NovelToon NovelToon
Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:706.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Meymei

[REVISI]
.
.
.
Akibat masyarakat yang memiliki tradisi kolot, mereka terpaksa melakukan pernikahan di bawah tangan hanya karena berteduh dari hujan disebuah pos kampling. Dua orang yang tidak saling mengenal itu diikat dalam ikatan yang sakral secara tiba-tiba.

Qiana Nadhifa, gadis yang dikenal pendiam dan jarang keluar rumah itu pun seketika menjadi hujatan masyarakat. Tidak ada yang mempercayainya, bahkan Ibunya sendiri memojokkannya sehingga ia menikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Kamu istriku. Aku akan menerima kekurangan mu dan terimalah kekurangan ku sebagai seorang suami." Abhaya Chandra.

Apakah pernikahan keduanya berujung keberkahan Allah? Bagaimana keduanya bersatu dengan perbedaan dan masa lalu mereka?

Author Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan setting cerita, semua murni kebetulan. Semoga pembaca suka dengan karya keempat saya...
Terimakasih atas dukungannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Tengah Malam

[REVISI]

.

.

.

Sore hari, Chandra dan Qiana sampai di rumah disambut Mamak dan Bapak yang sedang bersantai di teras. Mereka tidak menanyakan apa pun, mereka justru menyuruh keduanya untuk beristirahat. Tetapi sebelum Qiana masuk ke dalam rumah, ia terlebih dahulu menyerahkan paper bag yang telah ia siapkan untuk Mamak dan Bapak. Kedua mertuanya menerimanya dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih.

Di dalam kamar, Qiana membongkar barang-barangnya untuk memisahkan pakaian kotor dan pakaian yang perlu dicuci. Ia juga merapikan beberapa barang yang mereka beli selama jalan-jalan. Sebagian ia sisihkan karena akan dibawa Chandra kembali ke tempat kerja sebagai oleh-oleh. Bahkan Chandra segera terlelap ketika merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Saat Qiana akan membawa pakaiannya ke dalam kamar mandi, ia melihat suaminya terlelap dengan posisi kaki menggantung. Perlahan ia menaikkan kaki Chandra agar tidak menggantung dan menyalakan kipas angin.

Qiana kembali dengan kegiatannya mencuci pakaian yang kemudian ia bawa ke dekat sumur untuk mengeringkannya menggunakan mesin cuci. Kemudian ia jemur di teras agar tidak basah jika saja hujan mengguyur malam nanti. Selesai dengan cucian, Qiana mengambil sapu dan alat pel untuk membersihkan rumah. Tepat sebelum maghrib, pekerjaannya telah selesai. Ia pun mencoba membangunkan Chandra.

Tetapi beberapa goyangan tidak membuat Chandra bangun dari tidurnya. Qiana mulai memperhatikan wajah sang suami yang masih terlelap tersebut. Baru kali ini ia memperhatikan wajah sang suami, yang ternyata membuatnya iri dengan bulu mata lentiknya nan lebat. Persis seperti mengenakan bulu mata palsu. Alis yang bertemu dan melengkung, hidung yang besar. Tanpa sadar, Qiana menyentuh hidung Chandra yang menurutnya menggemaskan. Tentu saja hal tersebut membuat Chandra membuka matanya. Qiana yang terkejut hampir saja terjatuh dari tempat tidur jika Chandra tidak memegang tangannya.

"Kamu tidak apa-apa, Dek?" tanya Chandra yang segera menegakkan tubuhnya. Qiana menggeleng, ia ingin bersembunyi untuk menutupi rasa malunya saat ini.

"Kenapa kamu menyembunyikan wajahmu?" tanyanya lagi yang masih belum bisa menangkap situasi.

"Mandi, Mas. Sebentar lagi Maghrib." kata Qiana mengalihkan perhatian sang suami.

Chandra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia seperti melupakan sesuatu. Karena ia tidak tahu mau menjawab apa, ia pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Qiana segera menghembuskan nafas lega suaminya tidak tahu apa yang ia lakukan. Ia pun bangkit untuk menyiapkan pakaian sang suami dan juga pakaiannya.

Ketika Chandra keluar dari kamar mandi, Qiana tak lantas masuk ke dalam kamar mandi. Ia menunggu sampai beberapa saat sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah ia selesai mandi, Chandra sudah tidak ada di kamar. Qiana memutuskan untuk menunggu sang suami dengan membaca buku yang sempat ia beli.

"Tok...Tok...Tok..." Pintu kamar diketuk dari luar. Qiana pun membuka pintu dan memperlihatkan kakak iparnya di sana.

"Maaf ya Qiana, aku mengganggu."

"Tidak apa Kak, ada yang bisa dibantu?" tanya Qiana.

"Aku mau nitip Asha sebentar." Asha anak kedua dari kakak iparnya, karena anak pertamanya sudah masuk pondok sejak SD.

"Boleh Kak, tapi apa Ashanya mau?" tanya Qiana memastikan.

Gadis kecil berumur sekitar 5 tahun itu pun menganggukkan kepalanya tanda ia mau tinggal bersama Qiana. Kak Erna menyerahkan Asha yang ada di gendongannya yang kemudian disambut oleh Qiana.

"Maaf merepotkan." ucap Kak Erna seraya menyerahkan botol susu milik Asha.

Qiana menganggukkan kepalanya dan mengatakan jika ia senang bisa membantu. Tak lama setelah kepergian Kak Erna, pintu kamar terbuka. Chandra yang masuk ke dalam kamar terkejut dengan kehadiran Asha di sana. Qiana segera mencium punggung tangan suaminya dan menjelaskan jika Kak Erna ada urusan sebentar sehingga menitipkan Asha bersamanya. Chandra mengangguk dan meminta Qiana untuk membuatkannya kopi.

Karena Asha lebih memilih bersamanya, mau tak mau Qiana membawa Asha bersamanya untuk membuatkan kopi permintaan sang suami. Di dapur, Qiana menyalakan kompor dan memasak air di ketel. Ia yang lupa menanyakan suaminya ingin kopi hitam atau instan, memilih untuk membuatkannya kopi instan. Setelah selesai membuat kopi, Qiana meminta Asha untuk berjalan sendiri karena ia tidak bisa menggendong dengan membawa kopi di tangannya. Asha menurut, gadis kecil tersebut berjalan dengan menggandeng tangan Qiana. Memasuki kamar, terlihat Chandra sedang menata barang bawaannya ke dalam tas ransel.

“Ada yang bisa aku bantu, Mas?” tanya Qiana setelah meletakkan kopi di meja.

“Tidak ada, Dek. Aku hanya membawa oleh-oleh dan sedikit barang. Kamu temani Asha saja.” Jawab Chandra yang masih memasukkan barang ke dalam ransel.

“Baiklah, kalau perlu bantuan panggil aku ya Mas.” Chandra menganggukkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian, Chandra telah selesai menata isi tasnya dan beranjak dari tempat duduknya. Ia melihat Qiana terlelap dengan Asha yang juga terlelap di lengannya. Perlahan Chandra memasangkan selimut untuk keduanya dan ia meneguk kopi yang telah Qiana buatkan sebelum bersiap untuk ke masjid karena sebentar lagi akan masuk waktu isya'. Sepulangnya dari masjid, Chandra berpapasan dengan kakak beserta istrinya.

“Asha rewel ora, Bhay?” tanya Fatir.

(Asha rewel tidak, Bhay?)

“Ora, anteng ae karo Qiana kit mau. Iki lagi turu loro-lorone.”

(Tidak, senang (tidak banyak tingakh) saja sama Qiana. Sekarang keduanya sedang tidur.)

“Tulung terke mrene Asha ne yo, Bhay. Nek sampe ngelilir goleki ummi ne ra nemu, menko nangis dek e.”

(Tolong antarkan Asha kemari, Bhay. Jika sampai terbangun nanti mencari umminya tidak ketemu, bisa menangis dia nanti.)

“Iyo” jawab Chandra yang kemudian berlalu meninggalkan kakak beserta istrinya.

(Iya.)

Perlahan Chandra membuka pintu kamar berharap kedua orang yang sedang terlelap tidak terganggu. Setelah berhasil membuka pintu tanpa bersuara, Chandra pun perlahan melepaskan pelukan Qiana di tubuh Asha dan mengangkat tubuh Asha. Ketika Chandra kembali, istri kecilnya masih terlelap. Mungkin Qiana kelelahan setelah jalan-jalan mereka. Ia tidak membangunkan Qiana, ia justru masuk ke dalam selimut dan ikut memejamkan matanya.

Tengah malam, Qiana yang terlelap sayup-sayup mendengar ada suara dikamar mandi. Ia pun perlahan membuka matanya dan mendapati sang suami keluar dari kamar mandi.

“Jam berapa ini, Mas?” tanya Qiana yang perlahan menegakkan tubuhnya.

"Setengah satu, Dek." jawab Chandra yang berjalan menuju tempat tidur dan menyerahkan botol minum untuk istri kecilnya.

Qiana menerima botol tersebut dan meneguk isinya. Chandra mengambil botol itu kembali dan meletakkan nya di meja, barulah kemudian ia menghampiri Qiana.

"Mas belum tidur?" tanya Qiana.

"Sudah, hanya terbangun untuk ke kamar mandi." jawab Chandra yang merebahkan tubuhnya dan menepuk lengannya agar Qiana tidur di sana.

“Sebentar, Mas.” Qiana melepaskan hijabnya yang sedari tadi masih menempel dan menggerai rambutnya.

Qiana dengan patuh meletakkan kepalanya di lengan sang suami. Chandra merasakan hatinya berdesir ketika mencium harum rambut istri kecilnya. Sesuatu pun bergerak di bawah sana. Sialnya, tanpa sengaja tangan kiri Qiana menyentuh bagian tersebut. Sontak Qiana membekap mulutnya.

"Dek..." panggil Chandra dengan berat.

Perlahan ia mendekatkan wajahnya. Qiana sudah waspada dengan gerakan suaminya, tetapi kemudian ia ingat jika ia belum memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Ia pun beristigfar dan memohon kepada Allah menghilangkan rasa takutnya. Tanpa sadar Qiana memejamkan matanya dan melepaskan bekapan mulutnya. Chandra yang melihat kesempatan tersebut segera menyatukan bi bir mereka dan mulai mencoba memperdalam ci umannya.

Qiana yang awalnya kaku, sedikit melemas dan pasrah dengan ci uman yang diberikan suaminya. Ketika tangan Chandra menyentuh pinggangnya, Qiana segera mengerahkan tenaganya untuk lepas dari suaminya. Dengan nafas tersengal Qiana menangis dengan membekap tubuhnya. Seketika Chandra sadar dengan apa yang telah ia perbuat.

“Maaf, Dek. Ayo kembali tidur!” Tetapi Qiana tidak mendengarkan, seolah suara Chandra tidak bisa menjangkau telinganya.

“Dek, lihat aku!” Chandra menangkup pipi Qiana agar ia bisa melihatnya dengan jelas. Qiana tersentak ketika melihat wajah suaminya ada di hadapannya.

Segera ia memeluk sang suami dan menangis di sana. Chandra merutuki sikapnya yang tidak sabar. Luka yang Qiana alami terlalu dalam.

"Maafkan aku sayang.. Maaf.." ucap Chandra sembari mengusap lembut kepala istri kecilnya.

1
Royani Arofat
sukurlah....
Melki
next Thor
Nurmiati Aruan
lanjut kak
Royani Arofat
apa org yg kenal qiana? alvin? bang toba?
Nurmiati Aruan
ahh siapa itu
Zuny Achmad
lanjut kak
Ari Peny
cp y
Maina Sari
jeng jeng jeng siapa kh?
Arda Pratama
ceritanya bagus
Meymei: Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
Arda Pratama
lanjut kak thor
Melki
next Thor
Nunit Chandraleka
Lumayan
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Nunit Chandraleka
Biasa
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Nurmiati Aruan
lanjut kak
Fitria Arifianto
thor sx'ny up pagi bikin yg baca laper😁
Meymei: lgsg eksekusi kak 😅
total 1 replies
Shakri Aziz
Luar biasa
Meymei: Terima kasih dukungannya kak..
total 1 replies
Yani
Qiana hebat 👍
Rita susilawati
rasa trauma qiana sama kematian sama kyak aku ya...masih takut
TPI ada Alloh yg sllu membimbing n menghilangkan ketakutan itu🤲
Meymei: Alhamdulillah kak.. 👍🏻
total 1 replies
Ari Peny
msh kurang tegas tu buat jogoboyo lengserkan saja
Meymei: kenyataannya gak segampang itu kak, kalau setting tempat Heru bs aj lengser sih 😅
Meymei: kenyataannya gak segampang itu kak, kalau setting tempat Heru bs aj lengser sih 😅
total 2 replies
Melki
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!