HATIKU MILIKMU

Bastian yang sangat kecewa dengan respon Lili tentang perasaannya, memilih untuk meninggalkan wanita itu menuju bengkel.

Ia tidak ingin marah dengan berteriak atau melampiaskannya dengan kekerasan baik verbal maupun fisik.

Sebelum benar benar menutup pintu penghubung rumah dengan bengkel, Bastian berkata "persiapkan dirimu besok, aku akan meminta hakku" , lalu pintu tertutup.

Lili memandang pintu itu dengan mata berkaca kaca.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa mempercayai pria semudah itu, Bastian. Hatiku terluka" gumam Lili.

Dengan kesedihan dan kebimbangan hatinya, Lili memilih membawa Cana yang sudah tertidur di box bayi ruang tengah, menuju kamar.

Lili membaringkan Cana di ranjang bersamanya.

"Momi tidak pantas bersama daddy Bastian, tapi kamu berhak mendapatkan kasih sayangnya. Bahagialah putriku" lirih Lili sambil mengecup kening Cana penuh cinta.

Akhirnya Lili pun tertidur.

Pagi datang, Lili terbangun namun tidak merasakan Cana disampingnya.

"Pasti Bastian yang membawanya" gumam Lili sambil menyadarkan dirinya dari rasa kantuk bangun tidur.

Masih jam set6 pagi, tapi Bastian selalu bangun lebih pagi dari istrinya.

Dan selama ini, Lili jarang sekali bangun tengah malam atau dini hari ketika Cana menangis ingin minum susu karena Bastian yang mengurus bayi itu.

Bastian terlihat sebagai sosok ayah idaman karena mau ikut serta dalam masa orang tua baru. Membiarkan ibu sang bayi tetap tidur nyaman di malam hingga pagi hari. Selama persediaan asi masih ada di box asi yang telah di pompa, Bastian dapat menyusui Cana dengan asi yang tersimpan setelah dihangatkan menggunakan botol susu dot.

Lili cuci muka terlebih dahulu lalu keluar kamar dan melihat Bastian bermain dengan Cana di ruang tengah.

"Anak daddy, udaah seger banget ini matanya. Udah nggak ngantuk, udah lapar dan haus pasti. Habis mandi, tinggal nunggu momi bangun ya" ujar Bastian lembut, tidak tau jika Lili melihatnya.

"Aku sudah bangun" celetuk Lili membuat Bastian langsung merubah ekspresi wajahnya yang tadi ceria menjadi dingin menatap sang istri.

"Mandilah dulu, biar aku menjaga Cana dulu sebelum klinik buka" sahut Bastian.

"Hmmm, aku mandi dulu" ujar Lili lalu masuk kamar lagi.

Bastian kembali memasang wajah ceria tampan menatap Cana.

"Buat momi mu mencintai daddy yaa, putri daddy tercantik. Kalian sudah menyihir hidupku. Aku menemukan tujuan hidupku saat malam itu kalian datang" lirih Bastian.

Malah Cana tertawa sendiri mendengar ucapan daddynya itu dan mungkin juga geli mendapatkan ciuman beruntun dari Bastian.

Setengah jam kemudian, Lili keluar kamar dengan penampilan segar. Dress selutut berwarna cream yang terlihat belahan dadanya sedikit dari atas.

"Pakaian apa itu?" tanya Bastian yang kesal karena Lili terlihat begitu cantik, sepertinya memang sang istri berniat menggodanya.

"Ya pakaian wanita lah. Ini hadiah dari Kenny, putri kakek dan nenek Kale. Dia sangat tau seleraku" jawab Lili.

"Hmm, kamu sengaja menggodaku dengan belahan dada yg terlihat itu?" tuduh Bastian.

"Ngapain kamu mikir mesum begitu sih Bas, lagian katanya hari ini kamu ingin meminta hak mu. Ya udah, ngapain juga aku menutup diri lagi" lanjut Lili.

Wanita ini terkesan sudah pasrah menjadi istri.

Bastian tersenyum tipis.

