Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal. Namun, naas awal pernikahan nya sudah dimasuki oleh orang ketiga . Dan si*lnya orang ketiga itu tengah hamil janin milik suaminya. Kejadian itu ,ia bertemu dengan pria asing tapi, seperti orang yang kenal lama.
Akankan Divya bertahan dan menerima bayi dari wanita lain suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingat kenangan Masa Lalu
"Sodari Aini, kamu tangkap atas tuduhan pencurian berencana," Enam polisi siang tadi masuk kedalam perusahaan . Mereka mendapatkan laporan atas pencurian barang milik perusahaan. Yang dilaporkan oleh Kevin selaku asisten Felix.
Lusi juga ikut di tangkap.
Untuk Vina bukti tidak ada yang mengarah kepadanya. Jadi, ia merasa aman.
Begitu juga dengan Yaafi , Zafar, dan Raka. Mereka di tangkap atas tuduhan UU ITE . Yang sudah berani membuka hp pribadi milik Divya.
Aini yang sedang makan siang pun sangat kaget. Tiba tiba-tiba tangannya di borgol.
"Saya tidak bersalah pak pol! Ini semua fitnah!"banyak Aini. Namun, sekeras apapun ia berusaha membela diri. Akan tetapi, buktinya sudah di ketahui oleh para polisi itu.
Keenam tersangka pun diboyong polisi menuju kantor polisi.
"Terimalah akibatnya! Kalian telah mengusik privasiku,"ucap dingin Felix.
Yang masih bisa di dengar oleh Divya.
" Hihi, kakakku memang ger cep untuk masalah privasi dan perusahaan. Aku salut sama kakak !" bisik Divya kearah Felia yang berada di sampingnya.
" Tentu saja! Kalau bukan aku yang urus siapa lagi? Yang di wariskan kan malah ingin jadi susah," sindir Felix menatap tajam adiknya.
Divya kesal dengan sindiran kakaknya itu. " Aku kan cuman ingin mandiri,huh! Kakak tidak mengerti!"
" Aku sangat mengerti Divya. Bukan mandiri tapi, mendapat kekasih!" sindir Felix lagi lagi . Kali ini ia pergi berlalu dari samping Divya menuju ke arah Lift.
" Ck, so tahu!" gerutu Divya pelan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Akhirnya kami pulang juga sayang! Mommy kangen," Inara menghampiri putrinya yang baru keluar dari taksi. Ia memeluk putrinya erat seakan tidak mau lepas.
Dari siang tadi Inara sengaja menunggu di pos satpam. berharap putrinya pulang lebih awal. Namun , ternyata putrinya datang sore. Pada akhirnya ia menunggu lama di dalam pos satpam. Beruntung di sana ada kamar mandi cemilan pun diantar oleh si mbok.
" Kamu tahu sayang, mommy menunggu kamu dari pagi di sini loh," ucapnya melebih - lebihkan.
" Mommy pikir kamu akan pulang cepat - cepat. Eh, nyatanya tetap sore. Jadi mommy ketiduran deh di pos," ucapnya kecewa.
" Wah , mommy ternyata suka bohong juga ya," ucap seseorang dari belakang.
Inara menatap tajam kepada orang yang mengatainya bodoh.
"Siapa yang bohong?"tanya Papi Alaric dari halaman.
" Eh , tidak ada Pi, hehe." Jerome nyengir. Ia tidak mau mommynya murka kepadanya.
" Wah, putri papi sudah datang ternyata. Ayo masuk kedalam yuk!" ucap Alaric melihat putrinya seraya merangkul nya kedalam rumah.
"Papi sangat senang kamu datang sayang,",ucapnya ketika berjalan menuju dalam rumah.
" Heh, kamu ya! Mommy tidak mau lagi masak buat kamu ya Jerome!" setelah mengucapkan itu Inara menyusul suami dan putrinya.
" Wah kok gitu si nih!"protes Jerome yang ternyata.
" Sayang, kamu kemana aja si?" tanya Vina seraya bergelayut manja ditangan Yovan.
" Maaf ya sayang, " Yovan melepaskan tangan Vina dari tangannya.
" Aku lagi sakit nih! Jangan dekat - dekat dulu ya! Hacimm .. ," Yovan bersin - bersin.
" Ya ampun, ayo kita ke rumah sakit aja yuk!" ajak Vina.
" Tidak usah sayang! Aku sudah berobat kok," ucapnya.
" Sama siapa kamu berobatnya sayang?"selidik Vina.
" Sama Tommy sayang, " jawabnya.
