NovelToon NovelToon
Gadis Bar-bar Dilamar Ustad

Gadis Bar-bar Dilamar Ustad

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

kisah cinta seorang gadis bar-bar yang dilamar seorang ustadz. Masa lalu yang perlahan terkuak dan mengoyak segalanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34

Adiba keluar dari dalam dengan membawa baki berisi minuman dan makanan ringan yang baru. Tangannya gemetar menahan amarah yang mengendap di dada. Ia mendengar semua yang dibicarakan di depan. Saat Adiba keluar, suasana jadi tampak tegang dan canggung.

Tak ada yang bersuara, bahkan orang tua Novi sekalipun. Mereka hanya diam dan terpaku di kursi dengan pandangan yang terus tertuju pada Adiba. Setelah Adiba meletakan masing-masing cangkir dan makanan ringan di atas meja, ia lantas duduk di samping Satria.

Oksigen di sekitar terasa semakin menipis. Semakin membuat sesak dalam keheningan. Adiba menahan diri dengan segala yang bergejolak di dadanya. Tangannya sudah bergetar halus, dan ia tahan dengan tangannya yang lain di pangkuan.

Satria melirik istrinya, ia juga melihat getar di tangan Adiba yang berusaha tenang. Sedikit pun ia tak ingin melihat istrinya begini.

"Bagaimana mas Satria?"

Pandangan Satria berganti pada orang tua Novi yang begitu berharap padanya.

"Tolong, kami mas Satria."

Satri masih juga tak membuka suara, semakin menambah ketegangan saja.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh." Kiai Rouf masuk dan mendapat sambutan salam balik dari orang-orang yang ada di dalam rumah.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wa barokatuh."

"Loh, ada tamu ternyata."

Wajah Kiai Rouf begitu ramah dan semringah. Menyalami satu-persatu, tentunya Adiba dan Ibunya Novi hanya dengan menempelkan tangan di depan dada.

"Ada apa ini? Kok sepertinya agak tegang?" tanyanya duduk di samping nyai Atiyah, istrinya.

"Begini, Kiai."

Ibunya Novi jadi sangat tak sabar dan makin gelisah. Ia menceritakan maksud kedatangan nya. Tentang keinginan agar Satria mau membantu kesembuhan Novi yang mengalami trauma di kepala dan hanya mengingat Satria sebagai suaminya.

"Begini, pak kiyai. Novi mengalami kecelakaan dan gegar otak. Novi anak perempuan kami satu-satunya."

"Innalilahi..."

"Dan dia hilang ingatan. Tapi, dia hanya mengingat jika Satria adalah suaminya."

"Kenapa Novi bisa berpikir begitu?"

"Saya tidak tau, pak kyai. Yang jelas dari dokter, memang kita harus menjaga agar Novi tidak syok. Jika sampai ini terjadi, dia bisa lebih parah lagi." Ibu nya Novi menangis tersedu. "Jadi, saya memohon dengan sangat sekali. Mas Satria, bantulah kami."

pandangan ibunya Novi berganti pada Adiba.

"Nak, Adiba, tolong..." Orang tua Novi itu mengiba pada Adiba. "Demi anak ibu. Demi kemanusiaan, biarkan mas Satria menikah dengan Novi. Huumm?" sambungnya memohon dengan air mata berderai.

Adiba mengulas senyum meski hatinya sangat sakit bagai di remes. Ia tahan air matanya yang menggenang agar tak jatuh.

"Ibu bersedia melakukan apa saja, nak Adiba. Biarkan mas Satria dengan Novi," pinta ibunya Novi memelas. "Kamu seorang wanita, pasti hatimu sangat lembut dan memahami ini. Novi bisa saja kehilangan ingatannya sama sekali jika sampai syok dengan kenyataan ini, Diba."

"Saya..." Adiba membuka mulutnya. Semua mata tertuju padanya. "Saya bisa mengijinkan mas Satria menikah lagi."

Seketika Satria menatap dengan mata yang melebar dan tajam. Sedang kedua orang tua Novi tampak sangat senang berseri.

"Tapi,dia harus menceraikan saya dulu."

Satria menutup matanya dengan bibir yang menipis menahan guruh di dada. Ia sangat tau Adiba seperti apa. Sudah berulang kali Adiba menegaskan jika dirinya tak mau di madu. Satria sendiri juga tak akan melakukan hal yang menyakitkan untuk wanitanya.

Sementara kedua orang tuan Novi tampak kecewa, tapi masih menggantungkan harapan pada Satria.

