Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bintang Adi Kusuma
Setelah menasihati anak bungsunya, Mamak Bintang pun keluar dari kamar anaknya itu. Anak yang mulai beranjak dewasa, karena sebentar lagi, tinggal 3 bulan lagi Bintang genap berusia 18 tahun.
Bintang Adi Kusuma namanya, di mimpinya selama ini, Bintang yang digambarkan tak jauh berbeda. Namun, Bintang yang nyata adalah Bintang yang telah berusia 18 tahun.
Ya, Bintang sebenarnya bukan anak SD, semua yang terjadi, yang terasa begitu nyata itu. Ternyata semuanya adalah hanya mimpi Bintang belaka. Sedangkan kini, inilah Bintang yang sebenarnya.
Bintang berhidung mancung, bibirnya masih indah saat tersenyum, lesung dikedua pipinya pun masih sama, malah itulah yang membuat dirinya semakin terlihat tampan.
Dia seorang lelaki remaja, yang baru lulus dari jenjang akhir, yaitu SMA. Bintang sekolah di sekolahan terkenal di Pondok pesantren yang ada di Madras. Mimpi nya selama ini, menunjukkan semua seluk beluk seperti nyata. Bahkan dia yang berasal dari suku Madras pun, benar adanya.
Dia masih sama, memang tinggal di kampung Idiom, namun hanya berbeda gang saja dengan rumah gurunya yaitu Bu Fastaqima.
Dari nasehat Mamaknya, Bintang pun berinisiatif untuk mengikuti nasehat itu. Karena sebenarnya dia sendiri pun penasaran, apa sebenarnya tafsir mimpinya selama ini. Kenapa dia sering bermimpi seolah dia masih sekolah SD. Kenapa dia sering bermimpi gurunya itu, Bu Fastaqima. Pokoknya seolah dia masih sekolah SD, padahal setelah dia bangun dari tidurnya, itu semua hanya mimpi. Seolah mimpinya mundur ke 7 tahun yang lalu.
"Dek, mau kemana?" sapa mbaknya Bintang yang ada di ruang tamu, saat Bintang keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi, pakaian muslim dan berkopiah putih, sarungan pula.
"Aku mau ke rumah Bu Fastaqima, udah lama banget gak main kesana. Sekalian mau nanya, apa tafsir mimpi ku, kalau mimpi sekolahan terus." jawab Bintang.
"Alah gak usah nanya gurumu, mbak mu ini juga tau tafsir mimpinya, bahwa kamu itu kangen sama masa-masa sekolah. Kan sekarang kamu udah lulus." celetuk mbaknya.
"Ah mbak gak tau. Mimpiku itu kayak nyata gitu loh mbak. Aku juga ngeliat air terjun di mimpiku itu, ngeliat pohon besar. Pokoknya aneh sih, tapi aku senang selama di mimpi." ucap Bintang.
"Ah udah udah, mbak sibuk. Jangan ajak ngobrol lagi." usir mbaknya. Yang sedang sibuk menjilid sebuah kitab kuning, pekerjaan sampingan yang telah lama ditekuni oleh keluarga Bintang.
Bintang pun melenggang pergi, dia naik sepeda motor, dimana dia sudah punya motor sendiri walaupun bekas pemakaian mas iparnya. Tapi setidaknya lumayan, dia sejak lulus kalau mau kemana-mana ada sepeda motor.
Bintang adalah seorang anak yatim sejak SD, jadi dia menjalani hidup dengan mandiri. Dia kini telah bekerja di sebuah perusahaan percetakan. Dimana dia ditawari gaji yang lumayan besar bagi dia yang baru menjalani kehidupan di dunia kerja.
Sesampainya di depan rumah Bu Fastaqima, rumah itu kini telah berubah. Menjelma menjadi sebuah pondok pesantren, besar. Gedungnya tinggi menjulang berlantai 3. Dan ukuran lebar rumah itu berubah 2x lipatnya. Tampaknya rumah sampingnya Bu Fastaqima, telah beliau beli. Jadi disambung hingga tampak lebih besar. Dari depan pagar, terdengar keriuhan selayaknya di pondok.
Semakin sungkan lah Bintang yang hendak masuk untuk bersilaturahmi. Namun, dia sudah terlanjur di depan rumah Bu Fastaqima, mau tidak mau dia pun mulai melangkah maju.
Rumah itu tidak ada bel nya, karena pintu pun tidak tertutup. Terbuka sedikit, namun tidak nampak ada orang di ruang tamunya. Tak lama kemudian.
"Assalamualaikum....." ucap Bintang.
