NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:39.5k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gugup dan Takut

Selama hidupnya, Naura tidak pernah menyangka kalau dirinya akan berada di titik seperti ini. Di situasi sulit seperti ini. Di mana ia terlihat menyedihkan dengan kehidupan yang berantakan.

Naura hanya tidak menyangka. Sangat tidak menyangka.

Sudah lima menit Naura mendudukkan tubuhnya. Di sebuah sofa yang ia yakini harganya sudah mampu membiayai hidupnya selama satu tahun. Tepat di hadapan dua orang paruh baya yang katanya merupakan orang tua dari Regan.

Laki-laki yang sudah merusak hidupnya.

Terhitung sejak Bagas meninggalkan Naura di ruangan itu, belum ada yang memulai mengeluarkan suaranya. Di sini, tidak mungkin jika Naura harus bersuara lebih dulu, kan?

Sedangkan dia hanya duduk sebagai tamu. Ah, bukan, orang yang mungkin tidak sengaja memiliki urusan dengan orang itu.

Naura tidak tahu, kenapa Bagas meninggalkannya di sini, sedangkan sebelumnya dia berkata kalau Naura akan bertemu dengan Regan dan keluarganya. Sekarang hanya ada kedua orang tuanya, lalu, di mana Regan? Ke mana laki-laki itu?

Selama lima menit Naura benar-benar menahan dirinya sendiri. Mencoba kuat meski tubuhnya seakan sudah bergetar hebat. Ini lebih menegangkan dari sensasi menunggu hasil nilai ulangan akhir semester.

Naura yang duduk dengan kepala menunduk juga tidak bisa melihat apa yang tengah dilakukan oleh kedua orang yang duduk di hadapannya sekarang. Entah bagaimana tatapan mereka kepadany. Naura tidak bisa melihat. Ia hanya bisa nerasakan atmosfer aneh yang tak kalah tegangnya.

"Nama kamu siapa?"

Seorang wanita paruh baya bertanya, membuat Naura sedikit mendongakan kepalanya namun, tidak sampai menatap langsung mata wanita itu. Tidak, Naura tidak mau dicap lancang meski hal itu sudah dianggap hal wajar ketika kita berbicara dengan seseorang, kita harus melihat matanya.

"Naura, T-tante." Bahkan, Naura merasa tidak pantas untuk mengucapkan kata Tante dalam ucapannya.

Entah kenapa, Naura merasa rendah diri sekarang. Merasa kalau kedudukkan dua orang itu sangat dan sangat jauh lebih tinggi sehingga membuatnya merasa rendah seperti itu.

"Naura... masih kuliah?"

Wanita itu kembali bertanya, dan Naura hanya mampu membalas dengan anggukkan kepala saja. Kepalanya masih menunduk, dengan jemari tangan yang saling bertautan seolah saling menguatkan satu sama lain.

"Mas, sepertinya aku ingin bicara berdua dulu dengan Naura, kamu bisa tinggalkan kami berdua? Nanti kalau sudah selesai, akan aku kabari. Sekalian dengan Regan."

Naura tidak tahu kenapa mamanya Regan bisa meminta hal itu, yang pasti, tanpa mendengar jawaban, ia sudah melihat laki-laki paruh baya yang tidak lain merupakan papa dari Regan beranjak dan berlalu dari sana.

Meninggalkannya bersama wanita itu.

Entah apa yang salah sebelumnya, tapi kali ini Naura merasa lebih lega. Rasa takutnya seolah perlahan mulai berkurang.

"Naura?"

Naura kembali mendongak, menatap wanita paruh baya itu. "I-iya?" balasnya ragu.

Wanita itu menyunggingkan senyum. Senyum yang entah apa artinya. Senyum yang kalau tidak salah kira, senyum yang terlihat sangat tulus. Padahal, mereka belum sekenal itu.

"Sini." Wanita itu menepuk-nepuk sofa di sampingnya, membuat Naura mengerutkan keningnya bingung.

"Sini, duduk di sebelah saya. Kamu nggak perlu takut." Dengan senyumnya, wanita itu menyuruh Naura untuk mengisi tempat kosong yang ada di sampingnya.

Apakah tidak salah?

Bukannya apa, Naura hanya merasa tidak pantas. Bukannya bagaimana, Naura hanya merasa kalau ia duduk di sebelah wanita itu, ia malah akan semakin susah untuk mengeluarkan suara.

Naura akan semakin gugup dan takut.

"Ah iya, sebelumnya perkenalkan dulu, saya Tessa, mamanya Regan." Seolah mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Naura, Tessa beranjak dari duduknya kemudian menghampiri cewek itu. "Kamu tidak perlu takut, Naura."

Tessa mendudukkan tubuhnya di samping Naura, dengan tangan yang menggapai bahu perempuan itu. "Kita bisa bicara bebas di sini. Anggap saja kita akrab, dan kamu sedang bicara dengan sahabat dekat kamu. Saya harap kamu bisa menjawab semua yang saya tanyakan nantinya."

Naura juga ingin seperti itu, tapi tidak bisa. Naura juga ingin bicara dengan bebas, tapi untuk bernapas saja rasanya sangat susah dan penuh dengan keraguan. Jadi, ia harus bagaimana?

Bahkan hingga detik ini, Naura belum berani untuk bertatap langsung dengan wanita bernama Tessa itu.