"Kok kamu tidak ngabarin aku si , sayang? Kamu tidak sayang aku lagi ya?" protes Vina.
" Bukan begitu sayang. Aku takut kamu ketularan aja. Sakit ini biar mas aja yang tanggung sendiri. Kamu mah jangan! Jangan ya jangan!" candanya.
" Huh, dasar gombal! Bercandanya tidak lucu!" kesal Vina seraya masuk kedalam apartemen Yovan. Namun, dicegah oleh Yovan.
"Eits! Jangan dong sayang! Aku lagi sakit! Mendingan kamu kembali aja kek kamar kamu ya!" tolaknya . Yovan tidak mau Vina ketularan.
" Aku mau nemenin kamu loh!" ucapnya.
" Tidak usah sayang! Mas takut kamu ikutan sakit loh!"ucapnya khawatir.
" Baiklah,aku kembali aja ke kamarku ya. Kamu jangan lupa minum obatnya oke!"
" Iya, sayangku!"
Vina pun kembali ke kamar apartemen nya. Begitupula dengan Yovan menutup pintu kamarnya.
"Huh, srottt..srottt.." Yovan mengeluarkan ingusnya yang dari tadi meronta-ronta ingin dikeluarkan.
" Duh lapar ya." Yovan pergi ke dapur berniat membuat sesuatu.
"Loh kok tidak da apa - apa ya!?" ucapnya ketika melihat semua lemari di dapur tidak ada satupun bahan makanan.
" Ouh iya lupa! Aku belum belanja bulanan. Hadehh.. As*..!" umpatnya. " Mau buat mie nya juga tidak ada. " Dengan berat hati, ia masuk kembali kedalam kamarnya.
Yovan membaringkan tubuhnya ditempat tidur.
" Tidak apa - apa deh malam ini nahan lapar dulu,"ucapnya seraya berusaha memejamkan mata.
" Seandainya masih ada Divya. Pasti dia akan mengantarkan aku masakannya." Tiba tiba-tiba ia mengingat kembali kepada Divya.
" Vina tadi datang cuman ngomel aja tidak bawa apa - apa,"ucapnya kecewa.
"Minimal bawa buah - buahan kek atau minuman kek. Ini mah tidak,"ucapnya lesu.
"Seandainya, eh tapi aku lebih tertarik sama si Vina. Selain cantik wajahnya pembawa hoki dan mirip dengan ibuku lagi sifatnya."
" Tetep aja si Divya sangat perhatian kepada ku," Ucapnya lirih.
*FLASHBACK ON*
POV Yovan
"Haccuhh," Aku bersin - bersin disaat pulang dari kantor.
"Kenapa? Kamu sakit ya? Aku beli obat dulu ya ke apotik? Atau kita pergi ke puskesmas aja yuk!" Ajak Divya.
" Eh , tidak usah. Nanti juga baikan!" ucap ku tidak mau merepotkan walaupun Divya pacarku.
" Tidak apa - apa ayo!" paksa Divya. Pada akhirnya aku ikut Divya ke puskesmas untuk memeriksakan keadaan ku.
Setelahnya kami pulang.
" Sebentar! Aku mau beli bubur dulu ya di sana. Kamu jangan kemana mana dulu ya!" ucapnya . Kemudian, ia pergi ke tukang bubur yang cukup besar di dekat kantor.
"Ayo kita pulang!" ucapnya.
Kami pun pulang ke apartemen masing - masing. Namun, ternyata dia mau mengantarkan ku ke apartemen ku dulu.
" Ayo aku antar aja sampai apartemen kamu. Aku takut kamu kenapa- kenapa!"usulnya.
Kami pulang menggunakan taksi. Apartemen kami cukup jauh dari perusahaan. Namun, Apartemen Divya berada di gedung yang berbeda dengan ku.
" Ayo! " ucapnya seraya merangkul ku . Kami berjalan kedalam gedung apartemen .
" Jangan lupa kamu minum obat nya ya. Makan bubur dulu ya! Ini aku belikan tiga. Yang diuanya kamu bisa simpan di kulkas dulu, nanti bisa dihangatkan dengan megicom," ucapnya seraya menyerahkan satu plastik besar berisi bubur ayam.
" Ini untuk aku semua? " tanya ku dibalas dengan anggukan. " Kamu bagaimana, apa tidak mau?"tanya ku.
" Tidak aku masih sehat mas heheh . Udah sana masuk! Makan buburnya ya! Dan jangan lupa makan obatnya juga oke!"ucapnya mengingatkan.
"Baiklah aku akan masuk laku makan bubur dan obatnya,"jawabku seraya tersenyum.
