cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendekatkan mereka
Tubuh yang kekar juga pengalaman pernah ikut bela diri membuat Haikal tak gentar menghadapi dua orang lelaki asing tersebut
Pukulan dari lawan berhasil ia tangkis dengan mudah meski dua lawan satu tapi Haikal berhasil menumbangkan lawannya hingga mereka berdua pun tersungkur tak berdaya
Haikal segera mendekati gadis yang tadi di tolong nya tersebut yang kini menangis tergugu di samping kendaraan miliknya
"mas.... huhuhu" gadis itu segera memeluk Haikal saat Haikal berada di hadapannya, Haikal pun membalas pelukan tersebut sama eratnya
"kamu gak papa Mai?" tanya Haikal tanpa melepas pelukannya tersebut
Ya gadis itu adalah Maira. Dia yang pulang sendirian saat itu tidak menyadari jika sedang di ikuti oleh dua orang lelaki yang berniat tak baik dengan nya
Haikal segera membawa Maira pergi dari sana saat Maira sudah mulai tenang
Maira yang duduk di boncengan pun memeluk tubuh Haikal dengan begitu eratnya
Tak berapa lama mereka sampai di salah satu kedai milik Haikal lalu Haikal pun membawa Maira masuk ke kedai tersebut dengan jaket yang ia pakaikan pada Maira
"pak" sapa beberapa karyawan nya saat melihat Haikal masuk dengan seorang wanita di saat kedai hampir tutup
"kalian bisa tutup kedai sekarang, saya yang akan menguncinya, oh ya buatkan saya dua gelas teh hangat dan bawa ke ruangan saya" perintah Haikal dan beberapa karyawan nya pun menuruti ucapan bos nya tersebut tanpa bertanya lagi
Haikal mengandeng Maira ke dalam ruangan nya dan tak lama setelahnya seorang karyawan datang dengan membawa dua gelas teh hangat pesanan nya
"terimakasih, kalian bisa langsung pulang" ucapnya
"Mai...." panggil Haikal pada Maira yang masih tertunduk sedih dengan kejadian yang menimpa dirinya tadi
Kembali Maira memeluk tubuh Haikal dengan tangisnya yang semakin pilu
"terimakasih mas kalau gak ada kamu entah apa yang akan terjadi sama aku tadi" ucapnya
"maafin aku ya Mai gara gara aku kamu jadi harus ngalamin hal buruk itu, aku janji mulai hari ini gak akan aku biarin kamu pulang sendirian lagi" janjinya lantas Maira yang mendengar ucapan tersebut pun kini mendongak kan wajah nya menatap Haikal lantas tersenyum getir setelah nya
"kenapa Mai, apa ada yang salah dengan ucapan ku?" tanya Haikal saat melihat senyum getir mantan kekasih nya itu
"tentu mas, apa kamu lupa sekarang siapa kita... kita hanya mantan kekasih, aku bukan lagi wanita yang kamu...."
Haikal membungkam mulut wanitanya itu dengan sebuah ciuman hangat
"aku masih mencintaimu Maira, bahkan dunia ku rasanya berhenti saat tak bersama mu" kembali Haikal mencium bibir wanitanya itu dengan begitu hangat bahkan Maira pun mulai membalas ciuman tersebut
Beberapa saat mereka berdua pun menikmati ciuman tersebut hingga akhirnya Haikal pun mengakhiri nya saat melihat Maira mulai kesulitan bernapas
"kita akan berjuang bersama demi hubungan kita Maira, aku tidak akan bisa hidup tanpa kamu, aku mencintaimu Maira" bisik nya di telinga Maira membuat Maira tersenyum mendengar nya
sementara itu di rumah nya Rima terlihat gelisah karena hingga pukul sebelas malam putranya belum pulang bahkan ponsel nya pun tidak bisa di hubungi, Rima sudah menghubungi beberapa karyawan nya guna memastikan jika Haikal berada di kedai tapi tak seorangpun yang tahu keberadaan nya sedangkan di kedai tempat Haikal membawa Maira tak seorang karyawan nya pun yang Rima tahu nomor ponsel nya
"Bu Rima tenang dulu mungkin saja pak Haikal sedang mampir ke suatu tempat" Diana coba menenangkan Rima terlihat begitu cemas
"Haikal tidak biasanya seperti ini Diana, justru yang saya takutkan dia bertemu dengan seseorang yang tidak saya sukai" lugasnya dan Diana pun hanya mampu menenangkan bos nya tersebut
Tak lama kemudian datanglah Haikal dengan mengendarai sepeda motor memasuki halaman rumahnya
"lho Bu kok belum tidur sih ini kan sudah malam" tegur Haikal saat melihat Rima bersama Diana berada di teras rumah
"justru ibu yang harusnya tanya kenapa kamu pulang selarut ini, ibu sudah menghubungi kamu dari tadi tapi tidak satu pun kamu jawab" hardik Rima
"ya ampun aku sampai lupa kalau handphone ku ketinggalan di dalam mobil tadi, jadi tadi mobil nya mogok bu dan aku bawa sepeda di kedai terus di jalan ketemu teman lama jadi lupa waktu. Maaf ya Bu jadi buat ibu khawatir"
"lain kali jangan seperti ini Haikal, kamu membuat ibu cemas"
"maaf Bu, oh ya Diana makasih ya sudah menemani ibu saya malam ini" ucap nya pada Diana yang masih berada di samping Rima
"sama sama pak, kalau begitu saya permisi pulang dulu" Diana lekas kembali ke tempat tinggal nya setelah berpamitan dengan Rima juga Haikal
sepeninggal Diana, Rima terus mencecar putranya itu dengan siapa dia tadi bertemu karena Rima ingin memastikan jika bukan Maira yang di temui oleh anaknya tersebut dan tentu saja Haikal berbohong karena tidak ingin ibunya tahu tentang dia dan Maira yang kini sudah balikan
Pagi hari saat akan berangkat menuju kedai sengaja Rima meminta Haikal untuk turut membawa Diana bersamanya
Pelan pelan Rima sengaja mendekatkan Haikal dengan Diana karena dia sudah merasa cocok dengan gadis itu
"tapi Bu nanti gak enak sama karyawan yang lain" tolak Haikal
"memang apa urusan nya sama karyawan yang lain toh kamu cuma berangkat bersama bukan yang lain lain"
Akhirnya dengan berat hati Haikal pun membawa Diana bersamanya meski sebenarnya Diana pun sempat menolak tapi sama seperti dengan Haikal tadi Rima pun memaksa hingga akhirnya mereka berdua tidak bisa menolak nya
"maaf ya pak saya jadi merepotkan pak Haikal" ucap Diana karena merasa tak enak hati
"gak papa Diana tapi sebenarnya saya merasa tidak enak nanti gimana dengan karyawan yang lain saya takut kalau mereka berpikiran aneh aneh"
"kalau begitu berhenti dulu pak" seketika itu Haikal pun menepi lantas Diana pun turun dari boncengan
"kamu mau apa Diana?"
"saya pesan ojek online saja pak sebenarnya saya juga kepikiran soal itu takut teman teman kerja mikirnya aneh aneh" Haikal pun menuruti kemauan Diana lantas ia pun ikut menunggu sampai ojek pesanan Diana datang