Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.Menemani Mantan
Sore itu sepulang kerja Risty mampir ke apartemen Bima untuk bertemu mantan mama mertuanya. Ada rasa gugup menjalar dihatinya, dia takut menyakiti wanita yang sudah dianggap ibunya sendiri itu.
"Tokkk! Tokk!"
"Assalamualaikum!"
Risty mengetuk pintu apartemen Bima dan Bu Helena sendiri yang membukakan pintunya.
"Wa'alaikumsalam.. Sayang!" seru Bu Helena saat melihat wajah menantu kesayangannya.
Sontak dia memeluk Risty untuk mengobati rasa rindunya.
"Mom! Bagaimana kabar mommy?" ucap Risty saat Bu Helena telah melepaskan pelukannya.
"Alhamdulillah baik sayang, mommy kangen banget sama kamu!"
"Aku juga kangen banget sama mommy!" ucap Risty mengenggam tangan Bu Helena.
Sedangkan Vania mendengus kesal melihat keakraban mertua dan mantan istri suaminya. Bu Helena tidak menganggapnya sebagai menantu dan selalu memberi jarak dengan dirinya.
"Ayo sini kita masuk dulu sayang," Bu Helena mengajak Risty duduk di sofa.
Bu Helena pun menyuruh Bima dan Vania juga duduk bersama mereka.
"Risty sayang, kenapa kamu nggak bilang ke mommy kalau selama ini pernikahan kalian nggak baik-baik aja! Harusnya kamu bilang ke mommy kalau putra mommy melakukan kesalahan. Walaupun dia putraku jika dia melakukan kesalahan aku juga akan keras menghukumnya. Kalian berpisah tanpa mengatakan pada kami, jujur mommy sangat kecewa dengan keputusan kalian. Aku tahu kesalahan Bima begitu fatal tapi setidaknya kalian bisa terbuka kepada kami! Sayang maafkan mommy nggak bisa mendidiknya dengan benar, kasian kamu harus menanggung semuanya sendirian," ucap Bu Helena yang begitu sedih dan sangat terpukul. Dia menggenggam erat kedua tangan mantan menantu kesayangannya.
"Mom, Aku minta maaf udah bikin mommy jadi sedih, aku minta maaf kami nggak bisa terbuka dengan kalian. Kami sama-sama udah dewasa mom, kami memilih jalan kami masing-masing. Tolong mommy berbesar hati untuk menerima keputusan kami, Kak Bima memang salah telah menodai pernikahan kami dengan berhubungan dengan kekasihnya, tapi perasaan seseorang nggak bisa dipaksa mom! Kak Bima berhak memilih wanita yang dicintainya, hubungan yang diawali keterpaksaan hanya akan membuat keduanya sakit. Aku mohon mommy jangan menyalahkan Kak Bima aja, aku dan Kak Bima hanya saja nggak berjodoh. Maafkan kami mom!" ucap Risty meneteskan air matanya.
Sedangkan Bima hanya tertunduk dengan perasaan menyesal yang tak berujung, dia menyesal menyakiti wanita yang begitu baik seperti Risty. Risty bisa dengan mudah membelanya seolah tidak terjadi apa-apa dan berusaha memberi pengertian kepada mamanya setelah begitu banyak luka yang telah dia torehkan dihati wanita cantik itu.
Bu Helena pun ikut meneteskan airmata, dia menghapus airmata Risty dengan penuh sayang. Matanya seolah mengatakan jika dia akan terus menyayangi gadis malang itu walau apapun yang terjadi.
"Hanya laki-laki bodoh yang menyia-nyiakan berlian cantik sepertimu sayang, laki-laki itu benar-benar bodoh tidak bisa membedakan mana berlian yang asli atau palsu." ucap Bu Helena sembari mengusap rambut Risty penuh sayang.
Bima merasa tersindir dengan ucapan Bu Helena tapi dia tidak akan berani membalasnya karena semua yang dikatakan mamanya benar adanya, sedangkan Vania hanya bisa menahan emosinya saat mertuanya menyindirnya terang-terangan.
