NovelToon NovelToon
CHANCE Memanfaatkan Waktu

CHANCE Memanfaatkan Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕



Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?



DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Tubuh kembali. Memori tetap utuh.

Lukas menunggu kelas VIP yang Tasya tempati selesai. Kelas reguler memang biasanya lebih cepat selesai. Tidak ada beban akademik yang di tuntut untuk kelas reguler.

Tidak seperti kelas VIP. Setelah mata pelajaran selesai. Kelas VIP harus membahas olimpiade. Mulai dari olimpiade MIPA, Olahraga, Ekonomi sampai Informatika.

"Hy Tas ... Cowok Lo udah stand by di depan. Macam security aja!" ledek Laura.

Gadis itu tiba-tiba saja menarik kursi. Agar bisa duduk di dekat Tasya. Mereka saat ini duduk sesuai kategori lomba olimpiade yang akan mereka ikuti.

Alexander, Tasya, Laura dan Kevin akan mengikuti olimpiade MIPA - Matematika, Fisika, Astronomi, Kimia dan Biologi.

Tasya tidak menjawab. Ia malah menatap Alexander sebentar. Lalu kembali fokus dengan kertas soal di tangannya.

"Lo bisa melihat masa depan, Sya?"

Kata-kata Alexander yang seperti itu membuat Tasya tidak fokus.

Bahkan kemarin saja ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan ucapan Alexander.

"Done!" Alexander berdiri. Menuju meja guru sambil menenteng tasnya.

"Si Alex kalau ngerjain soal cepet banget ya? Gimana sih caranya?"

"Di kerjain lah ... Nggak banyak ngobrol kaya Lo, Vin. Apalagi dari tadi Lo main handphone mulu!" celetuk Laura.

"Gue duluan ya, Ra ... Vin...." Kali ini Tasya yang sudah selesai mengerjakan soalnya.

"Ehhh ... Lo juga udah selesai?"

"Udah Ra."

"Aduh gimana ini Vin ... Gue belum lagi."

"Kerjain lah. Jangan ngoceh mulu Lo kaya presenter gosip murahan."

"Ye ... Omongan gue di balikin!"

Tasya mengabaikan perdebatan teman-temannya. Ia melangkah keluar dengan cepat untuk mengejar Alexander.

Sejak kemarin lusa. Mereka tidak lagi bertegur sapa. Sikap Alexander kembali dingin padanya.

Tasya merasa ada yang hilang saat Alexander menjauhinya. Ia ingin mereka seperti biasa.

'Hahhh ... Seperti biasa? Memang seperti apa kita dulu? Bukankah sejak awal seperti ini? Tidak saling mengenal dan bertegur sapa. Bahkan saat Olimpiade tahun depan nanti kita kalah karena kurang kerja sama.'

"TAS!"

Itu Lukas. Benar kata Laura, Lukas menunggu Tasya untuk mengajaknya pulang bersama. Tasya berhenti lalu menunggu Lukas menghampirinya.

"Aku tungguin kamu."

"Untuk?"

Lukas mengernyitkan dahi. "Pulang bareng seperti biasa."

"Ahh ... Begitu ya? Bukankah rumah kita nggak searah? Kamu pernah keluhkan itu, Luke."

"Kapan aku bilang begitu?"

Tasya memejamkan matanya sebentar. Ia salah berucap lagi.

Mana mungkin Lukas ingat dengan ucapan yang belum laki-laki itu ucapkan padanya.

[Asal Lo tau, Tas. Gue tuh muak sebenarnya sama Lo. Lo manja! Selalu minta antar jemput. Padahal Lo bisa sendiri. Apalagi jaman kita SMA, Lo tau rumah gue dan Lo berlainan arah. Tapi Lo selalu maksa buat minta anter Jemput gue. Gue berasa jadi supir. Sekarang ke dokter kandungan aja Lo minta anter Jemput gue? Lo punya supir dan uang! Gunain, Tas!]

"Kamu mungkin lupa. Tapi aku selalu ingat apapun yang yang kamu ucapkan, Lukas."

"Beneran, Tas. Aku nggak pernah bilang begitu. Aku seneng kok antar jemput kamu."

Tasya tersenyum manis. "Terima kasih, Luke. Tapi kamu tau? Rumah kita berlainan arah. Lagi pula aku punya supir dan uang. Sayang kalau nggak di gunakan."

"Aku tau kita berlainan arah. Tapi nggak masalah kok aku antar kamu pulang setiap hari atau jemput kamu setiap hari."

"Kamu bukan supir aku, Luke. Mungkin sekarang kamu nggak mengeluhkan ini. Pada akhirnya, setiap manusia akan mengungkit kebaikan yang sudah ia berikan kepada orang lain."

Tasya hendak berbalik namun Lukas menahannya. "Apa ini karena Alex."

"Excuse me?!"

"Apa hubungan kamu dengan Alexander?"

"Aku dan Xander partner lomba olimpiade, Luke."

"Selain itu?"

"Teman sekelas."

"Please, Tas. Lebih spesifik lagi. Kamu paham yang aku katakan? Bukan mengarah ke sana."

Tasya melepaskan cengkraman tangan Lukas dari lengannya. "Kamu berpikir aku ada something special relationship dengan Alexander?"

"Iya."

"Why?"

"Karena kalian tiba-tiba aja berubah. Kalian lebih dekat satu sama lain. Padahal seluruh Bina Bangsa tau, kalian nggak mungkin berteman. Kamu membenci Bianca. Dan Alex membenci kamu karena sering merundung Bianca."

"Jadi ini soal Bianca?"