"Kamu pacaran sama Regan?"

Pertanyaan yang amat membuat hati Naura terkejut. Bahkan, kalau ada kata yang mendefinisikan lebih dari keterkejutan, Naura akan menyebutnya.

Pacaran?

Maksudnya bagaimana?

Kenal saja tidak. Bahkan Naura baru tahu nama laki-laki itu ketika bertemu dengan Bagas, jadi, pacaran dari mana?

Dengan penuh percaya diri, Naura menggelengkan kepalanya. Tanpa ragu. Tanpa memikirkan konsekuensi apa yang akan ia dapat setelah itu.

Melihat Naura menggelengkan kepalanya, Tessa mengerutkan kening. Bingung dengan apa maksudnya. "Kamu nggak pacaran sama Regan?" tanyanya sekali lagi untuk memastikan.

"Ng-nggak."

Itu cukup mengejutkan. Tidak, bahkan sangat mengejutkan. Tessa menatap Naura dengan serius meski Naura sendiri tidak menatap matanya secara langsung. "Naura, saya bingung sekarang. Kamu bisa ceritakan bagaimana hubungan kamu dengan Regan? Bukan maksud apa-apa, saya juga sudah tahu semuanya. Saya hanya ingin mendengar kebenarannya saja dari kamu. Tolong, ceritakan sejelas-jelasnya, dengan penuh harapan, saya juga ingin kamu mengatakan hal sejujur-jujurnya."

Demi apa pun, Naura juga kebingungan di tempatnya. Bingung harus menjelaskan bagaimana dan seperti apa. Sedangkan untuk mengingat kejadian itu saja, rasanya sudah tak bisa.

Sedangkan Tessa, ketika melihat Naura diam saja, dia juga semakin merasa bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Ingin masalah ini cepat selesai, tapi perempuan yang duduk di sampingnya itu masih belum mengeluarkan suara juga.

"Apa perlu kita panggil Regan ke tempat ini?"

Sontak, Naura menggelengkan kepalanya cepat. Tidak, akan semakin sulit saja jika laki-laki itu malah hadir di dekatnya. Akan semakin tidak bisa saja Naura bercerita kalau si bajingan itu ikut mendengarkan apa yang ia ucapkan.

Duduk berdua dengan Tessa saja sudah sulit, apalagi kalau harus duduk dengan laki-laki itu. Naura tidak bisa membayangkan akan betapa gugup dan takutnya ia kalau saja itu benar terjadi.

"Kenapa?" Tessa kembali bertanya. "Kalau gitu, biar kamu saja yang menjelaskan. Nggak apa-apa, Naura, kamu nggak perlu takut," lanjutnya.

Pada akhirnya, mungkin mau tidak mau Naura memang harus segera menceritakan semuanya. Menjelaskan kejadian itu secara rinci dan jelas, secara detail, selengkap mungkin agar tidak ada kata kesalahpahaman di antara keduanya.

"Aku nggak kenal Regan sebelumnya. Jangankan pacaran, tahu namanya saja baru kemarin-kemarin saat Bagas datang dan bilang kalau dia mau bantuin aku." Naura mulai bicara dengan perlahan.

Seperti apa yang Naura duga, Tessa terlihat terkejut di tempatnya.

"A-aku ... nggak tau, kenapa Regan bisa lakuin hal sejahat itu, padahal kita nggak kenal sama sekali." Naura menghela napas panjang." Aku ditarik dan diper--"

Ucapan Naura terpotong, ketika melihat ada orang yang baru saja datang ke ruangan itu. Dan orang itu, membuat jantungnya terasa seperti berhenti berdetak, dengan tubuh yang juga ikut gemetar.

Di sana, ia melihat Regan dengan wajah dan tatapan yang sama. Sama menakutkannya dengan malam mengerikan itu.

1
who i am?
sudah GK ada harapan lagi kah Thor..?
Reyhan Gaming
sudah dtunggu ni
Reyhan Gaming
kok updet lagi ,22
Emi Maesa
kerennnn
Hani: mampir dikaryaku ya readers /Pray/
total 1 replies
kopisusu
author kemana kok gak up sma sekali, aku nungguin thor, 😭
Reyhan Gaming
kok nggak up lagi sedang asik crita nya
who i am ?
thor kenapa belum up juga,
syisya
Regan udah mulai nakal 😂
kopisusu
kapan up thor
who i am ?
belum up Thor..?di tungguin lhooo
Neneng Dwi Nurhayati
gak jelas orang tua
lebih milih orang lain dari pada anak keluarga nya
kopisusu
iya jdi kesel banget sma naura gk keluar, sdh tau bagas memicu terjadinya perang
who i am ?
kenapa Naura ga keluar rumah aja si...
kopisusu
nyesek banget rasa nya 😭
Ketut Arsani
dari judul dan cerita sih bagus, tapi pas di baca sedikit berat dan puyeng jadi gk pengen lanjut, maaf y thor di ringankan dikit tulisan nya, padahal keren, semangat trs y
who i am ?
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
kopisusu
gk sabar nunggu naura cerita ke regan
who i am ?
semangat terus thorr
kopisusu
aaaa sayang bgt gk tuh nauraaa
kopisusu
naura jaga kepercayaan regan yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!