Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis jelita bernama Alea, yang kehilangan kebahagiaan semenjak kepergian ibundanya
Hingga ayahnya memutuskan untuk menikahi seorang janda dengan harapan mengembalikan semangat hidup putri tersayangnya
Namun alih-alih mendapat kebahagiaan dan kasih sayang seorang ibu, hidup Alea semakin rumit karena dia dipaksa oleh ibu tirinya menikahi seorang pria dingin di umurnya yang masih belia
Akankah Alea bisa menemukan kebahagiaannya bersama suami pilihan ibu tirinya yang kejam?
Yuk... Simak terus cerita hidup Alea...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Dering ponsel Mahesa di sebelah nakas kamar tidur hotel membuat dia terbangun. Mahesa melirik jam dinding, masih jam 3 dini hari. Dilihatnya Alea juga sudah tertidur pulas setelah semalaman merintih mengeluhkan perih di area kewanitaannya.
Mahesa mengambil ponsel dari atas nakas, ada sebuah pesan masuk yang terlihat di layar ponselnya dari seseorang bernama "Ira".
Ira : 'Besok, jangan lupa jemput aku di bandara jam 9 ya. Jangan telat!!! See u'
Mahesa hanya membaca pesan itu, tanpa merasa perlu membalasnya.
Dia kemudian menon-aktifkan ponselnya, menaruhnya lagi di atas nakas, lalu melanjutkan tidurnya sambil memeluk tubuh mungil Alea.
.
Ke esokan harinya Pukul 08:56
Alea mengeliat sebentar mencoba meregangkan sendi-sendinya yang terasa kaku. Masih terasa sedikit perih di bagian bawahnya, Alea hanya bisa meringis menahan sakit.
"Mas Hesa" Panggil Alea kepada Mahesa yang masih mendengkur disebelahnya. Dia mencoba menggoyang-goyangkan tubuh suaminya itu agar segera terbangun.
"Hhmmmmm" Yang dipanggil hanya mengeliat sebentar lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Ayo bangun, aku lapar. Ini sudah jam 9" Alea kembali menggoyang-goyangkan lengan Mahesa.
Mahesa yang mendengar hal itu sontak langsung bangun terduduk, membuat Alea sedikit terkejut dibuatnya. Dia jelalatan mencari ponselnya yang jelas-jelas kemarin dia tarus di atas nakas tempat tidur.
Saat dia mengaktifkan kembali ponselnya, betapa terkejutnya dia. Ada 34 panggilan tak terjawab dari nomor kontak bernama 'Ira' dan ada 20 pesan masuk yang berupa caci maki.
Astaga, Mahesa benar-benar lupa kalau hari ini dia harus menjemput Ira di bandara jam 9. Dia bergegas bangun dan berlari menuju kamar mandi. Dia hanya menggosok giginya sebentar lalu cepat-cepat mencuci muka, kemudian mengganti bajunya. Tanpa mandi terlebih dahulu.
Alea yang melihat sikap suaminya merasa keheranan.
"Ada apa?" Alea berusaha meminta penjelasan.
"Nanti akan aku jelaskan, kamu tunggu disini ya. Aku harus menjemput seseorang" Mahesa langsung berlalu begitu saja tanpa menunggu persetujuan Alea.
Alea mengernyitkan dahinya, dia sangat kebingungan. Terlebih dia tidak punya sepeser uang pun untuk membeli makanan.
Akhirnya dia berinisiatif untuk sarapan di hotel saja, daripada harus menahan lapar menunggu Mahesa yang entah kapan pulangnya.
Setelah sarapan Alea tidak tahu harus melakukan apa. Iphone yang baru dibelikan Mahesa juga belum di aktifkan. Jadi dia hanya mengendon di dalam kamar sambil menonton tv.
Waktu menunjukkan pukul 12 tepat, Mahesa belum juga kembali ke hotel. Dering telfon hotel membuat Alea kaget, dia buru-buru mengangkatnya.
"Hallo" Alea membuka obrolan.
"Hallo, selamat siang bu. Mohon maaf mengganggu waktunya. Kami ingin menanyakan apakah ibu mau check out sekarang atau mau extend ya?" tanya seseorang dari seberang sana.
"Bisa tunggu sampai jam 1 siang mbak? Suami saya sedang keluar" Jawab Alea memelas.
"Iya bisa bu, kami tunggu sampai jam 1 siang ya bu"
Alea mulai kebingungan, dia berpikir keras sembari mulai mengemasi barang-barangnya.
Untung saja barang bawaan yang dia bawa tidak terlalu banyak, jadi Alea bisa membawanya seorang diri.
Dalam hati dia bertanya-tanya kemana gerangan perginya Mahesa, kenapa dia meninggalkan Alea begitu saja.
Meski jam belum menunjukkan pukul 1 siang, Alea berniat untuk Check out sekarang. Dia segera mendatangi resepsionis untuk mengembalikan kartu acces. Dan memutuskan untuk menunggu Mahesa di lobby hotel.
...****************...
Sedangkan disisi lain
Mahesa memacu mobilnya menuju bandara tempat dia harus menjemput seseorang. Sesampainya di bandara Mahesa segera bisa mengenali gadis cantik berkaki jenjang itu.
"Ira!" Teriak Mahesa dari dalam mobil.
Gadis bernama Ira itupun langsung menyeret kopernya berlari menuju mobil Mahesa.
"Why you're so late! Aku udah nunggu lama tau!" Ira berceloteh kesal.
"Maaf ya, aku bener-bener lupa kalau hari ini kamu pulang dari Aussie" Ucap Mahesa tulus. Benar-benar merasa bersalah pada gadis dihadapannya itu.
"Okey... Sebagai gantinya aku mau susi, sekarang!" Jawab gadis itu riang sambil merangkul manja pinggang Mahesa yang ramping.
Tanpa berpikir panjang Mahesa langsung meng-iyakan ajakan Ira, dia melesatkan mobilnya menuju sebuah restaurant susi terkenal di kota itu.
Mereka berbincang melepas rindu, saling bertanya kabar hingga lupa waktu. Mahesa lupa jika dia meninggalkan Alea sendirian di kamar hotel yang dia sewa hanya untuk semalam. Dia lupa jika dia meninggalkan istrinya dalam keadaan lapar sedangkan dia disini sedang asik mengunyah susi.
...****************...
Mahesa memarkirkan mobilnya di car pot, lalu beranjak turun untuk membukakan pintu penumpang. Dia mempersilahkan Ira untuk turun, Ira dengan senang hati menggandeng dan menyeret lengan Mahesa untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Lho, Mbak Lea nya kemana Den?" Bik Jum terheran-heran sekaligus terkejut saat melihat Mahesa pulang menggandeng wanita lain. Matanya celingak celinguk mencari keberadaan Alea.
Mahesa sontak terdiam, semua barang bawaannya jatuh begitu saja dari kedua tangannya. Tanpa berkata apapun dia segera berlari menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi.
Ira yang kebingungan langsung berlari menyusul Mahesa, dan tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dia langsung masuk dan duduk di kursi penumpang.
Mahesa sudah tidak bisa berpikir, dia tak berkomentar apa-apa saat Ira memaksa untuk ikut, dia langsung menginjak pedal gas, dan melesatkan mobilnya menjemput Alea.
Mahesa mengutuk dirinya sendiri karena sudah meninggalkan Istrinya di hotel. Dalam hati dia berdoa semoga Alea masih disana, hatinya tidak karuan dia sangat ketakutan. Takut jika Alea marah dan bersikap angkuh seperti saat mereka bertemu pertama kali.
Jarak antara rumah dan hotel hanya memakan waktu sekitar 20 menit, saat itu jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Sesampainya di hotel, Mahesa memarkirkan mobilnya sembarangan, tidak peduli jika mobilnya akan ditilang atau apa, yang ada dipikirannya saat ini hanya Alea.
Dia segera berlari menuju lobby di ikuti oleh Ira, dicari-carinya sosok gadis kecil yang dia tinggalkan sendiri. Dan betapa lega hatinya saat dia melihat Alea sedang duduk seorang diri. Hanya diam memperhatikan orang yang berlalu lalang.
"Lea..." Mahesa mendekati Alea, takut jika Alea tiba-tiba meledak marah karena sudah ditinggalkan.
Alea menoleh, dia merasa sangat lega saat mengetahui Mahesa datang menjemputnya, dia hendak berlari merangkul suaminya. Namun niatnya itu seketika sirna saat melihat seorang wanita berambut pirang tiba-tiba menggandeng mesra tangan suaminya.
"Lea... Maaf ya sudah membuatmu menunggu lama" Mahesa hendak meraih tangan Alea, namun Alea beringsut mundur.
"Dia siapa?" Alea bertanya, ada sorot kekecewaan dari kedua bola matanya.
"Oh ini, Mahira, Adikku. Tadi aku buru-buru menjemputnya di bandara" Mahesa Baru sadar jika Ira turut bersamanya.
"Adik?" Alea bertanya keheranan. Jujur dia sangat kecewa saat mengetahui Mahesa masih memiliki anggota keluarga tanpa diketahui oleh dirinya yang sudah berstatus sah sebagai seorang istri.
"Hai aku Mahira adiknya Mahesa, just call me Ira" Ira tersenyum ramah. "Maaf ya aku dulu gak bisa datang pas acara pernikahan kalian" imbuh Ira.
Alea hanya tersenyum kikuk sambil menyambut jabat tangan Ira. Dalam hati kecilnya timbul berbagai macam tanda tanya.
Pasalnya jika memang benar mereka berdua adalah saudara, kenapa wajah mereka sangat berbeda.
Ira lebih terlihat seperti gadis bule, yang khas dengan rambut pirang dan mata birunya. Sedangkan Mahesa rambutnya hitam pekat. Apakah mereka benar-benar saudara kandung??
.
.
tapi gapapalah, kan suami sendiri 🤭🤭
joss banget ceritanya /Drool//Drool/