"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternodai
Pagi ini begitu cerah, setelah hujan semalaman. Kulihat matahari mulai menampakkan batang hidungnya. Namun hari cerah ini tidak sebanding dengan keadaan ku saat ini.
Bagaimana tidak tubuh ku terasa sakit dan pegal akibat tidur di atas lantai hanya beralaskan selimut tebal. Jangan di tanya kenapa aku tidur di lantai sebab ranjang ku yang kecil sudah terisi tubuh besar pria yang membawa ku ke dalam masalah tadi malam.
Yah tadi malam setelah bersusah payah menuntun kuda tua itu sampai ke rumah. Aku membantu pria asing ini membersihkan tubuh nya dan mengobati seluruh luka dan membalut nya dengan perban. Untung saja aku memiliki beberapa obat untuk diri ku sendiri jika aku terluka. Dalam mengobati seseorang aku juga masih bisa di bilang ahli walaupun tidak setara dengan seorang tabib.
Hah!! Jika di ingat lagi kejadian tadi malam. Pria ini sangat berat dan tubuh nya penuh lumpur dan basah. Namun aku tidak langsung membawa nya ke atas ranjang ku.
Aku mendudukkan tubuh pria itu di atas kursi dan meminta seorang bocah laki-laki yang tinggal di sebelah rumah ku untuk membantu membersihkan nya dan membuka seluruh pakaian yang dia pakai. Setelah itu baru lah aku membaringkan tubuh nya di ranjang kesayangan ku. Hingga pagi ini.
Pria ini masih belum membuka matanya hingga sekarang. Aku yakin dia pasti akan sadar besok atau mungkin besoknya lagi.
Hari ini ku putuskan untuk mengirim surat kepada madam Sandra bahwa aku akan meminta hari libur karena kaki ku yang masih sakit dan tidak mungkin aku bekerja di keadaan seperti ini.
Huh!! Pasti gaji ku bulan ini akan dia potong! wanita kikir itu selalu tidak mau rugi! Tapi yang terpenting bagi ku sekarang adalah kesehatan ku. Jika aku memaksakan diri untuk bekerja maka sakit di kaki ku akan bertambah parah. Dan itu memiliki kemungkinan kalau aku tidak bisa bekerja lagi. Lebih baik mengambil resiko kecil sejak dini dari pada menanggung resiko besar karena sebuah kesepelean.
"Teo!! Apa kau sibuk?" tanya ku kepada bocah laki-laki berumur 12 tahun cucu dari nenek Orleta yang tinggal di sebelah rumah ku. Teo lah yang membantuku tadi malam mengganti pakaian pria asing itu.
Teo sering mengunjungi rumah ku dan bahkan bermain dengan kucing kesayangan ku. Bocah itu juga sangat menyukai roti-roti buatan ku.
Teo juga yatim piatu seperti ku namun dia masih di asuh oleh nenek nya yang bekerja sebagai petani gandum. Nenek Orleta walaupun sudah tua dia masih tetap kuat bekerja dan menghidupi cucu nya walaupun dengan kehidupan sederhana.
Mereka berdua membuat ku merasa tidak kesepian selama ini. Yah kesepian yang ku maksud adalah rumah ku dan rumah nenek Orleta berada di pinggir kota sangat pinggir setelah rumah kami itu adalah hutan pembatas pusat kota dengan wilayah lain.
"ada apa kak Sofia? Apa kau memerlukan bantuan ku lagi untuk mengurus pria asing itu? Jika iya maka aku malas melakukan nya! Pria itu terlalu berat". ku lihat wajah kesal Teo saat membahas pria yang sekarang masih tidur di dalam kamar ku.
"tidak bukan itu. Aku hanya ingin kau menolongku memberikan surat ini kepada madam Sandra dan memberikan kunci ini kepada nyonya Seiry. maukah kau menolongku?? Sebagai imbalannya hari ini aku akan membuatkan mu roti yang sangat enak dengan selai kacang vielnut. Bukan kah kau sangat menyukai nya?"
setelah aku mengatakan hal itu terlihat perubahan di wajah Teo. Yang tadi nya terlihat kesal kini mengembangkan senyuman hingga memperlihatkan seluruh gigi nya.
