Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
Happy reading.
Hallo para reader tercayang... Kali ini kita bantu ikutan persiapan Perjalanan Bu Surmi ke Bukit Halimun ke tempatnya makam Eyang Cakra Buana.
Yuk, selamat menyimak.
#Satu Minggu Kemudian.#
"Apa kamu jadi berangkat besok pagi, Bu.. ?" tanya Pak Amet setelah mereka menghabiskan malam malamnya.
"Iya, Pak. Bapak anterin ibu ke rumah Mbok Darsih yah..?, nggak keberatan kan. ?" Tanya Bu Surmi matanya mendelik menggoda suaminya.
"Mana ada Suami seperti Bapak merasa keberatan dengan permintaan isteri tercayang nya... Hehehehe..." Pak Amet kembali menggoda.
"Cieeeee,... tumben nih ada gombal nya si Bapak. Ingat anak dan umuuur... nggak lama lagi juga punya mantu hehehe..." Canda Bu Surmi pada suaminya. Spontan tangan Bu Surmi menyubit pinggang Pak Amet.
"Aaww... aduuuh... geli, Buuu...!!" Gerutu Pak Amet, tapi dalam hatinya senang. Pak Amet tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ketika mendapat cubitan mesra dari wanita yang telah melahirkan benihnya yang kini sudah hampir pada dewasa.
Bu Surmi hanya mengulum senyum melihat rona merah pada lelaki yang telah membersamainya puluhan tahun itu.
"Biasanya, Bapak kalau pengen nganu, langsung capcus saja...hehehe." Timpal Bu Surmi lagi. Sepertinya kurang puas menggoda suaminya yang langsung beranjak dari tempat makannya. Lelaki paruh baya itu langsung ke teras rumah. Dan menikmati hisapan rokoknya. Sementara Bu Surmi langsung membereskan piring kotor dan dibawanya ke dapur. Tidak lama kemudian Bu Surmi langsung kedepan menghampiri suaminya yang lagi 'ngangin' dengan sebatang kreteknya. Bu Surmi duduk di kursi sebelah Pak Amet.
"Pak.. "
"Hmmm, ada apa, Bu...?" Jawab Pak Amet, menoleh sebentar, lalu pandangannya diarahkan keluar pagar rumahnya.
"Bapak benar, mengizinkan ibu untuk pergi ke Bukit Halimun...?"
"Kenapa ibu bertanya begitu..?" Pak Amet balik bertanya.
"iiiiih kok malah balik bertanya sih..!?" Bu Surmi merajuk.
Pak Amet terkekeh, saat melihat isterinya tiba-tiba merajuk. Memorinya mendadak kembali terulang pada saat usia pernikahannya masih muda.
"Selagi buat kebaikan kamu, kapan sih Bapak tidak mengizinkannya. !?" Timpal Pak Amet simpel.
"Tapi semenjak pernikahan kita. Dan sekarang kita sudah dikaruniai dua orang anak yang sudah pada menginjak dewasa, baru kali ini, ibu akan meninggalkan kamu, Pak. " Jawab Bu Surmi datar. seolah ada perasaan berat hati pada wanita paruh baya itu.
"Hehehehe... kamu ini kok lucu, Buuu- buuu. Emang mau berapa minggu atau bulan ibu di sana nya, lusa juga kan udah balik lagi!?" Timpal Pak Amet lagi.
"Iya sih. Tapi kan tempat yang dituju bukan ke kota atau ke tempat ramai, tapi ke sebuah hutan belantara yang Ibu saja belum pernah ke sana. Belum keadaan di sana seperti apa dan bagaimana."
"Udahlah Bu... Kita berdoa saja. Bapak yakin kok, tidak akan terjadi apa-apa. Atau hal - hal yang tidak diinginkan. Yang penting Ibu tetap hati-hati dan selalu waspada. Dan jangan lupa selalu berdoa. Lagian Mbok Darsih juga siap menjaga kamu. Wanita sepuh itu bukan wanita sepuh biasa. Tapi wanita luar biasa." Tutur Pak Amet menguatkan. Walaupun memang dalam sanubarinya yang paling dalam. Ia juga merasakan hal yang sama. Namun Pak Amet sangat bisa menyembunyikan nalurinya itu.
Mendengar penuturan dari suaminya yang memberikan dukungan penuh, wajah Bu Surmi tampak berbinar.
"Maturnuwun nggih, Pak Cuami Cayaaang...." Kata Bu Surmi mendadak manja dan langsung memegang tangan suaminya. Dan diciumnya punggung tangan suaminya itu.
Pasangan suami isteri itu hanya bisa tersipu malu. Apalagi mengingat usia yang sudah menginjak kepala empat.
( "Tapi nggak salah juga kan, Thor, kalau ayang ayangan sama pasangan mah. Walaupun rambut sudah pada beruban..?" Tanya Pak Amet pada Author yang sedang cengengesan melihat tingkah Pak Amet dan Bu Surmi. "Nggak juga sih. Nggak ada yang nglarang kok.. Yg penting jangan ayang2an ke bini orang, Pak Amet. hahaha". Dasar Author sial*n...wkwwkwk).
" Ya sudah kita ngamar saja yuk..!" Ajak Bu Surmi tiba-tiba.
"Hah... Ngamar...!!?"Pak Amet terbelalak.
" Maksudnya kita tidur. Paaaak. Iiih kok mendadak mes*m otak kamu Pak... !" ralat Bu Surmi langsung beranjak dari tempat duduknya. Tapi tanpa disadari, tangan kanan Bu Surmi menarik tangan Pak Amet suaminya sehingga membuat lelaki paruh baya itu ikutan beranjak karena badanya ditarik isterinya. Setelah menutup pintu depan, keduanya langsung masuk kamar.
( Lho... Kamu ngapain Thor. Kok ikutan masuk ke kamar...??" Tanya Bu Surmi pada Author yang 'mengintili' di belakang Bu Surmi. Membuat atuhor salah tingkah. Hehehe.)
Malam perlahan berjalan larut. lampu neon di ruangan tamu rumah Pak Amet pun sudah dimatikan. Pardi pun dari tadi sudah terdengar dengkuran halusnya ketika selesai mengerjakan tugas PR nya. Memang diakui anak bujang Pak Amet dan Bu Surmi sangat tekun sekali dalam belajarnya. Gelar insinyur pertanian pun sangat didambakan oleh bocah itu. Pantas saja, setiap ada tugas sekolah tidak pernah sampai absen tidak dikerjakannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe