusap kepala Balqis dan mengecup singkat kening Balqis.

"Selamat tidur sayang, have a nice dream."

"Jangan terlalu malam tidurnya." Peringat Balqis, padahal mata nya sudah tertutup.

"Iya sayang, sedikit lagi kok." Jawab Faaris, lalu kembali fokus mengerjakan tugas nya lewat ponsel agar cepat selesai dan segera menyusul Balqis ke alam mimpi.

Sudah setengah jam berlalu tapi Faaris belum selesai juga, dia sudah beberapa kali menguap tapi di tuntut pekerjaan yang membuat nya harus begadang. Hingga akhirnya pria itu tak mampu menahan kantuk nya, dia tertidur dengan tubuh yang setengah duduk bersandar di kepala ranjang.

Pagi harinya, Balqis terbangun. Tumben dia tak merasakan ada beban pada tubuhnya. padahal biasanya jika dia tidur bersama Faaris, pria itu akan memeluk nya seperti guling.

Balqis melirik ke samping, hanya kaki Faaris yang terlihat.

Dia mendongak dan melihat Faaris tertidur sambil duduk, membuat Balqis langsung bangkit dan membuat tubuh pria itu berbaring. Bahkan ponsel nya masih ada dalam genggaman nya, dapat Balqis tebak kalau Faaris pasti ketiduran.

"Huumm, pria gila kerja."

Gumam Balqis lalu pergi dari kamar, tujuan nya hanya satu. Yaitu membeli sayur untuk sarapan nya dengan Faaris pagi ini.

Balqis menunggu di teras rumah nya, dengan masih memakai daster rumahan nya dengan rambut yang dia jedai ke atas, memperlihatkan leher jenjang nan putih mulus itu. Tanpa make up pun Balqis tetap cantik, kecantikan nya alami tanpa di buat-buat.

"Balqis.." Sapa Bi Siti, tetangga yang sangat baik padanya. Dia duduk di samping Balqis dan Balqis menyambut nya dengan senyuman manis.

"Sudah lebih baik, Balqis?" tanya nya. Balqis melirik sekilas lalu menggelengkan kepala nya pelan, rasa sakit nya setelah kehilangan anak nya saja masih belum kering, lalu sekarang dia kembali di landa cobaan yang membuat dunia kiamat, hancur lebur.

"Balqis hanya belum terbiasa dengan kesendirian ini, Bi. Mungkin seiring berjalan nya waktu, aku akan terbiasa dengan semuanya." Jawab Balqis pelan.

"Bibi mengerti Balqis, tapi saat ini bukan saatnya untuk terus bersedih. Kamu tetap harus menjalani hidup mu, saat ini kamu punya pria yang akan menjagamu kan? Dia kelihatan nya pria baik."

"Tuan Faaris memang pria yang baik Bi, tapi ada suatu alasan yang membuat aku harusnya tak terlalu dekat dengan bos Balqis sendiri." Jelas Balqis, membuat Bi Siti mengernyitkan kening nya heran.

"Apa Balqis? Kenapa?"

"Nanti bibi akan tau, tapi ini bukan saat nya. Ayo kita belanja, Balqis harus memasak untuk sarapan." Ajak Balqis dengan senyumnya, lalu berjalan pelan ke arah gerobak sayur yang berhenti tepat di depan rumah nya.

"Kemana kekasih tampan mu itu, Balqis?" tanya ibu-ibu rempong itu, malahan mereka terlihat mengintip ke balik pintu yang lupa Balqis tutup tadi.

"Masih tidur Bi, semalaman dia begadang karena pekerjaan." jawab Balqis, membuat ibu-ibu itu membulatkan bibir mereka.

"Masak apa ya, bingung.." Gumam Balqis, dia sungguh kebingungan ingin memasak apa untuk sarapan nya.

"Kenapa tidak menanyakan nya pada kekasih mu itu, Balqis?" ucap salah satu ibu-ibu itu memberi saran, padahal ada niat terselubung yaitu ingin melihat pria tampan seperti Faaris. Pasti pemandangan yang sangat indah bisa melihat pria setampan Faaris di pagi hari.

Tapi tak lama, Faaris datang dengan rambut acak-acakan dan muka bantal nya, tapi sedikitpun itu tak mengurangi kadar ketampanan yang di miliki Faaris, malah tampan nya bertambah berkali-kali lipat. Dia berjalan tegap dengan wajah datar dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celana nya.

"Sayang, mau di masakkin apa?" tanya Balqis sengaja, dia cukup kesal saat melihat ibu-ibu itu begitu heboh saat melihat Faaris keluar rumah.

"Terserah kamu saja sayang, apapun yang kamu masak pasti aku makan." Jawab Faaris dengan senyuman manis nya, yang pasti membuat siapa saja meleleh dibuat nya.

"Jangan terserah, aku bingung ini."

"Ikan gurame goreng sambal bawang, enak yang." Usul Faaris.

"Sayang, kamu sudah banyak sekali makan pedas. Gak baik buat perut kamu, apalagi kamu suka begadang." Ucap Balqis.

"Kalo gitu ya terserah kamu aja, kok malah tanya aku."

"Aku bingung soalnya, mau masak apa." Ucap Balqis sambil cengengesan.

"Udah Balqis, turutin aja napa sih? Lagian kalau dia sakit pun kan ada kamu yang ngurusin."

celetuk ibu-ibu itu membuat Faaris merasa besar kepala dan tersenyum jahil ke arah Balqis.

"Okey, tapi harus makan sayur juga ya?"

"Iya sayangku, tumis pakcoy pake udang." Jawab Faaris.

"Bungkus terus total ya bang," Pinta Balqis, dia juga memasukkan dua bungkus cabai merah juga bumbu dapur seperti bawang merah dan putih.

"Total nya 65 ribu, nak." Faaris dengan cepat membayar belanjaan Balqis dengan selembar uang berwarna merah.

"Kembalian nya ambil aja bang, makasih." Ucap Faaris lalu pergi dengan tangan yang menggenggam tangan Balqis mesra.

"So sweet banget ya kan? Cewek nya cantik, cowok nya ganteng. Serasi banget,"

"Iya, kalau di lihat-lihat wajah mereka agak mirip," Celetuk ibu-ibu itu, membuat yang lain heboh. Karena memang ada kemiripan dari wajah keduanya, yaitu senyum, mata dan garis pipi nya juga.

"Tandanya jodoh, ya bagus kalo jodoh jadi Balqis ada yang jagain." Semua nya kompak menganggukan kepala mereka setuju. Mereka merasa iba pada Balqis yang sendirian setelah kepergian ibu nya, tapi ternyata sosok Faaris datang dalam hidup Balqis dan mengambil alih tugas orang tua balqis untuk menjaga nya.

balqis memasak meski sesekali pria itu akan datang merecok, tapi ya mau bagaimana lagi. Pria itu tetap saja merecoki nya.

Singkat nya, sarapan pun siap. Faaris langsung menyantap nya dengan lahap, begitu juga Balqis yang sudah kelaparan sejak tadi.

"Yang, sudah berkemas?" tanya Faaris di sela makan nya.

"Belum, aku baru bangun terus ngobrol sebentar sama Bi Siti, terus beli sayur terus masak lalu makan."

"Segera berkemas, Pak Agus akan datang menjemput sebentar lagi." Ucap Faaris.

"Iya nanti setelah makan, kalau pak Agus datang suruh makan aja dulu."

"Tidak, jangan ada yang memakan masakan mu selain aku sayang!" tegas Faaris membuat Balqis mengerucutkan bibirnya kesal.

"Serahlah, posesif amat jadi laki." Gumam Balqis lirih, bahkan hingga tak terdengar sampai Faaris sendiri tak mendengar nya dan fokus makan.

Selesai sarapan, Balqis segera beres-beres, mencuci piring, menyapu hingga tak ada debu sedikit pun di rumah itu. Juga berkemas karena Pak Agus sudah datang, pria paruh baya itu bahkan di larang masuk oleh Faaris, entah kenapa pria itu begitu sensitif padahal tak ada salahnya kan kalau Pak Faaris duduk di dalam? Tapi itu sudah keputusan mutlak dari Tuan Faaris tak bisa di ganggu gugat.

"Sudah selesai sayang?" tanya Faaris.

"Sudah." Balqis menenteng 2 tas besar di tangan nya, berisi pakaian dan barang-barang berharga yang dia punya. Mereka keluar dari rumah itu, tas langsung di ambil alih oleh pak Agus . Balqis menatap rumah sederhana nya dengan mata berkaca-kaca, tempat inilah yang menjadi saksi bisu perjuangan hidup nya selama 25 tahun, tempat dia di besarkan tanpa kasih sayang seorang ayah, rumah yang menjadi saksi perjuangan keras nya menjalani kehidupan yang keras.

Tak terasa, air mata menetes dari kedua mata Balqis, meluncur bebas menuruni pipi mulus nya. Faaris menggenggam tangan Balqis dengan erat, memberikan sedikit kekuatan untuk Balqis.

"Pamitan dulu sama tetangga kamu, sayang." Balqis menoleh dan dia melihat Bi Siti sudah berdiri tak jauh darinya.

"Mau kemana Nak?"

"Balqis mau ikut sama tuan Faaris, Bi. Terimakasih sudah baik selama ini pada Balqis juga sama ibu Balqis. semoga kebaikan bibi bisa terbalas, meski gak Balqis yang balas."

Balqis memeluk Bi Siti, tetangga yang paling baik. tempat dia bertukar suka dan duka.

"Pergilah balqis, pulanglah sesekali ya. Bibi pasti kangen sama kamu, anak cantik."

"Pasti Bi, Balqis juga bakal kangen sama bibi." Balqis memeluk kembali Bi Siti dan wanita paruh baya itu menyambut nya dengan hangat, bahkan dia menangis saat melepaskan kepergian Balqis.

"Hati-hati di jalan Balqis." Balqis mengangguk dan masuk ke dalam mobil yang sudah siap, Bi Siti melambaikan tangan nya saat mobil mulai menjauhi rumah nya. Balqis menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil, terasa sesak sekali saat harus berpisah dengan orang baik.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!