"benar kah!! Baiklah kak Sofia. Aku akan melakukan tugas yang kau berikan dan segera pulang untuk melihat kau membuat roti-roti enak itu!"
Dengan segera Teo mengambil surat dan kunci kedai dari tangan ku dan segera pergi dari hadapan ku.
Baiklah seperti nya hari ini aku banyak pekerjaan rumah yang harus aku lakukan. Membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak makan siang dan membuat roti untuk Teo. Aku rasa tidak bekerja malah memberikan ku kerjaan yang lebih banyak di rumah.
Seandainya aku jadi bangsawan kaya raya pasti aku akan mempekerjakan pelayan untuk melakukan pekerjaan itu.
Baik lah aku harus memulai mencuci pakaian kotor ku.
aku berjalan masuk ke dalam rumah dan menuju kamar kecil milik ku. Niat hati ingin mengumpulkan gaun kotor aku terkejut melihat pria yang aku tolong tadi malam sudah duduk dan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang ku yang kecil.
"kau sudah sadar??"
Kalimat pertanyaan itu begitu saja keluar dari mulut ku saat pria itu memandang ku yang baru masuk. Mata nya ternyata berwarna green ocean. Sangat indah! Aku seperti tenggelam saat melihat mata itu. Dia memang tampan, pria paling tampan yang pernah ku lihat. Bahkan pangeran Carlos kalah tampan jika di bandingkan pria brengsek di hadapan ku ini.
Dan apa-apaan ini! Dia sekarang bertelanjang dada. Bukan kah pemandangan ini begitu indah bahkan sangat indah.
"apa kau tidak bisa menggunakan mata mu? aku sudah sadar, dasar gadis kampung. Dan di mana aku sekarang? Tempat ini terlalu kecil dan sesak. Bahkan barang-barang nya terlihat murah!".
Ucapan sarkas dari pria yang menyandarkan tubuhnya di ranjang ku membuat semua penilaian ku tadi tentang diri nya retak dan hancur berkeping keping.
Aku tersadar dari ketampanan pria brengsek ini. Dia memang tampan tapi brengsek dan sombong. Pandangan ku tentang dirinya kini menjadi minus. Dasar tidak tau berterima kasih! Aku sungguh menyesal menolong nya dan membawa tubuh berat nya tadi malam ke rumah ini.
"jika kau tidak suka di tempat ini kau boleh pergi dari rumah ku sekarang. Aku juga terpaksa membawa mu ke rumah kecil ku. Sekarang kau bisa pergi tuan!!" aku tak kalah sarkas berkata-kata kepada pria yang masih santai duduk di ranjang ku namun dengan wajah dingin nya.
"baiklah aku akan pergi!"
"ya pergi lah". Aku menunggu pria ini bangkit dari ranjang ku dan mengembalikan selimut hangat yang sekarang masih terlampir di tubuhnya.
"tenang saja aku akan segera pergi!"
"aku menunggu! Apa kau hanya akan mengulang perkataan mu tanpa melakukan nya! Keluar dari rumah ku sekarang!"
Mendengar ucapan ku yang sedikit keras membuat pria itu memandang ku dengan tajam dan bangkit dari ranjang milik ku.
"AAAAA!!!! Apa yang kau lakukan pria mesum brengsek!! Kenapa kau telanjang!!" aku berteriak histeris saat pria mesum ini bangkit dan ternyata tidak memakai sehelai benang pun.
Padahal tadi malam aku menyuruh Teo untuk memakaikan nya gaun tidur milik ku yang paling besar tapi kemana gaun itu!.
"lebih baik aku telanjang daripada memakai pakaian perempuan yang sangat sesak itu! Kau mencoreng harga diri ku sebagai laki-laki. Jadi Aku membuang gaun sialan itu!" ucap nya masih dengan tenang berdiri di samping ranjang ku. Untung saja jarak ku dengan pria mesum brengsek itu agak jauh.
Tapi masalah nya sekarang... Pria ini sudah menodai mata suci ku!!!
Oh dewa aku minta maaf!!! Aku sungguh tidak melihat benda yang berada di bawah perut nya. Aaaa!!! Otak ku sudah tercemar.
"pergi kau dari sini dasar pria cabul dan mesum!! Pergi!!"
aneh situ jd org,,
sebar kembar for u..😁