Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETAHUAN
Lindu gamang hingga pikiran nya melamun jauh. Otaknya terasa buntu.
Pada saat itu, Yunita muncul. Dari raut wajahnya, perempuan yang telah melahirkan dua anak itu terlihat panik.
" Mana Anin?" Tanya nya.
Lindu melirik sang istri, bola matanya berubah kemerahan.
" Kau dari mana saja ?!!" Lindu balik bertanya, suara nya datar nan tegas.
" UMM Aku habis mencari Asih" Yunita menjawab jujur.
" Mencari Asih?? Atau melenyapkan nya?" Namun Lindu justru berpikir sesuatu yang buruk.
Yunita tercengang hingga tidak bisa berkata apa-apa.
" Pa, Sudah lah... Saat ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Kasian Anin" Dika menengahi, dapat ia simpulkan jika semua orang yang berada di rumah ini mulai terpengaruh oleh ucapan Dara.
Bila mengingat hal itu, emosi Dika seperti dicambuk.
Lindu buang muka, dirinya berusaha mengatur perasaan yang berkecamuk.
Bersamaan dengan itu, Anindita keluar dari kamar mandi. Wajahnya semakin pucat saja.
" Sayang... " Yunita langsung berhambur memeluk sang putri, ia menyentuh kening Anindita.
" Kau demam sayang, Ayo kita ke rumah sakit " Titah Yunita, semua kompak jika ini menyangkut keselamatan Anindita. Sekali lagi, Anindita adalah keturunan pertama dari keluarga Lesmana. Sudah pasti dia diperlakukan bak seorang princess.
Keluarga Lindu menunggu hasil pemeriksaan Dokter dengan perasaan berkecamuk. Mereka sengaja tidak ada yang memberi kabar ini kepada Tuan Lesmana, karena berjaga-jaga kemungkinan terburuk.
Dan benar saja, Dokter memastikan jika Anindita sedang berbadan dua. Lindu terpaku, lidah nya terasa kelu. Begitu juga dengan Yunita dan Dika, Semua orang sudah kehilangan akal bagaimana menghadapi ini semua.
Tapi sewaktu mereka kembali ke kamar Anindita, suasana yang diam berubah menjadi tegang. Mereka berteriak sekaligus panik melihat Anindita mengamuk memukul perut nya sendiri.
" Sayang.. Jangan sayang.. Jangan kau melukai dirimu sendiri. Tolong... " Lindu memohon, air matanya luruh jua.
Anindita menangis histeris, kemudian ia memeluk sang ayah erat-erat.
" Anin nggak mau hamil anak dari seorang pengkhianat Pa.. Anin nggak mau"
Lindu mengangguk sambil merangkul kepala Anindita dan sesekali menciumi nya. Yunita ikut menangis, hatinya pun hancur sehancur- hancurnya. Sedangkan Dika diam seribu bahasa, gerahamnya mengeras. Ada perasaan marah serta rasa bersalah. Seandainya dia tidak menerima sogokan dari Antonio, mungkin dia tidak merasakan perasaan bersalah seperti ini.
Dika memutuskan pulang, namun bukan pulang kembali ke rumah nya. Dia pergi ke satu tempat yang menjadi tempat rahasia.
Sesampainya di tempat itu, Dika menendang pintu kamar. Seorang perempuan yang tengah duduk di tepi ranjang tersentak kaget. Dika menghampiri nya dengan langkah penuh amarah.
Belum sempat perempuan itu menghindar, dia sudah di dorong oleh Dika ke atas kasur. Lalu menarik pakaian perempuan itu hingga koyak.
" Tolong.. Jangan !!!" Pinta perempuan itu memohon, air mata nya deras membasahi wajahnya.
Dika tidak perduli, dia melampiaskan kemarahannya kepada tubuh perempuan itu. Sebab bagi Dika, perempuan itu adalah sebagian dari kesalahan Antonio.
Bugeman mentah ia luncurkan, sekaligus hasrat ke lelakiannya. Gadis itu menangis, mengerang, dan merintih. Tak henti-henti memohon belas asih Dika. Justru semakin membuat Dika berapi-api.
****
Sari masuk ke kamarnya, ia sudah menyelesaikan pekerjaan nya di rumah Tuan Lesmana. Sebelum tidur, sudah menjadi kebiasaan baginya untuk melepas rindu terhadap sang kekasih.
