Menjadi pedagang antar dua dunia? Apakah itu memungkinkan?
Setelah kepergian kakeknya, Sagara mewarisi sebuah rumah mewah tiga lantai yang dikelilingi halaman luas. Awalnya, Sagara berencana menjual rumah itu agar dapat membeli tempat tinggal yang lebih kecil dan memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat seorang calon pembeli datang, Sagara tiba-tiba mengurungkan niatnya. Sebab, dia telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di belakang rumah tersebut, sesuatu yang mengubah pandangannya sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Pandu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 : Dunia Sihir
Kerajaan Sevenstar, tempat keluarga Morgans berada, telah berdiri kokoh di timur benua selama ribuan tahun. Terletak di sepanjang garis pantai yang berbatasan langsung dengan laut, Sevenstar bukan hanya sebuah kerajaan yang kuat secara militer, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam politik benua. Meskipun berada di wilayah timur yang biasanya dihuni oleh kerajaan-kerajaan dengan tingkat afiliasi lebih rendah, Sevenstar adalah pengecualian, berdiri sebagai kerajaan tingkat satu.
Kerajaan tingkat satu adalah puncak dari hierarki benua, dengan hanya sedikit kerajaan yang dapat mencapai status ini. Biasanya, kerajaan-kerajaan tingkat satu berada di pusat benua, tempat kekuasaan dan pengaruh politik terkonsentrasi. Namun, Sevenstar telah berhasil mempertahankan statusnya meski terletak di tepi timur, berkat kekuatan militer dan aliansi strategis yang dipimpin oleh keluarga kerajaan.
Sevenstar adalah anggota dari Aliansi Cahaya, sebuah persekutuan yang terdiri dari dua belas kerajaan dengan visi yang sama, yakni perdamaian dan kestabilan di seluruh benua. Aliansi Cahaya terdiri dari delapan kerajaan tingkat satu, yaitu Sevenstar, Arindale, Dagon Kingdom, Frosthold, Eldoria, Zenith, Edens, dan Lumina. Empat kerajaan tingkat dua yang juga tergabung dalam aliansi ini adalah Findara, Ironhelm, Ratoon Kingdom, dan Ubreo.
Aliansi Cahaya terkenal dengan kekuatan pertahanannya, yang didukung oleh tujuh penyihir agung, yang merupakan fondasi dari kekuatan mereka. Ketujuh penyihir ini yang dikenal sebagai individu-individu terkuat di benua, telah menjadi pilar utama bagi aliansi. Salah satu dari mereka, Artemis, berasal dari Kerajaan Sevenstar. Artemis juga merupakan pendiri Akademi Cahaya, sebuah institusi yang didedikasikan untuk melatih generasi muda dengan bakat sihir dari seluruh kerajaan yang tergabung dalam aliansi. Akademi Cahaya adalah simbol kebanggaan bagi Aliansi Cahaya. Institusi ini menerima semua bakat yang menjanjikan tanpa memandang kasta atau kekayaan, membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki kemampuan luar biasa dalam hal sihir.
Di dalam ruang tamu mansion keluarga Morgans, Fransiskus duduk di samping Sagara, memperhatikan perubahan ekspresi pada wajah tuan mudanya itu. Sagara tampak termenung setelah mendengar penjelasan Fransiskus tentang Aliansi Cahaya dan Akademi Cahaya. Mata Sagara menatap jauh, seolah memikirkan sesuatu yang dalam.
Fransiskus memecah keheningan, suaranya rendah dan penuh pertimbangan, "Tuan Muda, jika saya boleh menyarankan, bergabung dengan Akademi Cahaya bisa menjadi langkah yang sangat baik. Ini bukan hanya tentang belajar sihir, tapi juga tentang membangun jaringan dan hubungan dengan para bangsawan dan pemimpin masa depan dari berbagai kerajaan di aliansi. Dengan posisi Anda sebagai pewaris keluarga Morgans, ini bisa menjadi kesempatan besar."
Sagara memandang Fransiskus, keraguan terlihat jelas di matanya. "Aku mengerti maksud Pak Frans... maksudmu, Fransiskus." Sagara mengoreksi caranya dalam berbicara dengan Fransiskus. Sebelumnya dia sudah mendapatkan pelajaran dari Rose untuk terbiasa berbicara santai dan tidak perlu formal kepada orang yang memiliki status di bawahnya. Hanya saja, dia masih sesekali melakukan kesalahan karena belum terbiasa berbicara dengan orang yang lebih tua dengan tidak sopan.