"Mommy berdoa semoga kelak kamu bisa menemukan kebahagiaanmu bersama laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu nak,"
"Amiinnn Ya Robbala'laminn.. Terimakasih atas doa tulus mommy, aku juga berdoa semoga mommy dan daddy selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan oleh Allah Sang Pemilik Alam semesta,"
"Amiinnn Ya Robbala'laminn.. Terimakasih juga atas doamu sayang! Mommy sangat menyayangimu, walaupun kamu bukan menantu mommy lagi, anggaplah mommy sebagai ibumu juga!"
"Tentu mommy, jangan khawatir soal itu!" Risty tersenyum masih menggenggam tangan Bu Helena.
"Bim! Tolong siapkan koper mommy! Mommy ingin menginap di apartemen Risty aja! Nanti hari Sabtu biar supir jemput mommy dan Risty untuk pulang ke Bandung, kamu dan wanita itu bisa menyusul kesana! Kamu harus jelaskan ke daddy semuanya! Apapun keputusan daddy, mommy nggak akan ngebela kamu lagi!" ucap Bu Helena dengan sinis.
"Maaf mom, aku juga menantu mommy dan sekarang sedang mengandung cucu mommy! Apa mommy tidak bisa sedikit saja menganggapku sebagai menantu?" ucap Vania menahan tangisnya.
Vania benar-benar sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak bersuara, dia juga ingin diperlakukan manis seperti Risty dan dianggap menantu juga.
"Terus terang aja aku sangat anti dengan pelakor! Aku udah membiarkan Bima menikahimu aja itu udah bagus, Jadi jangan berharap untuk dianggap menantu olehku! Dan bayi yang ada dikandunganmu itu, aku juga ragu itu anak Bima atau bukan!" ucap Bu Helena menatap tajam Vania.
Sontak Vania pun menangis tersedu-sedu mendengar ucapan tajam mertuanya dan Bima memeluknya untuk menenangkannya.
"Mom, please!"
"Jangan bela wanita itu didepan mommy BIMA!!! Sekarang ambilkan koper mommy, mommy nunggu di Lobby!"
Bu Helena memutuskan pergi sebelum dia lepas kendali, bagaimana pun Bima adalah putra kesayangannya. Bu Helena hanya tidak ingin mengatakan hal buruk pada putranya. Dia sadar jika kesalahan Bima berawal dari dia dan suaminya yang terlalu mengatur kehidupan putranya.
Setelah kepergian mamanya, Vania menjadi sangat emosi dan masih menangis mengingat ucapan Ibu dari suaminya.
"Kamu lihat kan Bim! Mama kamu memfitnahku dengan mengatakan bayi ini bukan anakmu! Bener-bener sakit banget hati aku Bim, emang dia kira aku tidur dengan banyak laki-laki! Aku bukan p***cur yang dengan mudah bersama siapa saja! Kalo keluargamu aja nggak mengakui calon bayiku dan nggak menerimaku sebagai menantu, buat apa aku disini! Aku nggak mau terus-terusan direndahkan oleh keluargamu Bim! Lebih baik aku mati aja!" Vania meluapkan segala emosinya dan membenturkan kepalanya ke tembok.
"Van! Van! Kendalikan emosimu, maafkan segala ucapan mommyku sayang! Tidak akan mudah bagi mereka menerima hubungan kita saat ini, kita menjalin hubungan di waktu yang salah! Aku juga merasa sakit hati mendengar mommyku nggak anggep kamu, tapi mommy adalah segalanya buatku, aku nggak bisa memilih diantara kalian! Tolong bersabarlah! Untuk saat ini, kita hanya bisa berusaha agar mereka menerima pernikahan kita. Aku percaya padamu jika yang berada di perutmu adalah bayi kita, kita akan sama-sama berusaha mengambil hati kedua orangtuaku Van! Tolong jangan menyakiti dirimu sendiri, aku akan selalu disampingmu sayang!" Bima memeluk dan menenangkan hati istrinya.
Dan Vania pun akhirnya tertidur dipelukan suaminya karena terlalu banyak menangis.