Asih menekan nomor si pujaan hati, tapi sangat mengecewakan. Sebab nomor telepon nya tidak aktif.
" Mas Rian kemana ? Kok tumben nggak on? Apa udah tidur ? Nggak seperti biasanya ?" Sari bertanya kepada dirinya sendiri.
Ia menghela nafas berat, kemudian merebahkan tubuhnya berniat untuk tidur saja. Tapi kemudian ia teringat akan ucapan Dara. Perasaan nya jadi tidak nyaman. Ditambah lagi dia tidak melihat Ayu, rekan kerjanya tadi. Padahal pekerjaan Ayu lebih banyak dibanding dengan dirinya. Tapi Ayu sudah selesai lebih cepat.
Sari beranjak, ia mengambil ponsel nya lalu mencoba menghubungi nomor Ayu. Dan ternyata nomor Ayu tidak aktif juga. Dada Sari berdegup kencang, seakan-akan hendak meledak saja.
Ia memutuskan untuk mencari Rian dan Ayu, ataupun salah satu dari mereka. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah kamar Ayu, karena kamar dia yang paling dekat jaraknya dengan kamar Sari.
" Ayu mana ?" Sari bertanya kepada teman sekamar si Ayu.
" Dia tadi ijin pergi, katanya ada acara penting di luar " Jawab teman Ayu.
Perasaan Sari semakin berkecamuk, ia cepat pergi ke kamar untuk pekerja laki-laki. Dan hal yang sama juga terjadi, Rian tidak ada di kamar nya.
Kedua kaki Sari lemas gemetar tak berdaya, ia menyender ke dinding sembari menekan dadanya. Sakit dan sesak sekali, itu yang Sari rasakan.
" Kalau benar Ayu dan Rian selingkuh dibelakang ku, Habis kalian berdua " Ucap Sari penuh dendam dan amarah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, suasana makan pagi sudah tidak seramai kemarin. Sebab Keluarga Lindu dan Rudi sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa Tuan Lesmana, Dito, Dara dan Donita.
" Kek, Hari ini Dito mau mengajak Dara ikut ke kantor "
Dara yang baru saja melahap steak ayam, mendongakkan kepalanya. Mulut nya masih penuh dengan makanan.
" Oh iya? Boleh... " Tuan Lesmana tersenyum hangat.
Dito juga tersenyum senang, ini adalah cara supaya bisa lebih dekat dengan Dara sehingga gadis itu Sudi membantu nya.
Hanya Donita yang kurang suka, tapi apa daya. Saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Ayah mertuanya.
" Ohya, nanti malam Kakek akan berangkat ke Jerman. Bisnis daging Frozen disana mengalami kendala dalam pengiriman. Tolong kamu tangani dengan baik semua masalah disini Dito"
Dito mengiyakan permintaan sang Kakek.
" Dan jangan sampai aku pulang, lalu menerima berita seperti kemarin " Tuan Lesmana sedikit menekan permintaan nya.
" Iya Kek, tapi Dito sangat butuh bantuan Dara"
Sekali lagi Dara mengangkat wajahnya.
" Dito, kau tahu kan dia hanya gadis dari kampung yang tidak tahu apa-apa " Donita sudah tidak tahan lagi jika harus terus diam saja.
" Sintia masih lebih baik daripada kau mengajaknya " Tambah Donita lagi.
" Jangan sebut nama perempuan laknat itu disini Ma" Tiba-tiba Dito membantah sang Ibu.
" Ok, Sintia memang sudah mengkhianati mu. Tapi jangan campur adukkan masalah hati dengan pekerjaan, kalau tidak ? Perusahaan kita akan mendapatkan masalah. Ingat Dito, semua saudara sepupu mu sangat berharap kau lengser dari jabatan mu" Donita tidak memperhatikan permintaan Dito, ia tetap saja mengagungkan Sintia.
Dito diam, itu memang benar. Dan dia juga tidak rela jika kursi CEO ditempati oleh orang lain.
Dara diam menyimak meskipun mulut nya terus saja mengunyah makanan olahan daging. Dalam hati si Anjani, dia memang pantang disepelekan.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara