Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Bertemu Juga DiPesta .
Mendengar semua pertanyaan Ailin, Cantika hanya bisa mengeryit dalam merasa aneh dan heran. Sebab menurut dia semua pertanyaan yang diajukan perempuan itu pada mereka berdua tidak seperti seorang ibu yang sudah melahirkan Saka atau dia yang terlalu sensitif karena sejak tadi malam sampai sekarang pria itu belum juga menghubunginya sama sekali. Jadi tanpa sadar dia kesal mendengar pertanyaan Ailin pada mereka berdua soal Saka.
Percakapan mereka akhirnya terhenti waktu seseorang yang sepertinya pegawai keluarga itu berbisik kepada Ailin,entah apa. Tapi sepertinya sesuatu yang penting.
" Oh Bu Dosen berdua, maaf ya percakapan kita sampai disini dulu, karena...ada rekan suami saya yang ingin bicara dengan saya.Lain kali kita sambung lagi,tolong berikan nomor telpon kalian pada staf saya ini,supaya kita bisa mengobrol banyak lagi selanjutnya."
Cantika yang sejak awal sudah merasa tidak nyaman pada cara perempuan itu bertanya mengenai Saka pada mereka tadi,memilih memberikan nomor telpon yang biasa dia gunakan buat para mahasiswanya. Bukan nomor telpon pribadinya sendiri.
Tapi kalau Bu Laura dia tidak tau, karena begitu dia menuliskan nomor telponnya di kertas yang diperintahkan asisten Ailin tadi,dia langsung menjauh meninggalkan Bu Laura yang masih terlihat mengobrol dengan asisten itu, entah tentang apa.
" Bu Cantika!"Cantika menoleh kearah Bu Laura yang mengejarnya dibelakang.
" Hemm."
" Bagaimana tadi menurut ibu,Bu Ailin Samudra itu?" Cantika hanya mengedikkan bahu tanpa mengatakan sepatah katapun pada rekannya itu.
" Cantik,kaya raya ,ibu yang luar biasa, istri yang sangat memuja suaminya.Benae benar definisi ibu negara.Iya nggak Bu?"
Lagi lagi Cantika hanya mengedikkan bahu, menanggapi celotehan pujian Bu Laura untuk ibunya Saka itu.
Bagi orang lain mungkin perempuan itu terlihat seperti ibu yang sangat mencintai anaknya, tapi..
Entah kenapa tidak begitu dimata Cantika. Hanya saja dia tidak berniat mengatakan hal itu pada Bu Laura,sebab khawatir perkataannya nanti malah akan membuat masalah.
Selain itu,ini adalah urusan keluarga Saka,dia orang luar. Jadi tidak sepantasnya menilai sembarangan tentang orang tua pria itu.
" Bu Cantika, sekarang ibu benar benar mau langsung pulang ?" Cantika mengangguk, mengiyakan pertanyaan Bu Laura.
" Iya,lalu mau ngapain Bu.Kan kita sudah bertemu dengan tuan rumah meski hikan pak Adrian langsung. Tapi Bu Ailin juga sama saja ."
Tujuan mereka datang kerumah itu sudah kesampaian, disana juga tidak ada orang yang mereka kenal. Jadi, dia memutuskan untuk pulang saja. Terserah kalau Bu Laura ingin tinggal lebih lama, tapi kalau dia tidak karena....
" Tunggu tunggu Bu Cantika, lihat disana. Bukannya itu di Saka, sama pak Adrian."
Bu Laura menuniuk ke sudut kiri mereka. Sedikit jauh dari tempat mereka berada saat itu Cantika bisa melihat sosok Saka yang sedang berdiri berdampingan dengan pak Adrian Samudra ayahnya
Melihat pria muda itu tampak baik baik saja setelah seharian ini sempat membuat dia khawatir.Jujur dia lega sekaligus kesal. Karena pria itu seperti sudah melupakan nya dengan tidak memberi Khabar sama sekali begitu pergi. Apa sengaja untuk membalas dia, batin Cantika marah.
" Memangnya kenapa kalau dia ada Bu,kan wajar ini memang rumahnya." Cantika menjawab dengan nada ketus.