"Aku bahkan tidak tahu apakah aku memiliki bakat untuk diterima di Akademi Cahaya. Selain itu juga, jika aku masuk ke sana, bagaimana dengan keluarga Morgans? Bagaimana dengan... Kuliahku? kehidupanku di dunia asalku?" lanjut Sagara, bertanya dengan mengeluarkan semua keresahan yang ingin dia ketahui penyelesaiannya.
Sagara sendiri baru menyadari bahwa dirinya telah menghabiskan waktu beberapa hari di dunia ini. Dia tidak tahu bagaimana kondisi di dunia asalnya sekarang. Padahal awalnya dia berencana hanya ingin mencari cara untuk melunasi tunggakan kontrakan dan biaya angsuran kuliahnya, tapi dia kini telah berkomitmen untuk membangkitkan kejayaan keluarga Morgans dan mewariskan kehendak sang kakek.
Sagara pun mulai berkeluh pada pikirannya. Dia bertanya-tanya seorang diri, mungkinkah dirinya sudah diusir oleh si pemilik kontrakan? Mengingat harusnya ini sudah lebih dari waktu seminggu yang diberikan padanya. Bagaimana dengan semua barang-barangnya yang ada di kontrakan? Semoga saja Lucas membantu mengamankannya sampai dirinya kembali.
Fransiskus tersenyum kecil, memahami kebingungan Sagara. "Tuan Muda, pertama-tama kita bisa melakukan tes sederhana untuk mengetahui afinitas elemen sihir Anda. Mengenai kehidupan Anda di dunia asal, ada sesuatu yang perlu Anda ketahui."
Sagara mendengarkan dengan penuh perhatian, alisnya berkerut. "Apa itu, Fransiskus?"
"Saat Anda berada di dunia ini, waktu di dunia asal Anda tidak akan bergerak. Seolah-olah, waktu di sana berhenti sampai Anda kembali. Begitupun sebaliknya," jelas Fransiskus dengan nada suara penuh keyakinan. "Namun, ada satu hal yang perlu Anda pertimbangkan, Tuan. Ketika kakek Anda wafat, terjadi fenomena yang tidak biasa di mana lima tahun berlalu dengan sangat cepat di sini. Itu adalah sesuatu yang saya sendiri belum sepenuhnya mengerti."
Sagara termenung sejenak, merenungkan kata-kata Fransiskus. "Jika aku pergi ke akademi, lalu bagaimana dengan keluarga Morgans?"
"Tuan, berdasarkan pengetahuan saya, Akademi Cahaya memberi kebebasan kepada muridnya untuk bepergian selama akhir pekan. Saya akan memastikan urusan keluarga Morgans tetap berjalan lancar dan melaporkan setiap perkembangannya kepada Anda."
Sagara mengambil napas dalam-dalam, sebelum berbicara lagi. "Jika memang seperti itu, aku akan mempertimbangkannya, Fransiskus. Aku sebenarnya juga tertarik dengan konsep sihir. Saya sering melihatnya di film-film fantasi di dunia asal saya. Hanya saja aku masih merasa ragu, apa aku benar-benar bisa mengemban tanggung jawab ini? Apakah aku benar-benar sanggup, Frans? Memikirkan cara untuk mengembalikan kejayaan keluarga ini saja sudah membebani diriku, apalagi jika aku berurusan dengan sihir, pasti akan muncul masalah-masalah baru."
Fransiskus pun menepuk bahu Sagara dengan lembut, memberikan dorongan. "Tuan Muda, setiap langkah besar dalam hidup memang sering kali disertai dengan keraguan. Namun, percayalah bahwa dengan bantuan dari orang-orang yang setia di sekitar Anda, termasuk saya dan para pekerja yang baru saja kembali, kita dapat mengatasi segala rintangan yang ada. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa Anda adalah penerus yang layak bagi keluarga Morgans."
Sagara mengangguk perlahan, memutuskan untuk menghadapi tantangan ini dengan tekad yang baru. "Baiklah, Fransiskus. Aku bersedia untuk masuk ke Akademi Cahaya. Namun, pertama-tama, mari kita pastikan terlebih dahulu dengan melakukan tes afinitas sihir padaku."
Fransiskus tersenyum puas.
"Keputusan yang bijak, Tuan Muda. Kita akan mulai dengan tes afinitas segera, saya akan mempersiapkannya."