"...." Lukas terdiam. Masih mencerna pertanyaan Tasya.

"Dengar Lukas. Ada yang tidak bisa berubah di dunia ini, yaitu sifat seseorang! Aku nggak berubah. Aku masih Tasya yang dulu. Aku nggak berubah, aku hanya sadar. Yang berubah hanya Jaman dan Waktu."

'Gue masih benci Bianca ... Sangat benci. Gue juga masih sayang Lo, Lukas.'

"Kamu sengaja merubah penampilan kamu agar lebih baik dan berhenti merundung Bianca. Supaya kamu bisa mendapatkan perhatian Alexander, kan?"

"Jadi kamu mau aku merundung Bianca? Kamu mau aku di benci seluruh murid Bina Bangsa? Kamu lebih suka aku jadi public enemy, Lukas? Why?"

"Why? Supaya Lo cuma liat gue. Supaya gue yang cuma bisa Lo andalkan. Supaya Lo hanya bergantung sama gue, Tasya. Karena gue cinta sama lo!" ucap Lukas disertai emosi yang bertubi-tubi.

"It's not love but obsession. Lo hanya ingin memanfaatkan gue setelah Lo membuat gue ketergantungan sama Lo. Lo bajingan terkejam yang pernah gue temuin, Lukas."

Tasya berbalik lalu berlari setelah mengatakan itu. Lukas mengepalkan kedua tangannya menatap punggung Tasya yang menjauh darinya.

Dengan langkah lebar Tasya keluar dari lobi Bina Bangsa. Mencari Taxi dan segera menyebutkan alamat yang dituju.

"Alamak jauh sangat, Dek! Mau pulang atau mudik?"

"Pulang Pak!"

"Argonya mahal pasti, Dek. Dari sini bisa dua setengah jam."

"Iya saya tau, Pak. Saya pasti bayar."

Tasya tidak menyangka. Bahkan di kehidupan keduanya. Masih saja dirinya mendapat perlakuan ketidak percayaan dari orang lain atas apa yang bisa ia lakukan.

Tasya mengeluarkan dompetnya. Memberikan lima lembar bapak proklamator dari dompetnya.

"Down payment. Nanti kalau ada ATM. Tolong berhenti dulu ya, Pak."

"Baik Tuan Putri!" ucap sang supir yang ternyata memang humoris. Tasya sedikit terhibur.

[Bu, Tasya ... Mohon maaf. Prince saya keluarkan dari kelompok Ekskul karena untuk mengikuti olimpiade olahraga ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.]

Tasya mengingat bagaimana dulu Prince kesulitan untuk mengikuti perlombaan cabang olahraga yang anaknya ikuti. karena keterbatasan dirinya.

Tasya menangis tanpa suara. Meremas roknya kuat-kuat. Ketika memori itu masih tergambar jelas di otaknya.

Fisiknya memang berubah menjadi Tasya di usia 17 tahun. Namun, memorinya tidak hilang. Memori kehidupan pertamanya masih melekat dalam ingatan gadis itu.

[Ngutang lagi aja Lo di Bank deprok. Bulan lalu di Bank kembang, sekarang di Bank SAEP. Bisa bayar kaga Lo? Lakik Lo kan, jarang pulang, Tas. Kita-kita nggak mau ya kebagian tanggung renteng kalau Lo nggak bisa bayar.]

Tasya lagi-lagi teringat memori itu. Ia membuka dompetnya.

Berbagai macam kartu dari Bank swasta ada di dompetnya. Bukan lagi silver macam kita para pembaca gratisan. Tapi Mastercard Platinum.

'Aku hanya ingin memiliki Prince dan Princess lagi. Aku ingin membahagiakan mereka, Tuhan. Apakah harus Lukas orangnya? Aku memang masih mencintainya tapi luka yang ia berikan masih sangat membekas. Aku belum bisa memaafkan mereka!'

TBC

1
Casillas Marko
🌹 untuk author agar semangat up
Casillas Marko
lanjut kak author
Casillas Marko
lanjut thor
Casillas Marko
Thor ... keren bangett sih selalu di kasih visual
Casillas Marko
keren ... banyak pesan moral di sini! rekomendasi banget buat pembaca
samara betric
gede bgt dong
samara betric
Thor.... please lah keren banget kalau udah berkaya. Shasa dan Adrian aja belum kelar bapernya udah di timpa sampa Alex dan tasya
Pena dua jempol: happy reading kak Sam ... selamat merasakan kebaperan /Sob/ tapi karya ku yang ini nggak akan buat kak Sam menyiapkan tissue
total 1 replies
samara betric
gak Alex ...... gak Tasya ....... ngakak kalau udah ngomong
samara betric
nangis bisa colab ya... alex ... Alex...
samara betric
khas orang kabupaten banget klw bercanda /Facepalm/ ngakak
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar👍👌
anggita: sama". fokus saja dulu ke novelmu. semoga makin banyak pembacanya yah🙏.
Pena dua jempol: terima kasih kak Anggita. sukses juga untuk novelnya. aku bakal sering mampir 🫰🏾
total 1 replies
anggita
like👍☝iklan.
anggita
nama anaknya Prince dan Princes 👏👌
anggita
bayinya nangis tuh👶
anggita
gambar visual tokoh"nya keren👍
samara betric
uugghhh mantap dapat salam tempel pasti
samara betric
pena dua jempol kalau buat cerita selalu bikin baperrrrr 💐❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ cerita terthebezzz
Fa🍁
semangat!! kuy kuy cerita nya sangat menarik.
Pena dua jempol: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!