NovelToon NovelToon
Simon Says

Simon Says

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Persahabatan / Angst / TKP / Romansa
Popularitas:344
Nilai: 5
Nama Author: cakefavo

Permainan anak kecil yang berujung menjadi malapetaka bagi semua murid kelas 12 Ips 4 SMA Negeri Bhina Bhakti.

Seiring laporan dari beberapa orang tua murid mengenai anaknya yang sudah berhari-hari tidak pulang ke rumah. Polisi dan tim forensik langsung bergegas untuk mencari tahu, tidak ada jejak sama sekali mengenai menghilangnya para murid kelas 12 yang berjumlah 32 siswa itu.

Hingga dua minggu setelah laporan menghilangnya mereka tersebar, tim investigasi mendapat clue mengenai menghilangnya para siswa itu.

"Sstt... jangan katakan tidak jika kamu ingin hidup, dan ikuti saja perintah Simon."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakefavo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

- Wish

Yahezkael berdiri di depan meja guru sambil memegangi ponselnya, terlihat jika laki-laki itu sedang mengotak-atik ponselnya sendiri, Reygan yang penasaran pun akhirnya menghampiri Yahezkael.

Saat jam menunjukan pukul 04.13 pagi, Denzzel dan Axel selesai berpatroli dan segera kembali ke kelas, mereka berdua tampak lelah, bahkan penampilan mereka terlihat sedikit acak-acakan.

"Nah pas banget lu berdua udah dateng, duduk dulu." titah Yahezkael yang membuat mereka berdua kebingungan, Axel dan Denzzel pun segera duduk di kursi mereka masing-masing.

Michael tersenyum kepada sahabatnya itu begitu Denzzel duduk di sampingnya, tatapannya kembali beralih kepada Yahezkael yang kini sedang meminta perhatian teman-temannya.

"Apaan lagi?" gerutu Hannah.

"Memori hp gue lumayan gede, kalian bisa ngerekam diri kalian sendiri pake hp gue, mungkin ada yang mau ngasih tau keinginan kalian setelah permainan selesai atau pesan buat orang tua kalian?"

Reygan menyeringai dan langsung merebut ponsel Yahezkael, dia pun segera mensejajarkan ponsel tersebut dengan wajahnya, sesaat dia terdiam untuk merangkai kata-katanya sendiri.

"Cepetan anying!" seru Yahezkael.

"Iya buset dah, kagak sabaran amat."

Reygan mulai tersenyum kearah kamera, dia pun melambaikan tangannya. "Kalau gue berhasil keluar dari permainan ini, gue mau nyobain belajar dan ngedengerin penjelasan guru kayak anak-anak yang lain, gue pengen lulus SMA terus kuliah yang bener biar pas umur gue udah dewasa, gue bisa nemuin pekerjaan yang gue mau," katanya lalu memberikan ponselnya kepada Yahezkael.

Yahezkael menerimanya dan segera merekam dirinya sendiri, ia tersenyum kepada kamera. "Kalau gue mah gampang, gue pengen main ke warnet sampe subuh, bolos sekolah lagi, yang paling penting istri-istri gue di anime jadi nyata."

Yaksa berjalan menghampirinya dan segera menyikut pundak Yahezkael, dia pun mengumpat kepada temannya itu lalu mengambil ponsel tersebut dan mulai merekam dirinya sendiri.

"Gue mau main ke warnet, terus bisa ikutan kencan buta." kata Yaksa sambil terkekeh pelan, Yahezkael pun segera membalas pukulan laki-laki itu tepat di tengkuk lehernya.

"Monyet lu, yang ada kabur tuh cewek yang mau kencan buta sama lu," sahut Yahezkael, teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepala melihat perdebatan kecil mereka.

Chaiden ragu sejenak saat Yaksa memberikan ponsel itu kepadanya, ia melihat sekeliling kearah teman-temannya lalu mengambil ponsel tersebut.

"Gue... gue gak mau belajar lagi," ucapan Chaiden seketika membuka mereka terkejut, semua mata kini tertuju kepadanya, bingung dengan keinginan laki-laki yang di anggap paling pintar di kelas mereka.

"Gue mau bilang ke ayah gue kalau sebenernya gue gak suka belajar, gue gak suka di tuntut buat dapetin nilai yang bagus dan maksain diri sendiri buat paham sama materi yang bahkan sama sekali nggak gue ngerti, gue pengen ngerasain kehidupan SMA dengan baik, banyak teman, bisa main ke warnet, makan makanan instan, ngobrol, gue harap gue bisa ngelakuin salah satunya setelah gue berhasil keluar dari sini."

