NovelToon NovelToon
YOU GIRL & ME

YOU GIRL & ME

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Pelakor / Teen Angst / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Angel_Enhy17

Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.

Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.

Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.

"Biarin gw gantiin posisi suami lo."

Dukungannya ya guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋇⋆CHAPTER 11 : DIRIKU MASIH BERHARAP⋆⋇

Faldo berlari memasuki area lorong rumah sakit, setelah hampir 2 hari tidak memeriksa keadaan istrinya pada akhirnya ia menyerah dengan rasa penasarannya dan memutuskan untuk memeriksa sendiri. Ketika ia tahu di mana ruangan istrinya dan hendak menemui istrinya itu, pintu yang ia buka tidak seperti apa yang ia harapkan.

Tidak ada keberadaan siapa pun di sana dan apa yang ia cari sama sekali tidak ada di dalam sana. Hanya kekosongan di dalam ruangan yang sunyi, tapi ia masih bisa menghirup aroma khas istrinya masih menempel di beberapa sudut ruangan itu. Pria itu memeriksa setiap sudut ruangan, tidak ada apa-apa di sana.

"Anda mencari seseorang tuan?" Faldo reflek langsung menoleh dan menghampiri pihak bersih-bersih di rumah sakit itu.

"Di mana pasien yang ada di sini?"

"Bukannya pasien sudah pulang? Baru saja tuan, jika anda mencarinya di sini, tentu saja tidak ada." Faldo hanya terdiam di sana, apakah ia terlalu terlambat untuk melihat keadaan istrinya?

"Maafkan aku, terimakasih atas informasinya... " Faldo pergi dari sana, ia berjalan dengan linglung menjauh.

Ia tidak tahu mengapa tidak ada satupun kabar darinya, Faldo pun memilih kembali pulang ke rumah dan memastikan jika istrinya ada di rumah. Di tengah hujan deras ia menyetir dengan perasaan gelisah, takut jika istrinya tidak kembali ke rumah melainkan ke rumah orang lain. Tidak tahu pasti di mana, hanya saja ia cukup tahu dengan kondisi keluarga istrinya.

Kedua orang tuanya bercerai dan itu terjadi cukup lama, ayah dari Falerin pergi walaupun dia sudah berusaha untuk memberikan uang nafkah seperti yang di tunjukkan pada aturan perceraian di negara itu. Tetapi, dengan keras kepalanya mertuanya menolak. Dengan alasan yang tidak masuk akal, menyuruh Falerin untuk menghidupi keluarga yang terdiri dari ibu dan adik perempuannya itu.

Tidak tahu lebih lanjut apakah pria paruh baya itu tahu akan kondisi putrinya itu, tapi yang pasti keadaannya kacau hanya karena keras kepala sang ibu yang tidak bisa di turunkan. Dan seperti itulah, tapi walaupun Faldo sudah tahu segalanya tapi dia seperti tetap membela Rumi, adik iparnya sekaligus kekasih gelapnya.

Lanjut ke awal, Faldo pulang ke rumah dan benar-benar mencari keberadaan Falerin. Ia memeriksa ke kamar istrinya, tidak ada siapa pun di sana. Karena sudah terlalu terpojok, Faldo pun memilih terus menghubungi Falerin. Tapi tidak ada jawaban apa pun selain mengabaikan panggilan telepon. Apakah Falerin marah? Pertanyaan yang terdengar bodoh sekali.

"Tidak, kali ini saja jawab telepon ku, Erin. Aku akan meminta maaf dengan tulus kali ini, ayolah angkat... " Faldo terus menghubungi Falerin terus menerus, tapi hasilnya tetap sama saja.

...♡♡♡...

Di sana ia hanya diam saja, di depannya ada segelas susu coklat kesukaannya yang di buat oleh ibu tirinya. Dia bahkan di katakan jauh lebih baik dari pada ibunya sendiri. Tidak ada yang tahu soal ini, kecuali Celline saja yang sudah tahu.

Falerin tidak sengaja bertemu dengan ayah kandungnya saat pertemuan saat itu, ia tidak menduga akan melihat pria itu setelah sekian lamanya. Dan ternyata apa yang ia alami, ayahnya sudah tahu semuanya. Penyesalan pasti ada di sana, seharusnya dia membawa Falerin saat itu.

"Lebih baik kamu istirahat di dalam kamar, jangan memaksakan diri seperti itu, Erin,"

"Aku baik-baik saja ayah, aku tidak selemah itu... " Pria itu menatap ke arah putrinya itu.

Entah kenapa ia ikut merasa sakit hati atas apa yang terjadi, jika bukan karena Celline yang memberitahunya akan semuanya. Falerin tidak akan mungkin menceritakan tentang perjalanan rumah tangganya. Neko tidak habis pikir dengan kelakuan mantan istrinya itu, dia justru seperti menjerumuskan putri sulungnya masuk ke dalam dosa besar.

