Eileen Gloria di hidupkan kembali setelah mengalami sebuah tusukan dari suaminya, Kenan Alexi De Evrot. Pria yang ia cintai menusuknya bahkan di saat universary pernikahannya.
"Seharusnya kau tidak hadir dalam kehidupan ini."
Satu kalimat itu membuat Eileen tercekat, ia menatap lembut pria tersebut.
Selama satu tahun dia mencintai pria yang berstatus suaminya meskipun dia harus menjadi istri kedua demi sahabatnya, namun yang di terimanyalah hanyalah pengkhianatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Ada sesuatu yang membuncah di hati Eileen, dia merasa ingin marah namun ia tidak bisa mengungkapkannya. Berpura-pura lebih baik dari pada ia harus jujur telah mengetahui perasaan Kenan.
Ketty menggenggam tangan Eileen. "Aku tau kamu pasti akan mendukung pernikahan ku dengan Kenan. Kau sahabat terbaik ku Eileen." Dia memeluk Eileen sambil tersenyum. Dia yakin Eileen tidak akan mengkhianati perasaannya.
Eileen melerai pelukannya. "Iya aku akan mendukung mu. Aku harus bekerja, aku tidak enak menghilang di waktu yang lama," ucap Eileen.
"Baiklah, aku akan mengantar mu." Ketty mengantar Eileen sampai ke restoran tempat dia bekerja.
Eileen turun dari mobil Ketty, dia tersenyum sebagai tanda perpisahan dengan Ketty. "Kenapa aku menangis?" Sepertinya ada sesuatu yang sesak di hatinya. Ada rasa sesak di dadanya. Dia pun berbalik, dia tersenyum pada David yang berpapasan dengannya dan mungkin ingin menghampirinya. “Emm Ei.”
“Iya, apa ada sesuatu?” Tanya Eileen.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya David. Tadi dia melihat Eileen menghapus air matanya.
Eileen tersenyum, dia mengelak. “Aku hanya kelilipan. Aku lanjut kerja dulu.” Eileen kembali bekerja. Tanpa di sadari seorang pria tengah mengawasi dari balik jendela kaca mobilnya. Sejak tadi dia mengikuti Ketty dan Eileen. Entah apa yang di bicarakan oleh mereka hingga membuat Eileen terlihat sedih.
“Sebaiknya aku menemui Ketty.” Dia pun menuju ke toko bunga dan kemudian menuju ke mansion. Sesampainya di sana, dia tidak di perbolehkan masuk tanpa seizin Kenan.
“Maaf tuan, tuan Kenan menyuruh saya untuk tidak memperbolehkan tuan masuk,” ucap pria penjaga gerbang itu.
Kenzo merasa terhina dia tidak terima, beraninya Kenan melarangnya. Dia pun menghubungi Kenan. “Hallo Kenan, rupanya kau ingin bermain-main dengan ku ya?”
“Jangan mengganggu Ketty,” ucap Kenan. Entah kenapa saudara kembarnya berubah mengancamnya.
“Baiklah aku tidak akan mengganggu Ketty.” Kenzo menutup ponselnya. Dia melihat ke arah balkon dan terlihat Ketty berdiri dari sana. Dia membuang sebuket bunga mawar itu dan menginjaknya. Ada rasa kecewa di hatinya, Ketty tidak menyapanya dan bahkan mengabaikannya.
Pada malam harinya.
Dia duduk di sofa sambil menunggu seseorang. Suasana di rumah ini ia biarkan temaram agar tidak tau jika ia mendatangi rumah ini. Dia meminum sebuah wine. Terdengar sebuah suara mobil. Dia melangkah ke arah jendela dan melihat seorang wanita turun.
Wanita itu terlihat mengucapkan terima kasih dan kemudian membuka gerbang rumahnya.
“Dia sudah pulang.” Dia pun menuju ke lantai atas dan membuka sebuah pintu kamar. Dia tidak tau, kamar itu di pakai atau tidak, yang jelas ia hanya ingin bersembunyi.
Eileen mengunci pintunya kembali, dia menghidupkan lampu utama dan dapur, kemudian menuju ke lantai atas dan menghidupkan lampu di lantai atas. Dia masuk ke kamarnya dan menghidupkan lampu di kamarnya. Dia langsung ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat. Tidak ingin berlama-lama karena sudah lelah, dia mempercepat ritual mandinya dan kemudian menuju ke lemari. Langkahnya langsung berhenti melihat seorang pria di depan jendela.
“Kau siapa?” Tanya Eileen. Dia merasa takut .elihat pria asing di kamarnya.
Pria itu berbalik, Eileen melebarkan kedua matanya. Entah bagaimana caranya Kenzo bisa masuk. “Kau, kenapa bisa masuk?”
“Eileen, aku suami mu. Kau melarang ku masuk?”
Eileen memalingkan wajahnya. Yah, berpura-pura bodoh lebih baik saat ini. Setiap bersama dengan Kenzo, ia merasa nyawanya berada di ujung tanduk. “Hah, kau ini. Jelas aku terkejut, semua pintu di kunci. Kau lewat dari mana coba?” Eileen sebuah darah di lantai.
“Tangan mu terluka?” Tanya Eileen. Sebaiknya ia berbuat baik seolah menjadi istri yang baik. Sekali ia kabur dan berteriak, bisa saja pria di hadapannya membunuhnya. “Aku akan mengambilkan kotak obat.”
Eileen membuka sebuah laci, dia mengambil kotak obat. Kemudian menarik tangan Kenzo ke tempat tidur. “Duduklah, aku akan mengobati mu.” Dengan serius Eileen mengobati Kenzo. Bahkan jarak wajah mereka begitu dekat.
Kenzo merasakan nafas Eileen yang terasa hangat. Di lihat dari sisi mana pun, Eileen sangat cantik pantas saja Kenan menyukainya. Wanita ini sangat baik dan polos, tapi ia tidak bisa berbelas kasihan jika wanita di hadapannya menyakiti Ketty.
“Sudah selesai, apa kau sudah selesai makan malam?” Tanya Eileen.
“Belum,” ucap Kenzo seraya berdiri. Dia menatap Eileen dari atas sampai bawah. Wanita itu terlihat imut menggunakan jubah mandi berwarna putih itu.
“Keluarlah, aku akan ganti baju dan memasak makan malam untuk mu.”
“Baiklah.” Dengan santai Kenzo keluar.
Seketika Eileen menutup pintunya dan menekan dadanya. Berhadapan dengan Kenzo sekaan berhadapan dengan maut. “Sebaiknya aku harus masak lalu tidur, yah dia tidak akan datang ke kamar ku.”
Dia memasak untuk makan malam Kenzo. Sedangkan Kenzo menatap Eileen yang sibuk membuat makan malam.
“Kau tidak makan malam?” Tanya Kenzo.
“Aku sudah kenyang, makanlah. Aku akan menunggu mu selesai. Setelah itu, tidurlah. Kau ingin tinggal di sini atau pulang?” Tanya Eileen.
“Aku akan di sini,” ucap Kenzo. Dia tidak perlu bersembunyi karena dia harus mengawasi Eileen.
Eileen membuka pintu kamarnya dia menoleh ke arah Kenzo dan tersenyum. Dia pun masuk dan mengunci rapat kamar tidurnya.
Kenzo tersenyum tipis, tidak buruk berpura-pura menjadi Kenan. Dia bisa makan dan tidur nyenyak. Dia menatap tangannya yang terluka, sebenarnya tadi dia menghajar cermin apartementanya karena kesal dengan sikap Ketty. Ternyata Eileen yang malah mengobatinya. Seandainya wanita itu tau siapa dirinya, pasti dia akan kabur.
…
Eileen mengambil buket bunga mawar itu setelah mendatangani paket yang ia terima. Dia membaca selembar kertas di buket bunga mawar itu.
“Dari siapa?” Tanya Kenzo. Tidurnya sangat nyenyak, baru kali ini ia tidur nyenyak. Rasanya tubuhnya begitu ringan. Padahal setiap malam ia harus meminum obat, terkadang setelah minum obat ia juga tidak bisa tidur.
Bulu kuduk Eileen merinding. “Tentu saja ini dari kamu, Kenan. Kau ini, mengucapkan selamat pagi lewat buket bunga ini. Selamat pagi juga Kenan.”
Kenzo menyelipkan kedua tangannya. Bunga itu bukan darinya, tapi dia yang menerima ucapan selamat dari Eileen. “Ya sudahlah, buatkan aku sarapan.”
Sebenarnya dia kapan perginya sih? Kalau aku mengatakan pada Kenan, pria itu pasti akan mengawasi ku batin Eileen.
Eileen sarapan bersama dengan Kenzo. Dia menatap Kenzo dan pria itu menyadarinya.
"Ada apa?" tanya Kenzo.
"Tidak apa-apa." Eileen tersenyum. Selang beberapa saat ia merasakan perutnya mual. Dia pun bergegas ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ia makan.
"Hah, bisa-bisanya aku masuk angin." Dia membersihkan mulutnya dan mengambil tisu di sampingnya. Saat dia mengelap bibirnya, dia sejenak terdiam dan mengingat sesuatu.
ei mndngan kmu kabur kmn gtu m ankmu SMA sama kamu