" Ya...Kita kesana dulu aja Bu, buat ngucapin selamat langsung pada pak Adrian mumpung melihat dia.Sekalian promosi kalau kita ini dosen anaknya, jadi nanti kalau kita punya keperluan dengan beliau urusannya mudah."
Cantika ingin menolak tapi Bu Laura sudah menarik tangannya kearah Saka dan Ayahnya.
Jadi meski enggan terpaksa dia mau.
Dari jauh, Saka dan Ayahnya terlihat sedang mengobrol biasa dengan sesekali pak Adrian menyapa balik orang yang menegurnya.
Tapi ketika Cantika dan Bu Laura sudah dekat sekali dengan dua orang itu, dia bisa melihat jelas kalau ekspresi mereka berdua terlihat sangat kaku.Terutama Saka,Cantika jelas melihat kalau pria muda itu seperti terpaksa menjawab setiap pertanyaan Ayahnya.
Seolah dia ingin pergi dari sana, tapi tidak bisa.Aneh,itu yang terlintas di benak Cantika.
Ini rumahnya, itu adalah ayah kandungnya. Tapi kenapa dia menunjukkan raut tertekan ketika mengobrol bersama pria itu.
Apa hubungan mereka sebenarnya tidak baik? Sampai dia menunjukan ekspresi begitu,ditambah lagi tadi nyonya Ailin ibunya juga menunjukan sikap aneh dengan banyak bertanya mengenai Saka pada dia dan Bu Laura.
Mereka sudah dekat Saka dan pak Adrian, juga sudah melihat kehadiran mereka berdua..Pak Adrian terlihat langsung menunjukan wajah ramah selayaknya tuan rumah ketika bertemu tamu undangan nya. Sementara Saka....pria itu hanya menatap dia dan Bu Laura sekilas, lalu mengalihkan tatapannya ketempat lain.
Seolah mereka orang asing yang belum pernah ditemuinya.
Melihat ekspresi itu Cantika merasa marah tapi disimpan nya dan memilih memberikan ekspresi yang sama pada pria itu. Toh tujuannya datang kesana juga buat menyapa Adrian Samudra, sang Ayah.Bukan pria itu, batin Cantika yang membalas senyum ramah Adrian seperti yang dilakukan Bu Laura kada pria itu.
" Pak Adrian selamat ya buat jabatan barunya. Kami berdua mewakili Kampus K menyampaikan ucapan selamat." Kali ini Cantika yang bicara sebagai perwakilan mendahului Bu Laura dia sengaja untuk melihat bagaimana reaksi pria itu ketika dia bicara dengan ayahnya.
Tapi...Lagi lagi Saka hanya melirik kearah dirinya saat mendengar dia mengatakan itu, tanpa memberikan reaksi apapun.
Membuat Cantika benar benar dibuat geram dengan sikap dinginnya.
" Oh kampus K. Kalian berdua?" Adrian menatap Cantika dan Bu Laura secara bergantian dengan tersenyum ramah pada mereka.
" Iya pak Adrian, kami dari sana." Cantika menimpali lagi dan dia yang sejak tadi terus cuek, serta ingin segera pergi dari pesta itu jadi bersemangat karena melihat sikap tidak perduli Saka padanya. Hingga tanpa sadar membalas ramah setiap pertanyaan yang diajukan Adrian.
" Sebagai apa kalau boleh tau, karena anakku ini,dia juga sekarang kuliah disana?Staf administrasi atau staf pengajar?"
" Kami...staf pengajar, iyakan Bu Laura?"Cantika bertanya pada rekannya tapi ekor matanya melirik kearah Saka yang sedang menunduk bermain dengan ponsel ditangan nya.
Melihat itu Cantika langsung memaki dalam hati, dia benar benar geram pada pria muda itu karena menunjukan sikap terang terangan tidak mengenali dirinya padahal ....
" Jadi,apa kalian berdua juga dosen, putraku?"
" E...mungkin pak Adrian."
Sontak Bu Laura menoleh kearah Cantika mendengar jawaban yang diberikannya,sementara Saka masih berekspresi sama seperti tadi, tapi sekilas Cantika melihat sudut bibir pria itu melengkung keatas menunjukan senyum jahilnya mendengar jawaban. Yang sengaja dia berikan barusan.
Sementara Cantika bersikap pura pura tidak tau dengan sengaja untuk membalas sikap dingin Saka saat itu.