Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua menjauh
Sepasang suami istri paruh baya itu terhenyak ketika menantu kesayangannya datang untuk mengembalikan putri sulungnya. Adit datang sendiri ke rumah mertuanya mengutarakan niatnya untuk menceraikan istrinya.
"Apa tidak bisa diperbaiki? " tanya bunda penuh harap.
Adit dengan tegas menolak. Ia memang tidak menceritakan secara gamblang tentang kejadian malam itu, Ia masih menghargai mertuanya dan tak ingin mertuanya shok mendengar kelakuan putri kebanggaannya. Walaupun Ia yakin lambat laun mereka pasti akan tau kejadian yang sebenarnya.
"Ayah tidak bisa memaksa jika keputusan nak Adit sudah bulat. Namun tolong beritau ayah kesalahan apa yang sudah putri ayah lakukan hingga nak Adit nekad mengambil keputusan sebesar ini? " tanya ayah
"kami sudah tidak ada kecocokan " jawab Adit.
Tidak ada kecocokan? Padahal selama ini mereka terlihat baik-baik saja sebelum ayah dan bunda keluar kota.
Ayah dan bunda terlihat tidak puas dengan jawaban menantunya,namun sebagai orang tua mereka mencium ada masalah besar dibalik keputusan menantu nya itu. Dan mereka tidak bisa memaksa menantunya untuk menceritakan semua nya untuk saat ini.
Sepeninggalan Adit, ayah dan bunda langsung menghubungi Andini. Ayah tampak geram ketika nomor Andini tidak bisa dihubungi.
"Kemana anak itu " Ayah memijit pelipisnya.
"sabar yah " bunda mengusap punggung ayah, berusaha menenangkan suaminya. Walaupun bunda sendiri dilanda kekalutan yang sama.
"Selama ayah dan bunda diluar kota,apa yang terjadi pada mereka selama kamu nginep disana? " tanya Ayah menatap tajam pada putri bungsunya.
"Nana tidak tau yah " jawab Nana berbohong
"tidak mungkin kamu tidak tau! " Ayah mulai mengintimidasi putri bungsunya.
Ayah menatap tajam Nana. Walaupun putri bungsunya itu bandel dan sering berulah, namun gadis itu tidak pandai berbohong.
"beritau kami apa yang terjadi? " Ayah menurunkan nada suaranya dan tatapan nya melembut.
Nana menunduk, bunda menyentuh tangan Nana lembut. Wanita itu yakin kalau putrinya tau sesuatu dibalik keputusan Adit menceraikan putri sulungnya.
"katakan apa yang terjadi! " ucap bunda lembut
Setelah cukup lama membisu, akhirnya Nana membuka suara.
"Kak Dini selingkuh dengan mas Yuda.. aku dan mas Adit menangkap basah mereka di hotel " jawab Nana lirih
Ayah dan bunda langsung lemas.Mendengar nama Yuda sudah tidak asing lagi ditelinga mereka, Yuda adalah kekasih Andini sejak duduk dibangku SMA, mereka tidak menyangka jika putrinya kembali menjalin hubungan dengan laki-laki itu.
Nana menelan ludah getir. Ia tidak tega menambah beban ayah dan bundanya dengan menceritakan tragedi yang menimpanya.Menghadapi masalah kakaknya saja ayah dan bunda sudah terlihat sangat terpukul. Apalagi jika mereka harus menerima kenyataan putrinya menjadi korban pemerkosaan. Nana tidak bisa membayangkan betapa terpukulnya mereka.Biarlah masalah yang menimpanya tetap menjadi rahasia pribadi tanpa perlu ada yang tau.
🌸🌸🌸
Setelah lebih dari seminggu bersembunyi, akhirnya Andini pulang. Nana yang baru pulang sekolah tertegun melihat kakaknya yang sedang bersimpuh dikaki ayahnya.
Nana memejamkan matanya ketika sebuah tamparan mendaratkan dipipi kakaknya.
"Maaf kan Dini yah.. Dini khilap " Andini bersujud dikaki ayahnya.
"jangan minta maaf pada ayah, minta maaf lah pada suamimu " hardik ayah
Andini menangis tersedu. Nana menatap nanar pada kakaknya. Entah mengapa ia benci melihat air mata kakaknya itu.
Setelah kepulangannya, Andini tinggal dirumah ayah dan bunda, ia sudah pasrah akan nasib pernikahannya yang diujung tanduk. Ia tau Adit sudah mengurus berkas perceraian mereka. Hanya tinggal menunggu hitungan hari ia akan mendapat status barunya sebagai janda.
Andini berusaha menerima buah dari perbuatannya dengan lapang dada. Ia sama sekali tidak menolak ketika Adit menuntut hak asuh atas Raka, baginya tak masalah asal Adit tidak membatasi Ia bertemu dengan putranya kapanpun.
Andini sadar, kesalahan yang Ia buat berdampak perubahan besar dalam hidupnya. Ia tak lagi mendapat perlakuan hangat dari ayah bundanya dan Nana.
Nana adalah orang yang paling memusuhinya dirumah itu. Andini kerap kali menitikan air mata manakala Ia selalu menangkap sorot kebencian dimata adik kesayangannya.
"Dek..kakak tau kakak kotor. Tapi kakak minta kamu jangan musuhin kakak seperti ini " Andini mencoba mengajak Nana bicara.Sejak kejadian di hotel malam itu, Nana tak mau berbicara padanya.
"kakak butuh kamu " Andini menggenggam tangan adiknya.
Nana menepiskan tangan Andini, kemudian Ia pergi meninggalkan kakaknya itu dan masuk ke kamarnya.
Andini menelan ludah getir.Ternyata adik kesayangannya pun memandang jijik padanya. Sepertinya perselingkuhannya meninggalkan trauma yang mendalam pada diri adiknya. Andini tidak tau jika perbuatannya telah berimbas pada diri adik kesayangannya.
Dengan langkah gontai, Andini masuk ke kamarnya yang berada tepat disebelah kamar Nana.Dilihatnya Raka sedang tertidur pulas diranjangnya. Direngkuhnya tubuh bocah berusia lima tahun itu.
Dengan berderai air mata diciuminya pipi bulat Raka, esok lusa Ia tidak akan bisa sedekat ini dengan putranya karena sudah bisa dipastikan Adit yang akan mendapatkan hak asuh Raka.
"mami.. kenapa menangis? " Andini dengan cepat mengusap matanya yang basah. Ia tidak menyadari jika Raka terbangun.
"mata mami kelilipan sayang.. Raka bobo lagi ya! " Andini mengusap punggung putranya.
Raka kembali memejamkan matanya. Namun sejurus kemudian bocah itu kembali menghadap pada Andini
"Mih.. aku kangen papi "
"papi lagi sibuk sayang, nanti kalau sudah tidak sibuk papi pasti jemput Raka " ucap Andini getir.
Ya.. Adit pasti akan menjemput putranya, dan membawa Raka tinggal bersamanya. Meninggalkan Andini sendiri hidup dalam penyesalan.
Raka kembali tidur, sementara Andini menutup mulutnya agar suara isak tangisnya tidak membangunkan Raka kembali.
Andini sadar, menangis darah pun tak akan mampu memperbaiki keadaan.Tak akan mengembalikan pernikahannya kembali utuh. Ia pasrah menghadapi takdir hidupnya.