NovelToon NovelToon
SISTEM PAHLAWAN WANITA

SISTEM PAHLAWAN WANITA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Dunia Lain / Harem / Penyelamat
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Riizer13

Gala, seorang pemuda hidup sebatang kara yang selalu memegang nasihat orang tua.

"Selalu menolong di dalam langkahmu, jaga perempuan baik-baik, dan bantu orang yang membutuhkan."

Akan tetapi, nasihat orang tuanya tak sengaja membuat Gala celaka di suatu malam, dan hampir terbunuh.

"Akankah aku mati sekarang?" Gala berkata dalam hatinya.

Tiba-tiba....

[Ding! Sistem Pahlawan Wanita terikat!]

Sejak suara itu muncul di kepalanya, takdir Gala berubah sepenuhnya dan penuh keajaiban. Tugas demi tugas yang dikeluarkan sistem, menciptakan sosok Gala yang tak terkalahkan.

Suatu hari, banyak monster dan penjahat dari berbagai dunia berkumpul untuk melawan seseorang.

Gala yang berdiri di depan ribuan wanita hanya tersenyum menghadap mereka semua. "Apakah kalian siap untuk dihancurkan?"

Novel ini hanya fiksi belaka dan khayalan author semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Mendadak

Di rumah besar dengan gaya kuno terlihat huru-hara dan menyala-nyala. Kepanikan jelas terdengar dari jeritan orang-orang.

Saat ini, Gloria dan Vloria tengah terjebak di antara reruntuhan rumahnya yang terbakar.

Tidak tahu bagaimana penyebabnya kebakaran bisa muncul di rumahnya. Apa yang mereka berdua tahu hanyalah tiba-tiba datang sulut api yang muncul ke dalam kamar begitu cepat. Hanya tersisa mereka berdua di dalam rumah. Anggota keluarga sedang tidak ada di sini karena mereka punya kesibukan masing-masing.

"Bagaimana ini?! Asap membuat aku ingin batuk! Uhuk!" Vloria mengeluh sambil menutup hidung dan mulutnya dengan kain.

Gloria yang mati-matian mencoba menemukan jalan keluar hanya terdiam. Tak lama kemudian dia pergi merangka ke arah pintu utama di rumahnya.

Saat ini, Gloria benar-benar menyesal tinggal di tempat yang besar. Salah satu risikonya sedang ia rasakan, rumah yang besar tidak menjamin keselamatan.

"Kakak, jangan lepas genggamanku!" ucap Gloria samar-samar.

Vloria mengangguk patuh dan terus mengikuti adiknya tanpa berpaling sedikit pun.

Pada saat ini, tepat ketika keduanya hendak menuruni tangga, lemari pajangan yang dekat dengan anak tangga paling bawah terjatuh dan memblokir jalan mereka.

Keputusasaan dengan jelas tampak di mata mereka berdua.

"Tidak! Jangan seperti ini, aku tidak ingin mati!" Gloria berteriak sambil menutup mulutnya.

Rasa marah dan pasrah muncul hampir bersamaan di dalam hatinya. Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Pikirannya benar-benar buntu dan kacau. Rasa putus asa mulai memenuhi hatinya.

"Mungkin ini sudah takdir kita berdua, kak ...." Gloria menatap kakaknya dengan tatapan yang sedih. "Apakah mereka akan menyesal? Uhuk-uhuk!"

"Tidak, aku percaya ini bukan akhir kita berdua, uhuk!! Aku yakin Gala bisa menyelamatkan kita!" Kepala Vloria menggeleng cepat. Tampak jelas rasa ketidakmauan di ekspresinya.

Gloria sebenarnya ingin percaya ucapan kakaknya, tapi melihat situasi sekarang, ucapan kakaknya sulit untuk terjadi.

Pria itu? Mana mungkin pria itu bisa menolong mereka berdua di dalam keadaan yang kritis? Mustahil sekali.