"Adiba, kenapa kamu bicara seperti itu, Nak?" Nyai Atiyah menghela napasnya. tak pernah terpikir akan ada perceraian dalam keluarga.

"Saya bukan wanita mulia yang bisa berbagi suami dengan wanita lain, Nyai. Saya bukan wanita yang memiliki hati yang luas melihat suami sendiri bersama wanita lain."

"Egois kamu, Adiba!" hardik ibunya Novi dengan tangan yang menunjuk wanita berjilbab bergo itu. "Dasar tidak punya perasaan! Wanita kejam! Novi sedang sekarat, bisa-bisanya kamu hanya memikirkan perasaanmu sendiri!" sambungnya menggebu dan penuh emosi.

"Iya, saya memang egois dan tak berperasaan."

"Lihat mas Satria! ini wanita yang kamu pilih!? Sangat egois dan tak berperasaan! Bagaimana bisa kamu menikahi wanita seperti ini!?"

"Bu! Tolong kendalikan dirimu!" Nyai Atiyah bersuara. "Adiba tidak salah dalam hal ini. Sebagai wanita saya juga tidak mau dimadu, meski syurga balasan. Karena saya tidak mau suami saya berjalan pincang diakhirat nanti karena tidak bisa berlaku adil."

"Ini bukan masalah yang bisa selesai dengan Satria menikahi Novi, Bu." kiyai Rouf pun ikut bicara.

"Bagaimana nasib anak kami, kiyai? Bagaimana nasib Novi? Dia sekarat! Dia hanya mengingat Mas Satria!" Ibunya Novi masih histeris dengan airmata yang meleleh. ia berganti pada Adiba dengan pandangan memohon.

"Saya mohon, Adiba. ijinkan Satria menikahi lagi."

lalu pandangan penuh harap berganti pada Satria. "Mas Satria. ibu mohon."

Adiba sudah tak mampu lagi menahan sesak di dada. sudah terlalu penuh matanya menahan air yang siap meluncur deras.

"Saya akan pulang ke Saptosari malam ini." Adiba beranjak dari duduknya lalu melangkah masuk ke dalam.

Satria tak mengatakan apapun, mengusap wajahnya dan menghela napas panjang. Ia sudah menghancurkan hati istrinya lagi.

"Mas Satria...." Ibunya Novi penuh harap.

"Maaf, saya menolak."

Wajah kedua orang tua Novi memerah menahan marah.

"Saya tidak bisa menceraikannya Adiba, dan tidak akan pernah melakukannya."

"Kalau begitu nikahi saja Novi tanpa bercerai dari Adiba, Mas Satria." Ibunya Novi masih meminta dengan suara bergetar dengan tangis.

"Saya juga tak bisa berlaku adil. Dalam hal apapun, saya sangat lemah. Baru beberapa bulan saja saya sudah berulang kali menyakiti istri saya. Maaf, bapak dan ibu bisa mencoba metode lain," tegas Satria beranjak. "Saya permisi ke dalam. Saya harus menenangkan istri saya yang terguncang. Maaf atas keegoisan saya. Assalamualaikum," sambungnya, lalu melangkah masuk.

"Mas Satria! Benar-benar nggak punya hati! Kamu dan istrimu sama saja! Biadab kalian."

"Tolong kendalikan diri, pak, buk. Kalian tidak bisa memaksakan kehendak, jangan berlaku zolim pada sesama. Bukan jadi kewajiban Satria juga menikahi Novi. Benar, anakku tidak akan bisa berlaku adil, malah hanya akan melukai ketiganya. Baik, Novi, Adiba, dan juga Satria sendiri. Perceraian juga sangat dibenci Alloh walau diperbolehkan," ucap kiai Rouf akhirnya angkat bicara.

"Bu, pak, setiap penyakit akan ada obatnya, begitupun dengan Novi. Dia pasti akan dapatkan obatnya tanpa harus menikahi dengan Satria. Sebaiknya kalian pulang dan tenangkan diri, minta petunjuk, dan yakin, jika Novi pasti sembuh," saran Kiai Rouf pajang lebar. "Lalu terima apapun yang jadi kodho dan kodarnya."

Orang tua Novi sebenarnya juga sudah cukup sadar, memang benar, semua ini tak bisa dipaksakan. Mereka masih menangis saling menguatkan, dan akhirnya pamit pada orang terpandang di kampung Pakis itu.

Sementara itu, setelah Satria pamit masuk tadi, ia melangkah ke kamar. Satria masuk dan menutup pintu, tak lupa ia juga menguncinya. Di sana, di bibir ranjang, Adiba sedang duduk menangis, tapi cepat mengusap pipi dengan punggung tangan, setelah menyadari Satria masuk.

Adiba berdiri dan melangkah ke lemari, mengambil tas dan mengeluarkan beberapa bajunya. Ia terlonjak kaget karena Satria langsung merebut dan mengembalikan ke lemari.

"Mas tidak pernah mengijinkanmu keluar dari rumah ini, Adiba," kata Satria menatap wajah wanita yang ia cintai ini sudah sangat sembab.

"Kita sudah pernah membicarakan ini, Adiba. Kamu istri mas, dan akan selamanya begitu," tegas Satria lagi.

"Mbak Novi membutuhkan mu, mereka sengaja datang hanya untuk melamarmu agar menikahi anak mereka yang sakit. Di mana jiwa kemanusiaan mu?" Adiba membalas tatapan suaminya dengan mata sinis, walau hati sudah remuk redam. "Dia sekarat dan membutuhkan mu. Nikahi saja dia!"

Satria menatap jauh di dalam mata Adiba yang terluka. "Bagaimana bisa mas melukai wanita yang sudah ditakdirkan untuk mas? Bagaimana mas bisa mempertanggungjawabkan nanti? Pernikahan bukan untuk main-main Adiba. Mas tak akan pernah bisa berlaku adil, mas juga tak bisa melakukan hal yang dibenci Alloh. Mas bukan orang sesuci itu. Mas punya banyak keburukan. Bisa menikahimu sudah jadi anugrah buat mas, bagaimana bisa mas malah melukai anugrah itu sendiri?"

Adiba akhirnya menangis, meraung setelah sejak tadi ia tahan. Satria menenangkan dengan memeluk istrinya. Mengecup kepala wanita yang sangat dicintainya ini. Ia sendiri juga tak bisa menahan tangis. Ia biarkan saja air matanya berderai di pipi.

****

Malam itu, Satria menjaga Adiba dalam pelukan di atas peraduan.

"Mas...."

Satria menyentuh wajah Adiba, sampai pandangan keduanya bertemu.

"Aku ingin pulang ke rumah ayah dan bunda. Adiba ingin melihat mereka sebentar, boleh?"

Satria mengulas senyum. "Mas ikut."

"Faraaz gimana?"

"Dia juga ikut."

"Tapi, Faraaz kan sekolah."

"Nggak papa, kalau hanya libur dua tiga hari."

Adiba sebentar, dan berpikir, "Ya udah, nggak usah jadi aja ke rumah ayah."

"Kenapa?"

Adiba hanya mengulas senyum tipis dan menggeleng. Lalu mulai memejamkan mata lagi.

1
yuning
end kah?
Cinta_manis: dua atau 3 bab lagi ka🥰
total 1 replies
Tami Tami
semoga adiba dan faras selamat, selamatkanlah mereka kakak authour jangan pisahkan adiba dan faras kasihan satria
yuning
semoga Faaz dan Adiba tidak terpisah y
yuning
🌷
yuning
semoga Diba cepat dikaruniai momongan
Tami Tami
lebih iklas &sabar lagi adiba serta berdo'a semoga segera hamil
yuning
semoga Diba segera dapat momongan
Tami Tami
Alkhmdullilah satria dan santri selamat ,bencana yang membawa berkah bhai adiba, satria mengungkapkan isi hatinya pd adiba
Cinta_manis: tambah sedikit konflik baru ya😁
total 1 replies
yuning
mereka telah terhubung
Cinta_manis: benar🥰
total 1 replies
yuning
😭😭😭😭😭
Tami Tami
semoga satria selamat beserta para santri
yuning
semoga semua baik baik saja
Tami Tami
semoga tidak ada apa2 semuanya dalam keadaan baik2 saja
yuning
hati hati mas 😁
Tami Tami
semoga bahagia slalu amiin
yuning
makin sweet 😍
yuning
boleh banget,mas 😁
yuning
eleng nov, tobat
yuning: semangat semangat
Cinta_manis: gas ka😆 triple update hari ini💪
total 2 replies
Tami Tami
yang kuat adiba lebih sabar lagi perjuangkan hakmu satria dan faras milikmu
Cinta_manis: nah, betul
total 1 replies
yuning
jangan begitu Diba, Kamu harus jaga anak dan suamimu, pertahankan milikmu
Cinta_manis: harusnya ya begitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!