"Ayah akan bicarakan hal ini dengan Faldo-"

"Jangan ayah, ayah tidak perlu melakukan itu,"

"Tapi ayah tidak mau melihat putri ayah terus seperti ini, ayah sakit hati, nak. Bagaimana bisa ayah diam saja? Tidak, ayah akan bicara dengannya. Jika dia masih memperlakukan mu dengan sama, maka dia harus siap melepaskan mu, mau tidak mau. Aku ayah mu, aku berhak atas kebahagiaan anak ku."

Falerin seketika tidak bisa membantah dengan kata apa pun, Celline yang duduk di sampingnya mengusap bahunya dengan pelan. Mencoba meyakinkan jika semua ini akan segera berakhir, ia harus melakukannya. Celline juga tidak mau jika terus melihat sahabatnya itu menderita dengan terus, semakin lama. Itu tidak baik, semua itu akan mempengaruhi kehidupan sahabatnya.

"Ini demi kebaikan lo juga, Erin." Falerin tidak tahu, apakah keputusannya nanti akan baik untuknya atau sebaliknya. Tapi ia mencoba percaya dengan orang-orang yang sudah ia percaya selama ini.

"Aku akan bicara dengannya sendiri ayah, jika masih sama saja. Aku akan berpisah dengannya... "

...♡♡♡...

Falerin tidak bisa tertidur sama sekali, menutup mata rasanya sangat amat berat. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi, berganti posisi tidur kenyataannya bukan solusi yang bagus. Sekarang ia hanya bisa berbaring, tanpa tujuan harus melakukan apa setelah ini.

Tiba-tiba saja ia berpikir untuk memeriksa akun sosial medianya, siapa tahu ada sesuatu yang menarik dan membuat matanya lelah berakhir tidur. Bukan ide buruk, dan Falerin dengan segera melakukan apa yang ia pikirkan.

Tapi baru saja dia menyalakan ponselnya setelah seharian dia matikan secara total, banyak notifikasi dari suaminya. Banyak sekali yang masuk ke layar notifikasi ponselnya, panggilan tidak terjawab bahkan lebih dari 50 kali. Apakah dia sudah gila? Berakhir Falerin memeriksa riwayat chat nya. Dan hebat saja, Faldo sudah gila.

"Orang ini semakin aneh."

Baru saja ia hendak membaca semua isi chat itu, tiba-tiba saja panggilan suara memenuhi layar ponselnya. Itu Harka, dia sepertinya khawatir setelah mengantar Falerin pulang dari rumah sakit saat itu. Falerin menerima panggilan suara itu, tapi tiba-tiba saja beralih ke panggilan video yang membuatnya bisa melihat wajah Harka yang membengkak. Ada apa?

"Apa yang terjadi dengan kata mu?" Tapi bukannya menjawab, Harka justru menangis, merengek seperti anak kecil yang merindukan ibunya.

"Aku gak tau, aku takut di tinggal... Huwaaaa!" Harka menangis di depan kamera ponselnya, dan tiba-tiba saja seseorang ikut muncul dengan panik di sana. Falerin tentu saja bertanya-tanya dengan apa yang terjadi di sana.

"Maafkan aku kak, kak Harka memang begini saat mabuk. Maafkan aku ya sudah mengganggu waktu mu, aku akan mengakhiri panggilan ini. Maafkan aku, maafkan aku-"

"Tunggu dulu, apa katamu? Harka mabuk?" Falerin langsung bangkit dari tempat tidurnya.

"Dia datang ke apartemen lalu meminum alkohol di rumahnya, dia datang dengan gusar. Aku pikir dia ada masalah dalam kerjanya, tapi saat dia ku paksa cerita. Dia sudah mabuk berat, dia terus memanggil nama 'Falerin ku' 'Falerin ku' itu terus dia sebut. Lalu dia menghubungi mu, ternyata itu kamu. Apa kakak ku sering begini di kantor atau tidak, maafkan dia ya? Dia memang sedikit gila jika sudah jatuh cinta-"

"D-dia memanggil nama ku?"

"Iya, jangan beri tahu dia jika aku yang bilang. Nanti aku di usir dari apartemen, jadi gelandangan aku."

Falerin hanya diam saja di sana, memikirkan apa yang tadi remaja itu katakan. Harka memanggil namanya saat mabuk dan menangis seperti itu, apa yang dia lakukan? Tapi yang Falerin tahu, orang mabuk akan terus mencurahkan isi hatinya secara gamblang ke semua orang dengan tidak sadar. Dia akan mengatakan sesuatu yang jujur, yang mungkin sudah pendiam cukup lama. Apakah Harka memendam sesuatu tentang dirinya? Apa Falerin terlalu galak sebagai atasan?

"Tolong jaga dia, atau aku harus ke apartemen mu?"

"Tidak perlu, kak. Di sini hujan deras, tidak baik jika perempuan keluar malam-malam begini. Aku akan tangani kak Harka sendirian, aku sudah terbiasa. Jangan khawatir, aku pastikan dia sadar besok hari,"

"Baiklah... " Panggilan video itu seketika berakhir begitu saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!