Lagi pula dirinya tidak menyukai pria itu karena kejadian tadi siang. Gloria tak secuil pun menaruh harapan pada Gala.

"Jangan takut, aku akan menolong kalian berdua."

Sebuah suara mengganggu keduanya yang tengah diam kebingungan.

Begitu Vloria dan Gloria menoleh ke belakang, sosok Gala yang mengangkat puing-puing yang terbakar muncul di atas tangga. Senyum tipisnya yang tampan begitu jelas di bawah sinar api merah.

"Gala!"

"Gala?"

Kedua wanita itu memiliki ekspresi yang berbeda begitu melihat kemunculan Gala.

Vloria yang percaya Gala akan menolongny menampilkan ekspresi senang tak terhingga, sementara Gloria terkejut hingga pikirannya kosong.

Di dalam hatinya Gloria berkata, "Bagaimana bisa pria ini muncul? Bukannya di atas tidak ada jalan keluar? Semuanya ditutup oleh api."

Melihat kakaknya yang ingin melompat ke tubuh Gala, sontak Gloria ingin menahannya, tapi terlambat bereaksi.

"Jangan ke sana, kak!" Tangan Gloria mencoba meraih Vloria.

Reaksi Gala begitu cepat, puing-puing yang berjatuhan di atas mereka semua segera dihancurkan dengan kekuatan Manipulasi Apinya.

Api yang ada di sekitar terbang menjauh dari Gala dan mereka berdua. Pemandangan tersebut sangat menakjubkan dan indah.

Tubuh Gloria membeku sesaat melihat api ganas yang membakar rumahnya bisa dikendalikan oleh Gala tanpa tahu bagaimana caranya.

Gala tidak memikirkan tentang mereka berdua yang mengetahui rahasia besarnya. Apa yang Gala pikirkan sekarang adalah menyelesaikan misi secepatnya.

"Aku harus cepat, Raina akan tertidur kalau aku terlalu lama di sini," batin Gala.

Pasalnya, sebelum Gala mendapatkan misi mendadak dari sistem, ia dan Raina tengah asyik bermain peran menjadi seorang guru dan murid.

Mau tidak mau Gala menjeda permainan tersebut dan izin keluar rumah karena kepentingan mendadak. Sebenarnya dia datang ke sini dikirim oleh sistem.

Raina di kamarnya sedang menunggu Gala kembali, mungkin sudah tidak sabar lagi. Rasanya tidak enak jika ditunda-tunda seperti ini. Gala ingin protes pun tidak bisa.

"Gala! Akhirnya kamu datang!" Vloria memeluk erat tubuh Gala, bukan tubuh Gala, melainkan pinggangnya. Tubuh wanita itu sangat pendek.

Tangan Gala membuang puing yang dipegang seolah tidak berat sama sekali, kemudian membalas pelukan Vloria yang hangat.

Gloria tersadar begitu mendengar suara keras dari puing yang dijatuhkan Gala. Pandangan matanya sangat tajam melihat Vloria dan Gala berpelukan. Namun, pandangan satu ini ada yang berbeda.

Rasa ingin tahu dan rasa syukur terlintas di bola matanya.

"Bagaimana caranya kamu ke sini? Tidak ada jalan di lantai atas, " tanya Gloria mendadak kepada Gala.

"Aku ke sini dnegan memanjat," jawab Gala cepat sambil mengusap kepala Vloria.

Kening Gloria mengerut heran mendengar jawaban Gala. Ingatannya tentang denah rumahnya sendiri, tidak ada jalan keluar barusan saat api mendominasi.

Semuanya tertutup barang-barang dan puing yang terbakar. Tidak ada celah untuk bisa lewat selain jalan keluar melalui lantai bawah.

Memikirkan tentang ini, Gloria ingin bertanya lebih lanjut, tapi hal itu dicegah Gala.

"Jangan banyak bicara, di sini banyak asap."