***
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Bu Helena dan Risty telah sampai di apartemen Risty. Risty menyiapkan kamar untuk Bu Helena, tapi Bu Helena memilih untuk tidur bersamanya.
Risty memasak makan malam untuk sang mantan mertua, sedangkan Bu Helena tidak diperbolehkan melakukan apapun, dia hanya melihat Risty memasak dengan cekatan. Sungguh Dia begitu kagum melihat wanita yang mandiri dan memiliki karakter kuat seperti Risty.
Dimalam harinya menjelang tidur, mereka saling bertukar cerita dan saling bercanda tawa untuk melepaskan kerinduan mereka. Melupakan sejenak masalah dan ketegangan yang terjadi beberapa jam lalu.
Keesokan paginya, Risty dan Bu Helena terlihat kompak memakai setelan olahraga. Mereka Jogging taman dekat apartemen Risty.bDia begitu nyaman berbicara dengan Risty, seolah memiliki putri kandung.
"Hari ini kamu nggak ke kantor sayang?" tanya Bu Helena yang duduk bersebelahan dengan Risty.
"Aku ambil cuti hari ini Mom, jarang-jarang kan kita bisa quality time kayak gini mom! Terlalu sayang buat dilewatkan," ucap Risty tersenyum memandang Bu Helena.
"Makasih ya sayang! Kamu udah luangin waktu buat mommy, mommy serasa punya putri kandung!"
"Aku juga putri mommy kok!" Risty memeluk Bu Helena dengan sayang dan Bu Helena pun mengangguk lalu mencium pucuk kepala Risty.
"Gimana kalo hari ini kita ke salon, kuliner dan shopping bareng Mom?" tanya Risty penuh antusias.
"Wah ide bagus itu sayang, udah lama mommy nggak ke salon, mommy bosen diajak arisan mulu ama ibu-ibu sosialita! Paling-paling kegiatannya kebanyakan cuma gibahin orang, mommy kalo nggak dipaksa ikut mending mommy baca novel aja lebih seru!"
"Coba ya mom kita satu kota, pasti deh tiap hari aku temenin!" Risty nyengir kuda.
"Ya udah mommy nanti bilang Daddy beli apartemen disini aja!" canda Bu Helena lalu keduanya pun tertawa bersama.
Tak disangka didalam sebuah mobil sport mewah, Bima melihat Risty dan mamanya sedang bercengkrama. Mereka terlihat sangat akrab dan bahagia, ingin sekali dia berada di antara mereka. Tapi semuanya hanya tinggal angan saja, daripada terus memikirkan hal yang tidak mungkin, Bima memutuskan untuk berangkat ke kantornya dan akan menghubungi mamanya lewat telpon saja.
Hari itu Bu Helena dan Risty benar-benar memanfaatkan waktu mereka dengan baik, mereka bersenang-senang sepanjang hari dan melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan bersama. Sesekali Bima menelpon mamanya untuk mengetahui kegiatan mamanya dan Bu Helena hanya menjawab telepon Bima dengan singkat saja.
Pada pukul 08.00 malam akhirnya Risty dan Bu Helena telah menyelesaikan segala petualangannya hari ini, mereka sangat lelah sekaligus bahagia. Dan akhirnya sama-sama tertidur dengan bibir yang tak berhenti tersenyum.
Keesokan paginya, Risty dan Bu Helena sedang menunggu jemputan untuk ke kota asal suaminya di kota Bandung. Risty gugup bertemu Pak Prabu tapi Bu Helena selalu memberikannya ketenangan.
Selang beberapa menit kemudian, si supir pun telah sampai di apartemen Risty dan membawa kedua wanita itu kembali ke Mansion utama keluarga Pak Prabu. Risty meminta pak supir berhenti saat mobil mereka melewati pusat oleh-oleh Ibukota, dia ingin membawakan oleh-oleh untuk Pak Prabu dan semua pekerja disana.
"Sayang, apa ini semua nggak terlalu banyak?" ucap Bu Helena menatap heran kepada Risty yang membawa begitu banyak kantong belanjaan ditangannya.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor