Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingin menyerah
Di Rumah sakit.
Aby ijin pulang lebih cepat karena tidak enak dengan ibu mertuanya yang menjaga Alifa dirumah sakit, sementara dirinya justru tetap bekerja.
Deg
Langkah kaki Aby terhenti dadanya nyeri dan sesak saat mendengar suara Alifa yang menangis dari dalam ruangan.
"Aku lelah bu. Aku merasa ternyata menikah itu tidak mudah, Aku tidak bisa menata hati agar bisa tenang menjalani rumah tanggaku."
"Rasanya Alifa ingin istirahat sejenak tanpa berpikir tentang rumah tanggaku." Terdengar suara Alifa dari dalam ruang rawatnya.
Aby membuka pintu sedikit dan mengintip dari celah pintu yang terbuka nampak Alifa berkata sambil terisak di ranjangnya.
"Astaghfirullah Nak... Istighfar...!! " Ibu mertuanya berkata sambil mengelus lembut Alifa.
"Apa yang kamu alami nak sampai kamu punya pikiran begitu." Sang mertua Aby langsung memeluk Alifa yang menangis sesenggukan.
Dada Aby semakin sakit saat melihat Alifa yang semakin menangis di pelukan ibunya seperti halnya seorang anak kecil, rasanya tumpah semua sesak dan sedih di dalam hatinya selama ini.
"Aku capek bu."
"Aku lelah."
"Aku ingin menyerah."
"Aku ingin pergi ke tempat dimana aku di hargai. "
"Aku ingin pergi ke tempat dimana aku di terima dengan hangat. "
"Aku ingin berada di rumah yang selalu merindukan hadirku. "
"Aku butuh dekapan hangat ibu seperti ini selamanya."
"Bu, aku tak apa tak memiliki suami yang penting ada ibu bersama anak-anakku."
"Mas Aby tak mungkin meninggalkan rumahnya dan orang tuanya, biarkan aku saja yang pergi dan menyerah."
Aby tertegun menahan sakit atas semua luapan hati Alifa terhadap ibunya, tak ada muka lagi rasanya jika terus masuk kedalam di saat Alifa dan ibunya sedang seperti tadi, Aby pun membeku di tempat dengan terus menahan panas di matanya.
"Stttttt Alifa sayang, kamu hanya sedang lelah, jika lelah tak apa kamu ikut ibu sebentar , sampai hati dan perasaanmu tenang."
"Nak, ingat mengambil keputusan di saat sedang sedih dan marah bukanlah keputusan yang baik.
Aby bersyukur di tempatnya karena ibu mertuanya itu tidak menerima begitu saja keinginan Alifa, Aby pun berdehem dan melangkah masuk setelah di rasa hatinya mulai tenang.
"Assalamualaikum." Aby masuk dan membuat Alifa terdiam di tempatnya dengan mengalihkan pandanganya tak ingin terlihat lebih kacau di hadapan Aby.
"Walaikumsalam, Syukurlah Nak Aby sudah datang, Ibu ke mushalla dulu, ibu belum shalat. " Kata Bu Ira ibu mertua Aby sambil keluar setelah menerima uluran tangan Aby untuk bersalaman.
Bu Ira ingin Alifa dan Aby menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa canggung karena ada dirinya, bagaimanapun masalah mereka harus di selesaikan tanpa campur tangan orang tua, pikir bu Ira, meski hatinya ikut sakit saat melihat bagaimana hancurnya perasaan putrinya saat ini.
"Dek, kamu menangis?? "Ucap Aby setelah ibunya pergi, Aby meraih tangan istrinya lembut berharap Alifa mau mengungkapkan apa yang di rasa seperti saat bersama ibunya tadi.
"Maaf, Mas tetap bekerja saat kamu sakit. " Kata Aby duduk di dihadapan Alifa yang menatap keluar jendela dengan wajah sembab dan mata merah.
"Dek, mas minta maaf sudah membuat dirimu seperti ini. " Ucap Aby lagi berharap Alifa mau bicara kepadanya.
Alifa terdiam dadanya masih ramai dengan segala macam rasa, ingin berteriak pada suaminya dan melepaskan segala sesak di dadanya namun wajah lelah suaminya membuat dirinya tak tega.
"Ku mohon bicaralah. Jangan seperti ini, Mas tak ingin membuat orang tua kita khawatir, terutama ibu kamu." Ucap Aby lagi.
"Kamu mau apa Dek, jujur bilang siapa tau mas bisa menuruti kemauan kamu. " Ucap Aby sekali lagi.
"Benar begitu?? " Tanya Alifa parau.
"Iya Dek. " Jawab Aby sambil menarik nafas dan tersenyum sambil meraih tangan Alifa.
"Aku lelah, Aku ingin mundur jadi istri Mas Aby bisa??? " Tanya Alifa sambil berkaca-kaca, Aby terkejut dan membeku di. depan Alifa tak pernah terpikir jika Alifa akan meminta hal itu, Aby pikir Alifa ingin yang lain, Alifa kembali ke rumah orang tuanya sendiri saja Aby berat apa lagi ini, tentu saja dada Aby langsung sesak dan wajahnya memerah marah, bagaimana bisa Alifa meminta hal yang tak dia bayangkan sama sekali.
\*
Up lagi setelah sekian lama hiatus, maaf atas ke tidak hadiran beberapa waktu.
Terima kasih yang masih sedia membaca, jangan lupa jejaknya ya🙏🙏🙏
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu