Bella nekad menjual kehormatannya demi membiayai adiknya yang sakit dan mengharuskan dioperasi, dia menjajakan dirinya disebuah bar, setelah dia mendapatkan seseorang yang mau membayarnya dengan mahal, tiba tiba Bella berubah fikiran, dia tidak ingin menjual kehormatannya, namun semua sudah terlambat pria itu tidak mau melepaskan Bella, hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang memilukan tersebut, hingga akhirnya timbul kebencian dihati Bella pada pria tersebut.
mampukah Bella membalas dendamnya? atau malah dia akan jatuh cinta pada pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
PLAKK...
Bella langsung limbung, karena tamparan yang mendadak dia tidak bisa mengontrol tubuhnya dan terjatuh dan terduduk dilantai, sudut bibirnya pecah, dan mengeluarkan sedikit da*rah
Tepat saat bu Melisa menampar Bella, Vegas masuk dia sangat terkejut dan langsung mendekati Bella.
" Bella kamu tidak apa-apa " ucap Vegas yang merasa khawatir.
" tante.. apa yang tante lakukan " Vegas menoleh kearah bu Melisa dengan tatapan tajam.
Sementara Bella dia masih tertunduk sambil memegang pipinya yang terasa kebas.
"Sebaiknya kamu diam Vegas !!! " pekik Bu Melisa
" dan kamu... kamu dasar anak tidak tahu diri, sudah bagus aku mengajakmu untuk tinggal dirumah ini, tapi apa balasanmu?? Kamu malah berani mencuri perhiasanku " bu Melisa mengacungkan telunjuknya pada Bella disertai tatapan tajam penuh kebencian.
Bella langsung menoleh ke arah bu Melisa dia tidak terima dituduh sebagai pencuri.
" itu tidak mungkin tante, Bella tidak akan mungkin mencuri dirumahnya sendiri "
" tapi itu memang kenyataan nya, pagi ini ibuku ingin memakai perhiasan, saat akan mengambilnya perhiasan itu tidak ada, lalu kami mencari kesetiap sudut ruangan dan juga kamar, termasuk kamar pembantu namun siapa sangka ternyata perhiasan itu ada di kamar Bella, ternyata dia yang mengambilnya, memang dia itu gadis yang tidak tahu diri " sebelum ibu Melisa berbicara Milla terlebih dahulu menjelaskan tanpa diminta.
" itu benar Vegas dia yang mengambil perhiasan tante, perhiasan itu bukan sembarangan perhiasan itu merupakan perhiasan turun temurun yang diwariskan dari leluhur kita " tambah ibu Melisa
Vegas melihat kearah Bella, sebetulnya dia lebih percaya pada Bella dari pada tante dan para sepupunya tersebut, hanya saja dia ingin mendengarkan penjelasan dari Bella sendiri menurut versi nya.
" Bella coba kamu jelaskan pada mereka bahwa apapun yang mereka katakan itu tidak benar " ucap Vegas.
Mendengar hal itu Bella tersenyum sinis, begitu niatnya mereka mengusik dirinya, apa mereka fikir dengan berbuat seperti ini dia akan takut dengan mereka, tentu saja tidak dia tidak akan tinggal diam, dia bukan ibunya yang diam saja ketika mereka fitnah dan mengusirnya dari rumahnya sendiri.
" jangan kalian fikir aku akan diam saja dengan kelakuan kalian, kalian fikir aku tidak tahu apa yang kalian lakukan dikamarku " ucap Bella dingin.
" a..apa maksud kamu Bella, kalau kamu salah tinggal mengaku saja, maka ibuku akan memaafkanmu " ucap Mila tergagap.
" kenapa si Bella berbicara seperti itu, apa dia tahu kalau aku yang menyimpan perhiasan itu dikamarnya, kalau iya bisa gawat nih.. " ucap Mila dalam hatinya.
