Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Terdengar langkah kaki yang semakin jelas ternyata Sean sudah berada diluar,Raisa membuka pintu bersamaan dengan Sean mengangkat tangan karena ingin mengetuk pintu.Tangan Raisa membawa piring dan gelas kotor mau dibawa kebelakang.
"Maaf Mbak,saya mengantar baju ganti buat Presdir."kata Sean pelan
"Masuklah,aku tinggal kebelakang."jawab Raisa
Sean masuk kedalam kamar milik Raisa,ruangannya sangat sederhana namun tetap bersih beda jauh dengan kamar milik Bos.Sean melirik kearah Satria tidak ada tanda-tanda dia kesal apalagi marah,yang ada hanya wajah dengan senyum yang belum pernah dia lihat selama ini.
"Bos,kamu nyaman sama dia?"tanya Sean
"Gak tahu."jawabnya singkat
"Bagaimana dengan Rega?"tanya Sean
"Tutup mulutmu,hati-hati bicara."kata Satria menutup mulut Sean dengan tangannya.
Raisa mendengar percakapan mereka berdua,kebetulan pintu kamarnya terbuka.Ada rasa bersalah menghantuinya saat ini,namun mengapa tadi Satria tidak menolaknya,harusnya jika tidak mau dia bisa langsung pergi meninggalkan acara.
Raisa meninggalkan mereka berdua yang masih bicara,masa bodoh dengan kata-kata Sean,lebih baik tidak mendengarnya secara langsung.
Raisa duduk dimeja makan sendiri,Abah dan Umi masih sibuk dengan beberapa tamu yang masih betah disini.
Sean menghampiri Raisa dan ikut duduk didepannya,dia menuangkan air dalam gelas dan meneguknya.
"Kamu sudah makan?"tanya Raisa
"Belum."jawab Sean
Raisa beranjak dari kursi dan berjalan kearah dapur,dia kembali dengan membawa piring.Dimeja masih ada beberapa hidangan hanya saja sudah tidak hangat lagi.
"Apa perlu dihangati?"tanya Raisa
"Tidak usah,nasi hangat sudah cukup."jawab Sean
"Maaf atas kejadian hari ini,mungkin kejadian tadi bisa membuatmu sakit kepala."kata Raisa
"Presdir sendiri tidak keberatan,apalah aku yang cuma asistennya."kata Sean
Raisa tersenyum mendengar kata-kata Sean,saat ingin kembali kedalam kamar tiba-tiba terdengar ribut-ribut diluar.Ada suara gaduh seperti orang sedang bertengkar,Raisa keluar melihat keadaan dan betapa terkejutnya melihat Ramadhan datang dengan memakai baju pengantin pria.
"Sa,maafin aku.Aku dijebak oleh saudaramu."kata Ramadhan berusaha memegang tangan Raisa
Raisa mundur tanpa melihat kebelakang,ternyata Satria sudah berdiri dibelakangnya dengan handuk dilehernya.Dengan spontan Satria merangkul Raisa dan mengajaknya masuk kedalam,Raisa berusaha menahan namun takut mendengar penjelasan dari Ramadhan.
Abah dan keluarga mengajak Ramadhan untuk duduk dan berbicara baik-baik.
Raut wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang amat besar kepada keluarga Raisa.
"Jadi apa alasanmu membatalkan pernikahan tadi?"tanya Abah
"Bukan aku Bah,semua itu karena Isna."jawab Ramadhan
"Isna?apa hubungannya dengan kalian?"tanya Abah
"Selama ini Isna berusaha menyingkirkan Raisa Bah,karena dia merasa tidak diperdulikan."kata Ramadhan
Abah hanya memejamkan mata menghirup nafas dalam dan menghembuskan perlahan-lahan.
Isna adalah saudara sepupu Raisa yang memperkenalkan Ramadhan dan Raisa.Orang tua Isna sudah tiada jadi Abah dan Umi yang merawatnya dari kecil.
"Saat ini Raisa sudah menikah dengan laki-laki pilihannya,jadi kamu silahkan kembali.Maafkan Abah,tapi siang tadi keluargamu juga tidak hadir itu tandanya mereka mendukung Isna."kata Abah
Abah menyuruh orang kepercayaannya untuk mengantar Ramadhan pulang,dengan kondsi seperti ini tidak mungkin Abah melepaskannya menyetir sendiri.
Raisa termenung disudut ranjang,kedua tangannya terus memeluk bantal.Matanya sembab karena terus mengeluarkan air mata,Satria menghampiri berusaha menghiburnya namun tidak tahu mengapa seluruh tubuhnya jadi kaku,lidahnya menjadi kelu tidak bisa bicara.
Satu-satunya cara hanya duduk disamping Raisa,saat Raisa memandangnya dia hanya menepuk bahu meminta Raisa bersandar.
Raisa tersenyum malah dia menenggelamkan kepalanya lebih dalam didada Satria.
"Tidak apa-apa kalau kamu mau menangis,menangislah jika itu bisa membuatmu lega."kata Satria
Sesaat terdengar isak tangis semakin lama semakin keras,Satria memeluknya dengan erat menepuk-nepuk punggungnya.
Satria sendiri merasa dirinya sangat aneh,biasanya dia paling tidak tahan menghadapi wanita menangis karena baginya menangis itu lemah.
"Terimakasih."kata Raisa
"Untuk apa?"tanya Satria
"Kamu sudah menghiburku."jawab Raisa menghapus air matanya dan mulai tersenyum
"Tidurlah besok kita pulang kerumah."kata Satria
Raisa beranjak dari tempat tidurnya,namun tangan Satria menahannya.
"Jangan kemana-mana,tidur disini."kata Satria
"Aku mau ganti baju dulu,tidak mungkin aku tidur dengan baju kayak gini."kata Raisa
Melihat Raisa masih memakai baju lengkap membuat Satria mengendurkan tangannya,melepaskan pelukan dan membiarkan Raisa bangkit.
Raisa mengambil baju ganti dari lemari,terlihat memilih baju yang nyaman dipakai lalu berjalan kearah kamar mandi.
Satria terus menatap pintu kamar mandi menunggu istrinya keluar,saat pintu dibuka Raisa keluar dengan penampilan yang sangat berbeda,bahkan dia berani memakai lingerie warna navy yang sangat cocok dengan kulitnya.
Satria menunduk tidak berani lagi menatap,darahnya kembali bergemuruh,jantungnya bedetak dengan kencang.Pura-pura merebahkan diri dan memejamkan mata,Raisa mendekat ikut merebahkan tubuhnya disamping suaminya.
***
Rega membuka matanya pelan setelah semalam mengadakan pesta,badannya terasa kaku karena permainan liarnya dengan beberapa laki-laki.Disampingnya masih ada laki-laki yang tertidur pulas,sementara beberapa temannya juga masih terlihat lemas disetiap sudut ruangan.
Rega pergi kekamar mandi membersihkan diri,hari ini adalah hari terakhir dia tinggal di kota L.Senyumnya mengembang karena dia akan kembali kekota asal dan bertemu dengan kekasihnya.
"Hari ini kita akan bertemu sayang."kata Rega lirih
Rega bersiap-siap tanpa memperdulikan yang lain,dia langsung pergi ke Bandara.Saat menunggu dia mencoba membuka ponselnya namun karena semalam teler ponselnya kehabisan daya.
"Lihatlah,aku salut dengan pengantin wanitanya sangat berani melamar Bos dikantornya."kata seseorang yang duduk didekat Rega
"Iya,dia sangat cantik dan si Bos juga sangat tampan."kata satu orang lagi.
Rega tidak menanggapi berita yang lagi viral karena baginya itu tidak penting,yang terpenting sekarang adalah segera kembali dan menemui kekasihnya.
****
Raisa membuka mata saat dini hari,badannya terasa terbebani dengan tangan dan kaki Satria yang menimpanya.Perlahan dia singkirkan tangan dan kaki Satria,dan bangun karena harus sholat malam.
Selesai melaksanakan sholat malam Raisa keluar dari kamarnya dengan memakai mukena,mengambil dua botol air dan kembali membawa kedalam kamar.
Raisa kembali duduk diatas ranjang,mencoba membuka ponselnya yang dari kemarin tergeletak diatas meja.
Banyak pesan masuk dari teman dan juga saudara jauh,mereka mengirimi gambar dan video yang sama saat Raisa meminta Bos untuk menikah.Baginya itu sangat tidak menarik karena terjadi begitu saja.
Satria terbangun karena lampunya menyala,dia ikut duduk didekat istrinya.
"Ah,maaf kamu jadi bangun."kata Raisa
"Tidak apa,lampunya menyala jadi aku terbangun."kata Satria
Satria melihat Raisa meneguk minuman,beberapa tetes keluar dari bibirnya.
"Apa?kamu mau minum?"tanya Raisa
Satria mengangguk namun menolak botol yang diberikan oleh Raisa,tanpa berkata langsung saja Satria menjilat tetesan air yang mengalir keleher Raisa,dari leher naik keatas hingga kebibir dan menghisapnya dalam,Raisa berusaha mendorong namun tangannya ditahan oleh Satria.