" Yasudah aku balik dulu ya! Assalamualaikum!"ucapnya. _ Wa'alaikumsalam," jawabku, kemudian dia berlalu dari hadapanku.
Aku kembali ke kamar.
Langsung saja aku memakan bubur yang dibelikannya. Tidak lupa aku minum obatnya.
Teronengnongneng...
Hp ku berbunyi. Ternyata, ada yang menelpon ku. " Divya," Nama yang tertera di sana.
" Halo, Assalamualaikum Div. Kamu sudah sampai?" Tanyaku basa - basi.
" Wa'alaikumsalam mas. Aku sudah sampai mas. Kamu sudah minum obat nya belum?" jawabnya kemudian, ia bertanya.
" Alhamdulillah kamu sudah sampai dengan selamat. Aku sudah makan dan minum obatnya nih barusan banget, "jujurku .
"Alhamdulillah,kalau sudah minum obatnya. Sekarang kamu istirahat aja ya! Aku tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum."
" Iya, Wa'alaikumsalam," kemudian panggilan pun berakhir.
Aku merebahkan tubuhku yang sakit ini di tempat tidur.
Tidak terasa aku terlelap dalam mimpi. Dan terbangun ketika waktu menunjukan pukul 5 pagi. Karena ada yang menelpon ku.
Teronengnongneng..
" Berisik banget si! Siapa si yang telpon!" ucapku geram.
Aku mengambil hp ku yang berbunyi.
" Divya? Jam 5 pagi. Pantesan dia telpon." Aku melupakan Divya yang rutin membangunkan ku pukul lima pagi.
"Assalamualaikum , kamu sudah bangun ya. Maaf ya aku mengganggu istirahat kamu."
"Wa'alaikumsalam sayang, tidak apa - apa kok. Kan sudah biasa aku kamu bangunkan. uhun uhuk.." aku ter batuk-batuk sepertinya aku lupa sedang sakit.
" Aduh kamu masih sakit ya? "tanya nya khawatir.
" Ini ya nih, masih sedikit si uhuk uhuk . "
" Kamu jangan pergi kerja dulu ya! Istirahat kan aja!" ucapnya.
" Iya, rencananya si begitu. Mau ijin dulu sehari," ucapku.
" Yasudah, aku bikin kan surat izin nya ya."
" Eh, tidak usah! Aku minta tolong sama Tommy aja! Apartemen nya dekat ini kan samping aku ,uhuk uhuk."
" Yasudah kalau begitu. Kamu jangan lupa makan bubur nya sama obatnya ya. Aku tutup dulu,"pamitnya.
" Iya, assalamualaikum."
" Wa'alaikumsalam," ucapnya. panggilan pun terputus.
Aku kembali mengetik dalam hp ku . Aku kirim pesan kepada Tommy, Manager ku.
"Assalamualaikum, Tom. "
" Wa'alaikumsalam salam. Ada apa Yo, pagi - pagi buta gini menelpon?" tanya nya.
" Begini, uhuk uhuk.. Aku mau ijin tidak masuk kerja dulu ya, lagi sakit soalnya uhuk uhuk," ijinku.
" Yasudah, nanti aku buatkan surat ijinnya,"
jawabnya. " Eh, habis itu ya sama Divya sampai sakit kayak gitu?"tuduhnya.
" Yeh ,tidaklah enak saja! Jangan asal nuduh! pamali!" elak ku. Memang kami tidak pernah melakukan hal yang tidak -tidak . Ketemuan aja jarang juga.
" Yeh sensian! Bhahahahah.. bercyanda bercyandaaa," ejeknya. tertawa - terbahak-bahak.
Dari kita kerja nol banget . Tommy memang sangat ceria suka bercanda. Walaupun, sekarang status kami menjadii atasan sama bawahan.
"Yasudah aku tutup dulu ya! Assalamualaikum!"pamit ku.
" Wa'alaikumsalam,cepat sembuh ya Yo! Padahal kamu bisa langsung teriak dari kamar ku Yo Yo!" ucapnya.
" Lambe mu teriak! "kesalku. Kemudian, mematikan panggilan nya.
Ibadah sudah aku tunaikan . Sarapan juga sudah ,tinggal minum obat.
Teng nong teng nong
Suara bel berbunyi.
" Siapa si yang bertamu pagi - pagi!" kesal ku.
Aku beranjak dari dudukku.Berniat membuka kan pintu.
" Iya sebentar!" teriakku tapi mungkin tidak kedengaran dari luar.
Click
" Kamu kok disini?" Tanya ku heran.
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara