NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Sekitar 30 menit aku menunggu, tak lama kemudian Mas adi datang. Lagi-lagi dia membuka kamar hotel dengan kartu. Entah dari mana dia dapatkan kartu itu, mungkin dia meminta dari pihak hotel tapi setahuku pihak hotel tak mungkin segampang itu memberikannya.

Namun saat ini bukanlah waktu yang tepat merianyakannya. Setidaknya aku sedikit bersyukur dengan keberadaan Mas Adi di sini. Tolong digaris bawahi bahwa aku hanya sedikit bersyukur

saja karena dia cukup membantuku hari ini. "Ini Pembalutnya," ucapnya sembari menghampiriku.

"Berhenti di sana," cegahku. Mas Adi tidak mendengarkan, lelaki itu malah semakin mendekatiku.

"Mas," mohonku. "Biaya pembeliannya akan kuganti, ku transfer. Terima kasih karena sudah membantuku hari ini. Sekarang

bolehkah kamu keluar?" lya, aku mengusir Mas Adi dari kamarku. Jangan menganggapku jahat karena hal yang kulakukan masih

sangat normal dan bukan kejahatan. "Tidak perlu diganti, balasnya.

"Aku tetap akan mengantinya," tuturku

lagi Wajah Mas Adi berubah semakin masam, sepertinya dia memang tidak suka dengan ucapanku. Kami bukan lagi suami-istri dan aku sendiri tidak ingin berhutang apalagi pada mantan suamiku.

"Mas, silakan keluar."

Aku kembali berucap ketika melihat laki-laki itu hanya terdiam. Mas Adi menatapku dengan mata tajamnya yang cukup membuatku agak merinding sebenarnya..

"Baiklah," pasrahnya. Mas Adi kemudian keluar dari

kamarku

Jadwalku rusak.

Perutku melilit, punggungku sakit, kakiku kram, kepalaku sakit bahkan setelah 4 hari. Renar-benar menjadi liburan terburukku sepanjang masa.

Selesai haid aku hanya jalan-jalan di sekitar hotel mencari beberapa kerajinan yang dapat kujadikan ole-ole. Aku juga menikmati wisata kuliner khas Labuan Bajo, sudah seperti food and traveling vloger. Ya, aku memang biasanya datang Bulang 4

hari saja Namun hari ini, setelah seminggu sejak aku selesai haid, aku mengusahakan snorkeling dan diving di

diri untuk ikut Pulau Padar. Hal itu untuk membayar beberapa hariku yang terbuang hanya rebahan di dalam kamar hotel dan

juga jalan-jalan yang tidak terlalu

menyenangkan.

"Mau ke mana?" tanya Mas Adi saat aku baru saja keluar dari kamar. Entah kenapa aku merasa bahwa

laki-laki itu selalu muncul di manapun aku berada. Untungnya beberapa hari ini aku berhasil menghindar ketika pergi jalan-jalan berburu souvenir dan kuliner khas Labuan Bajo. "Mau pergi kawin sama Komodo,"

balasku kesal.

"Udah nggak haid?" tanyanya lagi.

Aku memutar bola mata malas karena menanggapi ucapannya. Lagi pula aku. haidnya paling lama 4 hari. "Aku selesai haid atau belum itu bukan.

urusan kamu Mas, mohon jangan bersikap berlebihan karena kita sudah tidak ada hubungan," seruku agak kencang lalu pergi meninggalkannya.

Bisakah sehari saja hidupku tenang? Aku datang ke sini untuk liburan dan mengatasi rasa stress, bukannya menambah pikiran. Rasanya aku ingin melemparkan Mas Adi ke kumpulan Komodo namun sayangnya, binatang purba itu bahkan tidak memangsa manusia kecuali dia merasa diganggu

barulah dia menyerang.

Terang saja aku sangat kesal dan ingin melakukan hal itu karena lelaki itu terus mengikutiku bahkan dari hotel di Labuan baju sampai ke pulau Padar. Tapi ada senangnya sih karena dengan Mas Adi biayanya gratis, Mas

Adi berkeras untuk membayar. Tidak lupakan Mas Adi yang merupakan laki-laki paling gengsi se-dunia untuk dibayarkan. Namun berada ditengah-tengah Mas Adi sekarang untukku.

merupakan musibah Berita buruknya bukan hanya Mas Adi yang ikut bersamaku hari ini, si laki-laki bernama Dito juga.

Pulang dari kegiatan Snorkeling dan

Diving sudah sangat malam. Tubuhku

sangat lelah, mungkin karena terlalu

lama berenang. Namun setidaknya

hari ini cukuplah aku mengeksplor

surga lautnya pulau padar, Pulau

Padar dan pulau Komodo sudah

kujelajahi baik gunung maupun

lautannya dan cukup menyenangkan

tapi akan lebih menyenakan kalau

tanpa dua lelaki menyebalkan itu.

Sampai di kamar hotel aku langsung

pergi membersihkan diri setelah itu

merebahkan diri di atas tempat tidur.

Mengambil ponsel dan aku teringat

sesuatu. Uang pembalut belum ku

bayar, ah sekalian aku ganti dengan

uang naik speed boat, Snorkeling dan

Diving.

Meskipun tadi mas Adi bilang dia

yang membayar, tapi sekali lagi aku

tak ingin merasa berhutang padanya.

Setelah itu aku langsung transfer

sejumlah uang ke rekening Mas Adi

melalui mobile banking yang ada di ponselku. Mantan Bos calling..

Hanya selang semenit aku mengirim

ponselku langsung berbunyi nyaring.

Mas Adi meneleponku.

"Hal..."

"KAMU KIRIM UANG APA?"

Suara Mas Adi terdengar begitu

keras, rupanya lelaki itu marah dan

tersinggung.

"Itu uang pembalut dan uang speed

bout, snorkeling dan diving yang tadi,"

balasku datar.

"Kattıu pikir Aku minta diganti?"

Nada suara Mas Adi semakin terdengar

menyeramkan.

"Bukan seperti itu, aku hanya merasa

tidak ingin berhutang, Mas Adi

dan aku bukan lagi suami-istri jadi

uang Mas bukan lagi uangku. 1.agi

pula, jangan buang-buang uang untuk wanita yang bahkan dengan senang hati kamu duakan. Bukanlah lebih baik uangnya kamu simpan untuk Tatiana? Dia sepertinya lebih membutuhkan uang kamu."

Aku mencoba sebisa mugkin untuk

tetap tenang

"Kamu bilang apa?"

"Simpan uang itu untuk bayar jalang

kam-"

"Sialan."

Sambungan telepon mati. Tiba-tiba

aku jadi panik, Mas Adi kalau marah

bisa jadi sangat nekat. Hingga

tiba-tiba pintu kamar hotelku terbuka.

dengan kasar. Mas Adi muncul

dengan wajah merah padamnya. Dia

melempar kartu pintu ke sembarang

arah. Matanya nyalang menatapku.

Tanganku gemetar serta bersuhu

rendah, sejujurnya aku sangat takut.

Tak pernah kulihat Mas Adi sampai

semarah ini.

"Kamu ngomong apa tadi?" tanyanya

dengan nada super tinggi.

Aku menelan saliva saat laki-laki itu

semakin mendekat.

"Kanesa Alfira, aku tanya kamu

ngomong apa tadi? Nggak mau jawab?"

Aku benar-benar takut mendengar

Mas Adi malah terkekeh.

"Mas."

Aku menjerit saat lelaki itu malah

membantingku di atas sofa dan

menindih tubuhku.

"Kamu pikir aku pernah main sama

jalang? Sementara yang kupikirkan

hanya kamu,"

Lelaki itu menekan daguku dengan

satu tangannya hingga membuatku

meringis.

"Lepasin Mas, Sakit."

"Aku juga sakit l'ir! Kamu tuduh aku

selingkuh dan minta cerai. Kamu pikir

perasaanku nggak sakit? Aku nggak

pernah selingkuh tapi istriku nggak

percaya, kamu pikir itu nggak buat aku

sakit?"

Lelaki itu semakin menekan daguku,

kukunya bahkan terasa menancap di

sana,

"Aku minta penjelasan tapi kamu

nggak bisa jelasin, aku minta bukti

tapi nggak kamu berikan. Jadi kamu

mengharapkan aku tetap bertahan

layaknya orang bodoh? Maaf Mas, aku

nggak sedermawan itu merelakan

perasaanku terluka."

Air mataku menetes, entah karena rasa

sakit di dagu atau di hatiku, aku sendiri

bingung untuk mendeskripsikannya.

"Kamu minta penjelasan dan bukti

itu karena kamu nggak percaya sama

aku." tudingnya.

"Aku nggak hisa percaya setelah apa

yang aku lihat Mas! Kamu bercumbu

dengan Tatiana."

Luka lamaku tergores lagi.

"Bercumbu dari mananya? Aku

hanya membantu karena rambutnya

tersangkut di kancing kemejaku

"Kamu pikir aku bodoh Mas? Aku

bukan anak SD. Pakaian dalam yang

ku dapati di laci meja kerjamu tidak

mungkin berbohong."

Aku mendorong Mas Adi dari atas

tubuhku saat sadar dia sedang lengah.

Mas Adi tampak melotot.

"Tir, kamu salah paham."

Aku tersenyum miring lalu bangkit

dari sofa.

"Nggak, aku nggak mungkin salah.

Mending kamu keluar, jalangmu

mungkin sedang menunggu telpon

darimu."

"Diam. Jangan menyebut kata itu."

Aku tertawa.

"Rupanya kamu punya kata istimewa

untuk menyebutnya selain jal-"

"Sialan Fira!"

Mas Adi mendorong kembali tubuhku

namun

kali ini di atas ranjang.

"Tak akan ku lepaskan kamu malam

ini," bisiknya dengan suara parau

dan setelah itu memaksaku untuk

menerima cumbuannya.

Jadi mungkinkah pertanyaan Mas

Adi pagi tadi mengenai aku yang sudah selesai haid atau belum itu ada kaitannya dengan kejahatan ini? Kalau itu benar, Mas Adi jahat sekali.

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!