Berkisah tentang perjalanan panjang seorang pendekar tingkat tinggi dari dunia persilatan. Dia mengalami pertempuran antara hidup dan mati melawan para pendekar dari dunia persilatan.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun silam ketika dia menemukan sebuah kitab suci legenda dan pedang pusaka. Kitab suci itu dipercayai mampu mengubah takdir dan hidup seseorang.
Dan akhirnya para pendekar dari berbagai kalangan mulai dari aliran putih, netral dan hitam bekerja sama membuat jebakan untuk mengkapnya.
Mari kita ikuti petualang Feng Xuan atau Lan Xuan Yu dalam perjalanan hidup barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya anam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Lan Xiao Hua
"Lan Xiao Hua. Kita panggil dia Hue'er."
"Bagaimana menurutmu istriku?"
"Nama yang bagus suamiku. Mulai kapan kamu mempersiapkan nama itu?"
"Sejak tahu kamu hamil. Karena aku berharap anak kita perempuan."
"Nama yang bagus Ayah. Sangat cocok dengan Hua'er yang secantik bunga."
Patriak Lan Meng Tao dan Xiao Mei tersenyum senyum mendengar perkataan putranya. Mereka semua sangat bahagia karena bertambahnya anggota keluarga baru.
Kabar kelahiran putri kedua patriak Lan Meng Tao menyebar begitu cepat. Seluruh anggota sekte Gunung Awan sangat bahagia ketika mendengar kabar bahagia tersebut.
Tiga hari setelah kelahiran putrinya patriak membuat sebuah pesta sebagai ungkapan rasa syukurnya. Disaat acara pesta itu patriak Lan Meng Tao mengumumkan nama putrinya.
"Patriak selamat berbahagia atas kelahiran putrinya."
"Selamat berbahagia patriak."
Senyuman merekah tidak pernah pudar dari bibir patriak Lan Meng Tao dan istrinya ketika mendapat ucapan selamat dari para tamu.
"Ayah, Ibu, Hua'er. Aku bersumpah untuk selalu melindungi kalian semua. Tidak akan aku biarkan seorang pun menyakiti kalian bisa selamat." Batin Lan Xuan Yu dalam hati, air mata pun menggenang dipeluk mata.
Tekadnya Lan Xuan Yu makin besar untuk menjadi lebih kuat secepatnya. Niat ingin melindungi orang orang tercinta di hatinya semakin besar. Dia tidak mau kehilangan lagi seperti di kehidupan pertamanya.
Pesta masih berlangsung sampai malam. Suasananya sangat meriah suara canda tawa para tamu yang turut bahagia. Lan Xuan Yu memilih untuk meninggalkan acara lebih awal karena dia ingin berlatih.
Ketika dia sudah berada di dalam kamar dengan segera Lan Xuan Yu mengambil buku catatannya yang berisi ilmu kitab suci legenda. Kali ini dia ingin mempelajari ilmu Aura.
Ilmu aura terbagi menjadi dua bagian yaitu aura kematian dan aura kehidupan. Dua aura ini saling bertentangan namun juga saling berkaitan.
Aura kematian di dapatkan setelah seseorang melakukan pembunuhan. Aura kematian seseorang akan semakin pekat, jika sering melakukan pembunuhan. Apalagi jika orang yang dibunuhnya memiliki aura kematian pekat, maka akan semakin pekat aura kematian yang dimilikinya.
Tetapi untuk mereka yang beraliran putih mereka lebih cenderung menghilangkan dan mengikisnya. Karena ada metode khusus untuk menghilangkan aura kematian.
Berbeda dengan aliran hitam mereka justru mengumpulkannya. Karena aura kematian bagi mereka memiliki kegunaan tertentu.
Aura kematian dapat di gunakan untuk menakut-nakuti lawan dan juga menekan lawannya. Itulah kenapa di aliran hitam semakin pekat aura kematian mereka semakin ditakuti.
Di dunia ini hanya kitab suci legenda saja yang mengajarkan cara membentuk Aura kehidupan.
Aura kehidupan dapat di bentuk dari berbagai macam esensi. Mulai dari alam, tenaga dalam, aura kematian.
Jika alam memiliki afinitas tinggi maka esensinya bisa diserap dan dibentuk menjadi aura kehidupan, Kekuatan tenaga dalam bisa diambil esensinya dan dibentuk menjadi aura kehidupan. Begitu juga dengan aura kematian bisa di ambil esensinya dan di ubah menjadi aura kehidupan.
Aura kehidupan memiliki banyak kegunaan bagi pendekar. Mempercepat proses penyembuhan, memperpanjang umur dan menekan lawan.
Lan Xuan Yu masih bisa mengingatkan dengan jelas setiap detail prosesnya. Karena berkat Aura kehidupan inilah dia bisa membentuk esensi kehidupan dan memberinya kesempatan kedua.