" dasar perempuan nggak tahu diri sudah tahu salah, masih mencari cara untuk menyalahkan orang lain, kamu memang sama seperti ibumu, sama sama penghianat!! Wanita murahan !! Aku menyesal karena sudah mengajakmu tinggal dirumah ini " ucapan yang keluar dari bu Melisa tentu saja membuat darah Bella naik, tubuhnya gemetar menahan amarah yang sudah naik ke ubun, dia sudah terbiasa mendapat hinaan, tapi dia sungguh tidak rela jika ada orang yang menghina ibunya, apalagi kata kata itu keluar dari mulut wanita yang menjadi pelakor dalam rumah tangga ibunya, dia mendekati bu Melisa dan langsung mencekik lehernya.
" jangan berkata seperti itu tentang ibuku, jangan pernah menghinanya dia bukan seorang penghianat, justru kamulah penghianat itu, yang tega mengambil suaminya, padahal ibuku menganggap kamu sebagian sahabatnya " Bella makin mencekik kuat leher bu Melisa, kekesalan yang selama ini di pendam ingin segera dia luapkan dengan segera, dia sudah tidak peduli akan hal apapun lagi.
Baik Mila dan Mira mencoba untuk melepaskan tangan Bella, makin tangan nya ditarik makin kuat di mencekik bu melisa.
Bahkan Vegas dan ayahnya pun mencoba untuk membujuk Bella untuk melepaskan bu Melisa.
" Bella lepasin Bella kamu bisa membunuh ibumu " ucap tuan Adam panik.
" dia bukan ibuku, ibuku sudah meninggal dan dialah yang membunuhnya secara perlahan " pekik Bella.
" Bella sabar Bell semua pasti ada jalan keluarnya, kita bisa mencari tahu siapa yang menjebak kamu, aku akan periksa cctv dirumah ini, sebaiknya kamu lepasin dulu tahan emosi kamu Bell, jangan sampai nanti nya kamu menyesal Bell " mendengar ucapan Vegas, Bella perlahan melepaskan cengkraman nya di leher bu Melisa.
Bu Melisa terjatuh saat cekikkan dari tangan bella lepas.
" baiklah kita liat siapa yang menyimpan perhiasan itu dikamarku, kalau ternyata ini adalah sebuah fitnah, aku tidak akan segan segan untuk melaporkan nya pada polisi atas tuduhan pencemaran nama baik, camkan itu !!! " setelah mengeluarkan kata kata nya Bella pergi kekamar nya yang berada dilantai dua, saat dia membuka pintu, dia melihat keadaan kamarnya yang sudah berantakan, dia masuk dan langsung menutup pintunya dengan kencang.
Sementara Bu melisa saat ini masih syok dengan kejadian tadi.
Tuan Adam mengajak bu Melissa ke kamar agar bisa menenangkan diri.
" aku harap kalian berdua tidak ada yang terlibat dalam kejadian ini, karena kalau tidak aku tidak akan memaafkan kalian " ucap Vegas dengan penuh tekanan dan tatapan tajam kearah Mila dan Mira.
" a..apa maksud kamu berbicara seperti itu Vegas" ucap Mira tergagap.
" aku rasa kalian berdua tidak bodoh dan paham apa yang aku maksud bersiaplah " ujar Vegas sambil berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan mereka berdua yang masih dalam keadaan gugup dan juga ketakutan.
" kak... bagaimana ini kalau kita ketahuan, kenapa kita bisa lupa kalau dirumah ini ada cctv nya " ucap mira yang ketakutan.
" udah kamu tenang aja, sebelum mereka memeriksa cctv, kita duluan yang akan memeriksanya " ucap Mila menenangkan adiknya.
Saat ini Andika masih merasa cemas dengan keadaan Bella dari semenjak dia pergi kampus, dia tidak dapat menghubungi Bella.
Dia sudah mencoba menelpon nya beberpa kali namun selalu operator yang menjawabnya.
Kali ini dia mencoba lagi untuk menelpon nya dan ternyata tersambung hanya saja, beberpa kali dia menghubunginya Bella tidak mengangkatnya.
Hingga di Dering ke tiga baru diangkat olehnya.
" hallo "
" Bella lu ada dimana sekarang?? Dari tadi gua hubungin lu tapi hp lu nggak aktif "
"..... "
" Bell lu denger gua nggak sih ?? "
" heum.. "
" Bell lu baik baik aja kan, lu nggak usah sedih masalah mading itu gua udah cari tahu siapa orang yang udah nyebarin berita yang nggak bener itu "
" dik kenapa lu selalu baik sama gue,"
" karena lu adalah orang baik makanya gue baik sama lu, udah lu nggak usah mikir yang aneh aneh, besok gue jemput lu kita kekampus bareng.
Sekarang lu istirahat nggak usah macam macam, cukup satu macam aja "
" thanks dik "
Setelah menutup telpon Bella terduduk dibawah sambil memeluk lututnya dia merasa sedih pada saat mereka menuduh Bella sebagai pencuri ayahnya tidak membela nya dia hanya diam saja, dan menyaksikan semuanya dengan tenang tanpa beban.
Terkadang dia berfikir kenapa ayahnya begitu membenci nya, apa salah dia.
Bella teringat ibunya yang penuh kasih sayang, dia selalu mengajarkan agar dia selalu menjadi orang baik, terutama pada keluarga.
Tapi ketika mendapat keluarga seperti ini apa dia harus diam saja, atau dia harus terus mengalah, bahkan ayahnya sendiri pun tega berbuat jahat padanya.
Bella menangis sepanjang malam, hingga tak terasa dia tertidur dilantai dengan meringkuk kan badannya seperti trenggiling.
Tepat pukul dua dini hari seseorang membuka pintu kamar Bella secara perlahan, seolah takut penghuni kamar tersebut bangun.
Pintu itu terkunci, tapi dengan mudah orang tersebut membuka kunci pintu kamar Bella, menggunakan sebuah pisau kecil ditangannya.
Setelah pintu terbuka dia masuk dan melihat kekanan dan kekiri mencari sosok Bella, dia sedikit terkejut saat mendapati Bella yang tidur dilantai.
" hmm... kenapa kamu tidur dilantai Bella sayang, nanti kalau badan kamu sakit karena pegal gimana?? " dia mengangkat Bella secara perlahan takut dia terbangun, tak sengaja matanya melihat bukit kembar Bella dibalik baju nya, dia menelan saliva nya tak terasa kejantannya mulai menegang hanya karena melihat bukit kembar Bella, apalagi kalau dia mere\*mas mencium dan menghi\*sapnya pasti akan sangat nikmat sekali.
Dia langsung menggelengkan kepalanya mencoba membuang segala has\*rat liar nya, dia memang mencintai gadis itu, tapi dia ingin mendapatkan secara perlahan, dan membuat Bella benar benar jatuh cinta padanya.
" aku akan menunggumu dewasa Bella, dan pelan pelan aku juga akan buat kamu mencintaiku, aku tidak akan membiarkan siapapun mendekatimu ataupun menyakitimu " ucapnya perlahan
Pria itu meletakkan Bella ditempat tidur secara perlahan, dia mencium keningnya dengan penuh kelembutan dan juga kasih sayang, kemudian dia menyelimuti Bella dan keluar dari kamar tersebut.
Pria itu adalah Vegas, semenjak dia tinggal dirumah ini memang setiap malam dia selalu datang kekamar Bella secara sembunyi sembunyi tanpa ada yang tahu termasuk Bella.
Dia hanya akan memandang wajah cantik gadis itu, setelah dia puas dia akan keluar dari kamar.
Dan seperti biasa pagi harinya Bella akan merasa bingung karena mendapati kamarnya sudah tidak terkunci padahal jelas jelas dia ingat kalau dia mengunci nya semalam.
/Good//Good//Heart//Heart/💪💪💪....Lanjutt.....