"Oh kamu udah siap? Oke nanti aku minta tolong Vio untuk bawa Cana bersamanya malam ini. Aku ingin malam pertama dengan istriku tanpa diganggu tangis bayi" ujar Bastian membuat Lili terdiam.

"Mau apa dia semalaman? Apa dia gak capek?" batin Lili.

"Mungkin kamu bisa meragukan perasaanku padamu, tapi aku yakin kamu tidak bisa meragukan staminaku. Bayangkan saja 2 tahun singa raja dikurung dan malam ini dia akan bebas. Siapkan saja dirimu. Aku tidak akan berhenti sampai aku puas" lanjut Bastian seolah olah bisa menebak pikiran Lili.

"Baiklah, terserah padamu saja. Hari ini aku akan berbelanja bulanan dulu di swalayan bersama Kenny. Cana aku bawa" sahut Lili.

"Berbelanjalah, jika perlu belanjalah sesuatu yg bermanfaat untuk malam pertama kita. Meskipun kau tak mencintaiku, tapi aku harap kamu bisa memuaskan suamimu yang telah menolong hidupmu dan putrimu. Hutang seumur hidup karena aku menyelamatkan nyawa kalian berdua" sarkasme Bastian kembali lagi terdengar oleh Lili.

"Oh hutang ya? Aku menikahimu karena membayar hutangku 5000 Dollar USD dan kini menjadi hutang seumur hidup? Hahahahaa Bastian Bastian. Cintamu yang tadi malam kau ungkapkan hanya semu belaka. Segeralah sadar dan ceraikan aku jika sudah puas memakai ku sebagai sarana bayar hutang" sahut Lili tak kalah sarkasme.

"Ya, cepatlah buatku puas agar aku bisa bosan denganmu" balas Bastian.

Lalu Cana tiba tiba menangis. Mungkin dia sedih karena orang tuanya berperang kata kata sarkasme.

"Susui Cana. Dia belum minum susu setelah mandi tadi" ucap Bastian lalu meninggalkan bayi mungil itu bersama Lili, sang ibu.

Lili menggendong Cana dan langsung menyusui. Memakai dress dengan belahan dada membuatnya lebih mudah menyusui.

Bastian yang sudah memastikan Cana tidak menangis lagi dan mendapatkan asupan gizinya pergi ke klinik dan mempersiapkan prakteknya hari ini.

Pukul 8 pagi saat klinik buka, bersamaan dengan Kenny menjemput Lili dan Cana menggunakan mobil Kakek Kale.

"Bastian, aku pinjam Lili dan Cana karena akan aku bawa ke mall di kota Texas" pamit Kenny ramah karena sudah mengenal dokter tampan ini sejak 2 tahun lalu dan keluarga Kale memang sudah menganggap Bastian bagian dari keluarga sendiri istilahnya diangkat jadi anggota keluarga baru. Mereka berdua sudah seperti kakak adik.

"Iya" jawab singkat Bastian membuat Kenny bisa menyadari kondisi pernikahan adik angkatnya itu

Kenny tersenyum kepada Bastian sebelum keluar klinik diikuti oleh Lili yang menggendong Cana.

"Pasti hubungan Bastian dan Lili tidak baik baik saja" batin Kenny.

Akhirnya Kenny bersama Lili dan Cana pergi menuju mall Texas yang berjarak 30km atau sekitar 40 menitan perjalanan.

Kenny begitu mahir menyetir.

"Kamu bisa nyetir Li?" tanyanya.

"Bisa, tapi itu dulu sebelum jadi bodoh karena pria brengsek" jawab Lili.

"Hmm maaf sebelumnya, apakah pria brengsek yang kamu maksud adalah Bastian?" tebak Kenny.

"Bukan. Ayah kandung Cana namun aku tidak akan membiarkan dia mendekati putriku. Kurang ajar banget dia main ninggalin aku di pinggir jalan saat mau lahiran" sahut Lili yang akhirnya keceplosan menceritakan kisah cinta yang gagal.

"Oh, kukira Bastian yang brengsek" pancing Kenny.

"Adik angkatmu itu terlalu sempurna, Ken. Aku tidak pantas untuknya" ujar Lili tiba tiba yang tadinya sangat marah membahas mantan kekasihnya namun saat ngomongin Bastian wajahnya jadi sendu.

"Maaf kalau aku terlalu kepo, Li" sahut Kenny yang jadi merasa bersalah.

"Tidak apa apa, aku sudah menganggap kamu sebagai kakak ku sendiri. Lagipula profesi kita sama sama pengacara kan?" ucap Lili mencairkan suasana.

"Ah ya betul juga. Kita sama sama pengacara. Apakah kamu tidak ingin kembali menjadi pengacara?" tanya Kenny.

"Sangat ingin. Tapi saat ini aku sudah memiliki Cana jadi masih belum bisa meninggalkannya" jawab Lili.

"Hahahaha, kamu menjadi pengacara tidak perlu selalu meninggalkan putrimu, Lili. Kamu bisa menggunakan sarana online untuk mencari klien" sahut Kenny.

"Benar juga. Dulu waktu aku masih kuliah mengikuti banyak forum di internet tentang konsultasi hukum bersama teman temanku. Tapi saat ini kondisiku berbeda. Aku bukan teman mereka yang dulu. Aku merasa bodoh jika berdekatan dengan mereka saat ini" ungkapan hati Lili.

"Hmm kamu terlalu merendahkan dirimu sendiri, Lili. Menjadi ibu bukan berarti profesimu dalam karir hilang seketika. Jika kamu merasa mampu memperjuangan karir, kejarlah tapi tetap keluarga nomor 1. Anak dan suami mu adalah harta berharga yang tidak bisa meninggalkamu, dalam konteks suami mu adalah orang setia. Dan aku rasa Bastian adalah suami seperti itu" ujar Kenny seperti memberikan sponsor untuk memamerkan Bastian dihadapan Lili.

Tak lama kemudian, mereka sampai mall Texas. Ternyata mallnya tidak cukup buruk juga jika dibandingkan dengan mall mall besar di daerah Lili berasal yaitu Brooklyn.

"Lumayan besar ya mallnya" puji Lili kepada Kenny.

"Yap. Jika desa TexasMania diibaratkan kacang, memiliki posisi sebagai kulit dan bijinya adalah kota Texas yang memukau. Meskipun kecil tapi kotanya cukup menarik. Banyak permainan dan kehidupan sosial disini. Tapi Bastian sangat tidak suka perkotaan, katanya bosan. Dia lebih suka di desa dan di perbatasan wilayah katanya menantang" jelas Kenny.

"Tidak heran jika pria sekaku dan sedingin Bastian tidak suka hiburan keramaian" sahut Lili.

"Kamu terdengar seperti membenci suami mu sendiri. Apa dia melakukan kesalahan padamu?" pancing Kenny.

"Tidak, Bastian sangat baik untukku dan Cana. Hanya saja mungkin aku yang terlalu buruk untuknya. Aku wanita asing yang tiba tiba datang di kehidupannya sambil membawa anak. Aku merasa bersalah setiap bersamanya" ujar Lili.

Kenny malah tertawa mendengar ungkapan hati Lili.

"hahaha, Bastian itu memang unik. Pria yang unik dan susah jatuh cinta. Selama 2 tahun tinggal didesa, dia seperti primadona dimata warga TexasMania. Banyak wanita diberbagai kalangan merebutkan cintanya tapi nihil. Eh dari cerita ayah dan ibu, katanya Bastian menikahimu setelah 10 hari tinggal didesa. Dia susah ditebak, Lili. Tapi percayalah, Bastian adalah pria baik. Mungkin waktu yang akan membuka hatimu untuknya" sahut Kenny lagi lagi promisi Bastian.

Lili terdiam dan tidak menyahuti Kenny kembali. Tak terasa kini dua wanita dan 1 bayi sudah berada di supermarket mall. Mereka pun berbelanja kebutuhan mereka.

Cana digendong Kenny karena Lili akan berbelanja kebutuhan bulanan rumah. Kenny hanya akan berbelanja cemilan serta minuman untuk perjalanan kembali menuju Australia serta membelikan orang tuanya beberapa barang untuk persediaan.