Axel yang duduk di sampingnya lantas tersenyum tipis, dia mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel tersebut dan mulai merekam dirinya sendiri. " Yang pastinya gue mau ngundurin diri jadi ketua kelas, plus dapet nilai bagus pas ujian nanti," katanya.

Teman-teman sekelasnya segera menyoraki laki-laki itu, bahkan San sampai melemparkan gulungan kertas kepadanya, Naira yang duduk di belakangnya tertawa geli.

"Kita baik loh padahal..."

Axel memutar matanya dan mendengus kesal, ia pun memberikan ponsel tersebut kepada Rean yang sedang duduk di samping Naira, dengan enggan laki-laki itu menerimanya dan mulai merekam.

"Ngebantai anak sebelah, bakalan tawuran lagi gue." katanya lalu melemparkan ponsel tersebut kepada Denzzel, untung saja laki-laki itu cepat menangkapnya.

"Mahal anying!" gerutu Yahezkael.

"Semangat banget lu bos, tapi gue ikut lah," sahut Mason sambil terkekeh pelan.

Denzzel menggeleng pelan dan mulai menatap ke kamera ponsel, dia melirik sekilas kearah Michael yang sedang duduk di sampingnya lalu kembali melihat ke layar ponsel di depannya.

"Gue mau ngabisin waktu gue bareng orang tua gue, terus gue bakal ajakin Michael ke tempat yang pengen dia kunjungi dari dulu, pantai."

Michael yang mendengarnya lantas tersenyum tipis, ia pun segera mengambil ponselnya dan mulai merekam. "Halo ma, pa... Michael gak tau papa sama mama bakalan ngeliat vidio Michael ini atau nggak, Michael cuman mau minta satu hal sama kalian berdua, stop berantem. Kalau mama ngerasa capek sama sikap papa, mama bisa ceraiin papa kok, gak perlu khawatir tentang Michael, ada Michael yang bakalan terus dukung mama, aku gak mau ngeliat mama kesakitan dan nangis lagi, dan disini Michael baik-baik aja walaupun nyatanya Michael kangen sama kalian berdua, ada Denzzel dan temen-temen Michael lainnya yang selalu jagain Michael, dan kita semua pastiin bakalan bisa keluar dari permainan ini, kita akan kumpul lagi," katanya sambil menahan air matanya sendiri.

Hanni yang sedang duduk di belakangnya meremas telapak tangannya sendiri, dia menunduk dengan rasa bersalah kepada sahabatnya itu, Hannah yang memperhatikannya lantas tersenyum licik, tetapi dia tidak bersuara dan diam saja.

Ruangan kelas berubah ramai karena canda dan tawa Yahezkael bersama kawan-kawannya, Michael terdiam dengan lamunannya sendiri, matanya mengamati seseorang yang sedang membaca buku.

Denzzel yang menyadarinya lantas menepuk lengan Michael dengan lembut, membuat gadis itu melirik kearahnya.

"Dari tadi lu ngelamun, lagi mikirin apa?" tanya Denzzel penasaran.

Michael terdiam sesaat untuk memikirkan sesuatu, ia pun akhirnya mencondongkan tubuhnya mendekati Denzzel dan berbicara dengan suara yang rendah, seolah-olah sedang berbagi rahasia.

"Lu masih inget kan orang yang gue suka dari kelas 11?"

Denzzel mengangguk pelan, "Lu pasti belum tau orangnya, ya ampun... gue berusaha buat lupain perasaan gue tapi walaupun dalam kondisi kayak gini, Chaiden keliatan malah tambah ganteng." bisiknya sambil tersenyum lebar, Denzzel yang mendengarnya terdiam dan tidak menunjukan ekspresi apapun.

"Zel, lu kenapa?" tanya Michael yang melihat sahabatnya hanya diam saja.

Denzzel tersadar dan langsung menatap Michael, dia pun menggeleng lagi. "Gue cuman kecapean, gue mau tidur dulu, lu juga jangan lupa tidur." katanya yang langsung di angguki oleh Michael.

Denzzel bangkit dan segera bergabung dengan Yaksa dan juga Axel yang berbaring di belakang, Denzzel mengambil tasnya sendiri untuk di jadikan bantal.

1
TAZEIN SENSEI
updatenya tiap hari apa aja
nanas
guyss, ini aku revisi dari bab 1 soalnya aku mau ganti alur hehe
Ververr
Seru banget ceritanya.
nanas: terima kasii
total 1 replies
ADZAL ZIAH
baru awal udah seru... dukung karya aku juga ya kak
nanas: wih makasii yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!