Dia tidak ingin terlalu lama mengingat kembali kenangan masa lalunya. Maka dia mulai duduk bersila dan mulai membentuk aura kehidupan dari tenaga dalamnya.
Lan Xuan Yu berlatih sampai pagi tiba namun Lan Xuan Yu baru bisa membentuk sedikit. Tetapi itu tidak membuat Lan Xuan Yu kecewa karena ini baru percobaan pertama. Belum lagi jumlah tenaga dalam yang di miliki Lan Xuan Yu juga terbatas.
Selama dua bulan ini kegiatan Lan Xuan Yu hanya berlatih. Karena dia ingin secepatnya meningkatkan kemampuannya sebelum berangkat mengikuti turnamen pendekar muda.
"Xuan'er sebentar lagi kamu harus berangkat ke sekte Teratai Emas untuk mengikuti lomba turnamen pendekar muda. Ayah sendiri yang akan mengantar." Ucap ayahnya ketika selesai makan malam.
"Tidak ayah. Xuan'er tidak setuju ayah yang mengantar." Lan Xuan Yu menolak tegas usulan ayahnya. Patriak Lan Meng Tao menyipitkan matanya ketika mendengar penolakan Lan Xuan Yu.
"Kenapa Xuan'er? Apa alasannya?"
"Karena Xuan'er tidak mau ayah meninggalkan Ibu dan Hua'er sendirian. Xuan'er akan pergi dengan tetua sekte saja."
"Tapi ibumu tidak sendirian disini. Banyak anggota sekte yang lain ibu dan adikmu akan tetap aman."
"Tidak ayah. Bukan itu masalahnya."
"Lalu apa?" Patriak Lan Meng Tao semakin heran dengan jawaban putranya.
"Perjalanan ini pasti membutuhkan waktu tidak sebentar. Paling tidak membutuhkan waktu 4 bulan perjalanan. Aku tidak mau ayah meninggal Hua'er dan melewatkan waktu tumbuh kembangnya. Aku sudah besar dan menjaga diri sendiri ayah."
"Tapi Xuan'er. Diperjalanan ini akan banyak sekali bahaya. Bagaimana kalau..." Belum selesai patriak Lan Meng Tao melanjutkan perkataannya sudah di potong oleh Lan Xuan Yu.
"Tidak akan terjadi apa pun. Aku berjanji akan menjaga diriku sendiri dengan baik, Yah."
"Baiklah kalau begitu. Besok ayah akan mengantarkan kamu ke paviliun senjata untuk memilih senjata."
"Iya ayah. Terima kasih."
"Sama sama. Sekarang pergilah beristirahat."
"Baik. Selamat malam, Yah."
"Selamat malam. Mimpi yang indah."
Lan Xuan Yu hanya mengangguk sembari tersenyum ketika menangapi perkataan ayahnya. Malam itu Lan Xuan Yu tidak berlatih seperti biasanya tetapi langsung tidur dengan nyenyak. Karena dia ingin besoknya jauh lebih segar, setelah beberapa hari terus berlatih sampai kurang istirahat.
Sesuai dengan janjinya patriak Lan Meng Tao mengantarkan Lan Xuan Yu pergi ke ke paviliun pedang atau gudang pembendaharaan senjata milik sekte.
Patriak Lan Meng Tao mempersilahkan Lan Xuan Yu untuk memilih senjata yang sesuai dengan keinginannya.
Di dalam paviliun senjata ini banyak sekali menyimpan berbagai macam senjata untuk semua anggota sekte Gunung Awan. Sebenarnya senjata senjata ini dijual atau bisa di tukar dengan nilai kontribusi yang didapat setelah melakukan misi.
Namun Lan Xuan Yu tidak perlu membelinya karena dia memiliki hak khusus sebagai keluarga patriak. Lan Xuan Yu berkeliling melihat semua senjata yang ada di dalam paviliun.
Lan Xuan Yu berdecak kagum karena dia di sini bisa melihat banyak sekali jenis dan kualitas senjata.
Sebenarnya senjata pun memiliki berbagai macam tingkatan berdasarkan kualitasnya. Mulai dari senjata tingkat biasa, senjata tingkat elit, senjata tingkat bumi, senjata tingkat langit, senjata tingkat Dunia.
Mata Lan Xuan Yu tertuju pada sebuah pedang bergagang hijau muda. Sekilas Lan Xuan Yu bisa melihat kalau senjata itu memiliki kualitas bagus ya itu tingkat bumi.
Perlahan lahan Lan Xuan Yu pun mendekat dan berniat untuk melihatnya. Jika dia merasa pedang itu cocok dengan harapannya maka dia akan mengambilnya.
Saya hanya berharap semoga pembaca bisa menerima karya saya tanpa harus menghakimi.