Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Perang Rugo
Lin Yan telah memberikan banyak sumber daya kepada 5 pengikut barunya, agar mereka dapat memiliki kultivasi dan kemampuan yang mumpuni di masa depan, semua itu dilakukan Lin Yan agar semua pengikutnya dapat memiliki kemampuan dalam membantunya menghadapi rintangan yang tentu saja akan dihadapi Lin Yan di masa depan.
Lin Yan kemudian memanggil jenderal Rugo, yang merupakan pengikut setia yang selama ini menemaninya.
"Rugo kau akan ku tunjuk sebagai pemimpin dari 5 jenderal yang telah ku angkat sebelumnya, dan kau akan dijuluki sebagai dewa perang," ucap Lin Yan.
Lin Yan kemudian mengarahkan pandangannya ke arah kelima orang pengikut barunya, yang telah melakukan kontrak darah dengannya.
"Untuk semua jenderal yang telah ku angkat, kalian harus mematuhi semua perintah dewa perang, karena titahnya merupakan penyambung mulut dari ku," ucap Lin Yan.
Kelima jenderal muda secara bersamaan berkata, " kami semua akan mengikuti perintah dewa perang mulai sekarang sampai selama-lamanya," ucap mereka serempak.
Dewa perang Rugo sangat terharu dengn julukan barunya sebagai dewa perang yang merupakan pemimpin dari kelima jenderal, dan tentu saja hal itu membuat dewa perang Rugo merasa senang.
Dewa perang Rugo kemudian datang ke hadapan Lin Yan sambil menangkupkan kedua tangan dan memberi hormat, diapun kemudian berkata.
"Aku tak akan pernah mengecewakan kakak pertama, kami semua akan bahu membahu membentuk kekuatan besar di dalam hutan ini seperti keinginan kakak pertama," ucap dewa perang Rugo dengan tulus dan sepenuh hati.
Lin Yan kemudian memegang pundak dewa perang Rugo sambil berkata. "Kau telah membuktikan semua pengabdian mu padaku, dan aku percaya kau mampu membimbing kelima jenderal untuk membentuk kekuatan besar di dalam hutan ini," ucap Lin Yan.
Lin Yan saat ini berjalan ke arah kelima jenderal muda dan menatap mereka satu persatu, sambil tersenyum Lin Yan berkata.
"Kalian adalah orang terpilih dari setiap suku penguasa, dan aku percaya di masa depan kalian akan menjadi orang-orang yang hebat".
"Dalam tiga tahun aku akan melihat kemampuan kalian semua, dan untuk itu kembalilah ke suku kalian masing-masing dan sampai berjumpa kembali 3 tahun dari sekarang," ucap Lin Yan.
Mendengar perkataan Lin Yan kelima jendral secara bersamaan menangkupkan kedua tangan, setelah itu mereka meninggalkan Lin Yan yang masih bersama dewa perang Rugo.
"Rugo aku akan meninggalkan mu di sini untuk beberapa tahun ke depan, karena aku memiliki sebuah perintah yang tak bisa ku tolak dari guruku, dan aku tak ingin kau mengikuti ku," ucap Lin Yan.
"Kakak pertama aku ingin selalu bersamamu, aku akan selalu mengabdi padamu dan ku mohon jangan tinggalkan aku," jawab dewa perang Rugo dengan raut wajah sedih.
Sesaat Lin Yan tersenyum kepada dewa perang Rugo dan pada akhirnya Lin Yan berkata. "Aku sengaja meninggalkan mu di sini agar kau bisa membentuk kekuatan besar di dalam hutan ini bersama kelima jenderal, karena aku tak bisa turun tangan langsung dalam membentuk kekuatan besar itu," ucap Lin Yan.
Dewa perang Rugo hanya bisa terdiam mendengar keputusan kakak pertamanya, walaupun berat hati dewa perang Rugo sangat menghargai keputusan itu.
Lin Yan yang melihat kesedihan di wajah dewa perang Rugo, tak ingin membuatnya berlarut-larut merasakan kesedihan itu karena akan ditinggalkan olehnya, yang membuat Lin Yan kemudian berkata.
"Aku telah melihat berbagai macam senjata kuno dan juga beberapa kitab kuno di dalam gelang dimensi ruang, dan aku telah memilih beberapa diantaranya yang cocok bagi kultivasi mu," ucap Lin Yan.
Lin Yan kemudian mengeluarkan sebuah pedang dengan ukiran aksara kuno yang terukir di bilah pedang, pedang itu memancarkan aura ganas dan membunuh dari dalamnya, cahaya berwarna merah darah yang keluar dari dalam bilah pedang menambah kengerian pedang itu.
"Pedang ini bernama pedang Ibis darah, pedang ini sangat cocok di sandingkan dengan kekuatan pelahap yang telah kau dapatkan dari leluhurmu raja harimau darah, aku ingin mulai sekarang kaulah yang memilikinya," ucap Lin Yan sambil memberikan pedang itu kepada dewa perang Rugo.
Setelah dewa perang Rugo menerima pedang iblis darah, Lin Yan kembali mengeluarkan 2 kitab kuno dan sebuah pil sambil berkata.
"Tehnik di dalam 2 kitab kuno ini sangat cocok kau pelajari, tehnik raungan raja harimau, dan tehnik cakar pemusnah neraka akan membuatmu menjadi sosok yang pilih tanding".
"Rugo pil obat pelangi senja di tanganku ini merupakan pusaka sekte naga hitam yang juga akan ku berikan ke padamu, agar kau dapat meningkatkan kultivasi mu ke ranah alam langit dan bumi, dan bahkan dengan kerja kerasmu dalam berlatih kau bisa berada di ranah kekuatan semesta," ucap Lin Yan dengan kembali menyerahkan semua benda pusaka itu kepada Dewa perang Rugo.
Dewa perang Rugo menerima semua pemberian kakak pertamanya, sambil meneteskan air mata diapun berucap, "Terimakasih kakak pertama".
*****
Pagi hari seluruh anggota harimau darah berkumpul untuk mengantarkan kepergian Lin Yan, raut kesedihan tampak terlihat di wajah mereka semua termasuk jendral harimau Ruga dan dewa perang Rugo.
Lin Yan kemudian memberikan sebuah gelang yang merupakan sebuah alat penyimpanan kepada dewa perang Rugo, gelang itu adalah gelang dimensi ruang yang di dapatkan Lin Yan saat berada di dalam pagoda tingkat 9.
Di dalam gelang dimensi ruang banyak terdapat harta dan benda berharga di dalamnya, sengaja Lin Yan memberikan gelang itu kepada dewa perang Rugo untuk dapat digunakan dalam membangun kekuatan besar di dalam hutan binatang iblis.
Namun sebelumnya Lin Yan telah menyimpan beberapa benda berharga yang berada di dalam gelang dimensi ruang ke dalam cincin ruang miliknya, sengaja Lin Yan menyimpannya untuk dipakai dalam meningkatkan kultivasi Lin Yan di dalam perjalanannya.
"Rugo pakailah semua benda berharga di dalam gelang ini untuk membangun kekuatan besar, dan aku tak ingin kau sedikitpun ragu untuk memakai semua benda berharga di dalam gelang dimensi, karena aku menginginkan kekuatan besar itu telah terbentuk setelah aku kembali," ucap Lin Yan.
"Aku pasti akan membentuk kekuatan besar itu, percayalah padaku kakak pertama karena aku tak akan mengecewakanmu," jawab dewa orang Rugo sambil menerima gelang dimensi yang diberikan Lin Yan padanya.
Pada akhirnya Lin Yan pergi meninggalkan suku penguasa harimau darah, dan saat ini Lin Yan akan menuju ke sekte Linyu karena sebulan lagi kompetisi besar akan diadakan di dalam sekte Linyu.
Dengan kecepatan teknik meringankan tubuh yang dimilikinya, sore hari Lin Yan telah sampai ke kota Linyu yang merupakan kota besar dengan kepadatan para penduduk kota.
Lin Yan cukup kagum dengan peningkatan yang terjadi di kota Linyu, berbagai bangunan besar saat ini telah tercipta selama 3 tahun kepergiannya.
Lin Yan kemudian menuju ke salah satu rumah makan besar di tempat itu, dan keadaan rumah makan saat ini benar-benar ramai dengan para pengunjungnya, semua itu terjadi karena dalam satu bulan ke depan akan ada kompetisi besar di dalam sekte Linyu yang merupakan salah satu sekte kuno, sehingga cultivator dari luar kota banyak yang ingin menyaksikan pertarungan di antara murid jenius sekte Linyu.
Lin Yan akhirnya menemukan meja kosong dan mulai memesan beberapa makanan yang diinginkannya. Sambil menikmati makannya telinga Lin Yan selalu mencari informasi dari perbincangan para pengunjung rumah makan.
Salah satu informasi yang didengarnya cukup mengejutkan Lin Yan, karena sebenarnya salah seorang penatua yang sangat dihormati dan disegani di dalam sekte Linyu telah tiada.
Lin Yan cukup terpukul mendengar hal itu karena penatua Lin Chen merupakan sosok yang selalu melindungi Lin Yan, saat kedua orang tua Lin Yan telah tiada.
Lin Yan saat itu juga menghentikan makannya dan berjalan ke arah meja tempat percakapan para pengunjung yang menginformasikan hal itu, yang membuat para pengunjung di meja itu merasa heran dengan keberadaan Lin Yan.
"Maaf telah mengganggu makan kalian, tadi aku mendengar pembicaraan kalian mengenai kematian penatua Lin Chen, apakah benar penatua Lin Chen telah tiada?" tanya Lin Yan.
Sesaat semua orang di meja itu menatap ke arah Lin Yan dan salah satu diantara mereka kemudian berkata.
"Penatua Lin Chen memang telah tiada semua itu terjadi secara tiba-tiba, saat sang penatua pergi memenuhi panggilan ketua sekte menara es".
"Semua yang terjadi karena sekte Linyu memiliki sebuah benda pusaka yang diinginkan ketua menara es untuk meningkatkan kekuatannya, dan jika sekte Linyu tak memberikannya maka serangan besar-besaran akan dilakukan menara es untuk menghancurkan sekte Linyu".
"Selama ini penatua Lin Chen selalu menolak keinginan ketua menara es, karena pusaka itu merupakan pusaka turun temurun yang dimiliki sekte Linyu, yang membuat sang penatua selalu menunda-nunda untuk membawa pusaka itu ke sekte menara es, hingga pada akhirnya ancaman penghancuran sekte Linyu membuat penatua Lin Chen pada akhirnya membawa pusaka itu ke menara es demi menyelamatkan seluruh anggota sekte Linyu".
"Konon katanya penatua Lin Chen telah dibunuh untuk memperingatkan sekte Linyu agar tak membangkang perintah sekte penguasa menara es," ucapnya mengakhiri cerita nya.
Amarah Lin Yan memuncak yang membuat aura mengerikan merembes keluar dari dalam tubuhnya, yang tentu saja membuat semua orang yang ada di dalam rumah makan menjadi sangat ketakutan.
Lin Yan yang sadar akan kebodohannya itu, kemudian meminta maaf dan berjanji akan membayar semua makanan dan minuman yang dimakan para pengunjung rumah makan, dan pada akhirnya membuat suasana dalam rumah makan menjadi tenang kembali.
"Ketua menara es tunggulah saat aku telah memiliki kekuatan penuh, maka aku sendiri yang akan membinasakan mu untuk membalaskan dendam orang orang yang ku kasihi yang telah kau bunuh," ucap Lin Yan dalam hati.
Bersambung
karya² mu thor sangat bagus padahal, tetap semangat ya thor 🙏