Tanpa berbicara pada Gloria, kedua tangan Gala menggendong kakak-adik ini dan buru-buru membawanya keluar rumah.

Adik Vloria sempat memberontak dan ingin keluar dari pelukan Gala. Tenaganya benar-benar kecil, yang ia rasakan seperti dipeluk oleh tangan yang terbuat dari baja. Keras sekali.

Begitu api dipadamkan oleh kekuatan Gala, asap hitam yang berbahaya memenuhi ruangan dengan cepat.

Kedua wanita itu benar-benar menonton betapa kuatnya Gala.

Brak!

Kaki Gala menghancurkan dinding beton yang roboh dalam sekali tendangan. Terlihat seperti mudah dan tanpa tenaga.

Kedua mata Gloria hampir keluar melihat ini, lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan mewajarkan kekuatan Gala yang tidak masuk akal.

Di lain sisi, Vloria berteriak kegirangan bagai anak kecil yang dibelikan es krim favorit. Dia terlalu polos untuk merasa heran.

Tidak sampai 5 menit berlalu, siluet ketiganya muncul di pintu utama yang hancur dan tertutup oleh asap.

"Fiuh, akhirnya kita selamat." Gala masih menggendong mereka berdua dan berlari ke tempat yang aman.

Mendengar ucapan Gala, raut wajah Gloria tampak salah, beberapa detik kemudian kembali biasa saja.

"Yeay, selamat!!" Vloria melompat senang begitu diturunkan Gala.

Semua orang yang melihat kehadiran mereka yang tanpa luka hanya bisa memasang wajah bingung dan heran. Semuanya tidak percaya mereka bertiga bisa selamat.

Khususnya Gala, sorot mata semua orang terfokus padanya. Pemadam kebakaran dan petugas keamanan setempat pun hanya diam seribu bahasa melihatnya.

"Tolong antar mereka berdua ke rumah sakit."

Cepat-cepat Gala meminta petugas pemadam kebakaran untuk menelepon ambulans. Beruntung tidak ada korban lagi. Rumah yang terbakar hanya rumah Gloria dan Vloria.

Vloria awalnya tidak mau berpisah dengan Gala, tapi Gloria memaksanya untuk ikut ke rumah sakit dan membiarkan Gala pergi.

"Selamat tinggal, Gala!! Kita bertemu lagi nanti, oke?!" Tangan Vloria melambai-lambai tanda berpisah.

Gala membalasnya sesaat lalu pergi menuju ke gang terdekat.

Orang-orang sudah memintanya untuk ikut ke rumah sakit, semua orang khawatir dia terluka. Tentu, Gala menolaknya karena ada urusan, mereka tidak bisa memaksa.

[Ding! Misi Menolong Gloria berhasil Diselesaikan!]

[Hadiah telah diberikan!]

"Bagus, aku hanya perlu melanjutkan permainan!"

Gala kembali ke dalam rumah dan bergegas ke dalam kamar utama.

"Gala! Jangan kasar seperti itu! Ahh!!!"

1
Dean Adam
Thor Emg Novel Savior Ga Bakal Lanjutkan Lagi Kah?
Dean Adam
P
Mas Alif
kan kata nya gak bisa bahasa jepang
THIRTEEN: Inggris Pak, nanti dijelasin
total 1 replies
Mas Alif
gala ngomong pakek bahasa apa we?
badakpunah
nice
badakpunah
alurnya cerita sama kosa kata bagus thor.


lanjutkan.
Katsumi
lah ini Nobel lu toh 🗿
🛌
lu dari mana authorr gw kangen tau GK tiba² ngilang /Sob//Sob/
🛌: ooh udah kerja ya dikira nya masih SMA loh🫠
THIRTEEN: Kerja euy sekarang mah
total 3 replies
Tara
another sistem story
syyy
mnjdi pman 10pnakn ga dilnjutin?
THIRTEEN: nanti mungkin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!