Sedikit lama Bintang menunggu jawaban, "Waalaikumsalam....." jawab seorang gadis cantik. Usianya sekitar 12 tahun. Kisaran kelas 6 SD.
"Mungkin ini santriwati nya." pikir Bintang.
"Cari siapa mas?" tanya gadis itu.
"Bu Fastaqima ada...." tanya Bintang.
"Oh ..." segera gadis itu melenggang pergi masuk lagi ke dalam rumah, dan terdengar oleh Bintang gadis itu memanggil,
"Tante .... Ada orang nyari Tante... Mas mas gitu...." ucapnya.
"Oh, dia Zainab..." ucap Bintang dalam hati.
Zainab adalah keponakan Bu Fastaqima. Dia dulu masih umur 6 tahun saat Bintang masih menjadi muridnya Bu Fastaqima. Bintang pun tersenyum-senyum sendiri sekarang, "Cantik juga Zainab." pikirnya.
Sedangkan dari dalam rumah, tak lama kemudian tampak Bu Fastaqima yang telah lama tak Bintang lihat pun muncul. Bintang pun telah tersenyum, mulai Bu Fastaqima belum ada di depannya.
Setelah Bu Fastaqima tepat di depannya, "Siapa ya?" tanya Bu Fastaqima, mencoba mengingat.
"Bintang Bu, Bintang Adi Kusuma."
"Oalah.... Masuk masuk...."
Bu Fastaqima menyambut dengan ramah, beliau masih sama. Cantik, bahkan makin cantik. Usianya sekarang mungkin sekitar 33 tahun. Dan di usia segitu bagi perempuan adalah usia emas. Semakin tampak muda dan cantik.
Namun Bu Fastaqima memanglah cantik, manis. Wajahnya semakin mulus, walaupun hanya satu kekurangan beliau, yaitu pesek.
"Udah lama banget kamu Bintang, gak pernah main kesini. Mondok ya kamu? Mondok dimana....." Bu Fastaqima memang lah yang paling pandai membuka percakapan.
"Iya Bu.... Aku mondok. Ini sudah lulus Alhamdulillah. Dan aku udah kerja Bu."
"Oh sudah kerja ... Enak dong.... Kerja apa ? Dan dimana?"
"Kerja di perusahaan percetakan Bu... Alhamdulillah Bu lumayan gajinya."
"Wah UMR itu ya...."
Bintang tersenyum. Malu-malu.
"Bagaimana kabarnya? Kok gak diajak teman-temannya yang lain. Aku juga penasaran dengan teman-temanmu ini .... Kamu tambah ganteng Bintang. Tambah sopan juga kalau ngomong." ucap Bu Fastaqima.
"Gak tau juga teman-teman dimana, aku belum bertemu mereka selama 6 tahun ini." jawab Bintang.
Dan Bintang pun sebelum Bu Fastaqima kembali merespon, dia berusaha untuk mengatakan hal yang ingin dia katakan.
"Emmm... Bu... Sebenarnya...." tapi dengan malu-malu.
"Ada apa Bintang. Ngomong aja gpp...." dengan khas Bu Fastaqima yang ramah, Bintang pun akhirnya memberanikan diri.
"Sebenarnya aku mau sharing sesuatu sama Bu Fastaqima..... Tentang Tafsir Mimpi....."
Seketika Bu Fastaqima mulai menggerakkan alis indahnya itu. " Tafsir Mimpi....? Memangnya kenapa? Kamu mimpi apa?" sangat paham sekali, Bu Fastaqima langsung to the point.
Bintang pun mulai menceritakan semua mimpinya, mulai dari dia merasa selalu ada di sekolahan SD nya dulu, sampai selalu ada Bu Fastaqima terus di mimpinya. Semuanya pokoknya Bintang ceritakan.
"Begitu Bu ceritanya, jadi aku itu penasaran. Sebenarnya kenapa aku ini Bu? Kira-kira... mungkin aja ibu tau, soalnya di mimpi ku ada Bu Fastaqima terus hehe...." ucap Bintang, mengakhiri ceritanya.
Bu Fastaqima pun tampak langsung tersenyum simpul. Sangat tulus. Saking tulusnya senyuman itu, hingga membuat Bintang mengingat segala kenangan dulu dia bersekolah. Tanpa sadar dia pun berkata, "Bu Fastaqima gak berubah ya... Malah makin cantik aja." ucapnya kemudian.
"Alhamdulillah.... Ya beginilah Bintang." ucap Bu Fastaqima, dengan membenarkan duduk nya. Bu Fastaqima pun mulai menjawab atas pertanyaan Bintang.
.
.
semangat bacanya share sebanyak2nya....🥰 semakin banyak orang yang baca, Author makin semangat 🤗