NovelToon NovelToon
Hati Yang Kau Sakiti

Hati Yang Kau Sakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hawa zaza

Apa pun itu, perihal patah hati selalu menjadi bagian kehidupan yang paling rumit untuk diselesaikan.

Tentang kehilangan yang sulit menemukan pengganti, tentang perasaan yang masih tertinggal pada tubuh seseorang yang sudah lama beranjak, tentang berusaha mengumpulkan rasa percaya yang sudah hancur berkeping-keping, tentang bertahan dari rindu-rindu yang menyerang setiap malam, serta tentang berjuang menemukan keikhlasan yang paling dalam.

Kamu akan tetap kebasahan bila kamu tak menghindar dari derasnya hujan dan mencari tempat berteduh. Kamu akan tetap kedinginan bila kamu tak berpindah dari bawah langit malam dan menghangatkan diri di dekat perapian. Demikian pun luka, kamu akan tetap merasa kesakitan bila kamu tak pernah meneteskan obat dan membalutnya perlahan.

Jangan menunggu orang lain datang membawakanmu penawar, tapi raciklah penawarmu sendiri, Jangan menunggu orang lain datang membawakanmu kebahagiaan, tapi jemputlah kebahagiaanmu sendiri.

Kamu tak boleh terpuruk selamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Bimo sedari tadi terus mondar mandir. Kepulangannya sama sekali tak mendapat sambutan baik dari anak dan istrinya. Tapi lelaki itu seolah menutup mata dan hati atas kesalahan yang sudah dia buat selama ini.

Bimo memberanikan diri masuk ke dalam kamar Luna, terlihat Laras tengah berbaring di samping Luna dengan tatapan lurus ke depan melihat acara di televisi. Bimo mendengus kesal, bisa bisanya dia diabaikan begitu saja sama anak dan istrinya.

"Ras, pindah kamar belakang. Suami pulang bukannya di layani tapi malah dianggurin, gak sopan kamu!" Sungut Bimo yang menatap tajam pada Laras yang tak bergeming sama sekali, Laras merasa muak meladeni ocehan Bimo yang terus menerus memojokkan dirinya.

"Ras, budek kamu ya, pindah kamar belakang sekarang!" Sekali lagi Bimo meminta Laras untuk pindah ke kamar belakang yang selama ini menjadi kamarnya Laras.

"Gak usah nyuruh nyuruh, aku mau tidur sama Luna di sini." Sahut Laras pada akhirnya, wajahnya nampak datar dan dingin.

"Apa kamu gak peka sama apa yang aku inginkan, ingat Laras, kamu itu masih istriku, jangan bantah terus kamu!" Bentak Bimo yang kesal karena Laras sama sekali tidak menggubris ucapannya.

"Aku gak merasa jadi istrimu, buktinya aku juga menghidupi diriku sendiri selama ini. Makan aku cari sendiri, membesarkan anakku juga sendiri. Kalau aku punya suami pasti aku tidak akan banting tulang memikirkan semua kebutuhan sendirian. Sayangnya, suamiku sudah gila sama pelacurnya, jadi tutup mulutmu itu, Bimo!" Laras sudah tidak sedikitpun mau bersikap baik pada Bimo yang sudah bertahun tahun selalu bersikap seenaknya. Apalagi setelah Laras tau kalau Bimo sudah punya anak dengan selingkuhannya. Laras sama sekali susah tak menyimpan rasa pada laki laki yang sedikitpun tidak merasa bersalah atas kelakuannya.

"Dasar kurang ajar kamu, Laras. Miskin saja belagu, jangan harap aku akan menceraikan kamu, aku sudah habis banyak waktu menikah dengan mu. Akan aku buat hidupmu sengsara dan tidak akan aku biarkan laki laki manapun mendekati kamu!" Brak, Bimo membanting pintu kamarnya Luna dengan kasar, Laras hanya diam sambil mengusap pelan lengan Luna yang terlihat diam saja dengan pertengkarannya dengan Bimo.

"Maafkan ibu, Luna. Maaf kalau Luna harus mendengar dan melihat yang seharusnya tidak Luna tau." Lirih Laras dengan setetes air bening menetes di wajahnya yang sayu.

"Luna paham dan mengerti, Luna sayang ibu, Luna akan tetap bersama ibu sampai kapanpun. Lepaskan dia Bu, jangan biarkan ibu terus di sakiti, Luna tidak apa apa jika harus hidup berdua saja dengan ibu, percayalah." Sahut Luna dengan mata berkaca-kaca, ada luka yang kembali tersiram air garam atas sikap ayahnya yang tak pernah berubah, kasar dan semaunya.

"Terimakasih sayang, doakan ibu dapat rejeki lebih untuk bisa mengurus surat di pengadilan, maafkan ibu, nak." Akhirnya Laras terisak dan memeluk erat tubuh kurus Luna yang juga bergetar, dua wanita yang sama sama tersakiti jiwa dan pikirannya oleh keegoisan laki laki yang hanya mementingkan kesenangannya sendiri, dialah Bimo.

Terdengar pintu dibuka dan tak lama terdengar suara mesin motor yang meninggalkan halaman rumah sederhana peninggalan ibunya Laras. Laras menarik nafas dalam-dalam lalu bangkit dari ranjang untuk melihat apakah dugaannya benar.

"Pergilah, dan jangan pernah kembali jika hanya luka yang kamu berikan." Lirih Laras menatap kosong halaman rumah yang nampak sepi. Motor matik warna putih milik Bimo sudah tidak ada di sana. Laki laki itu sudah pergi, seperti biasanya dia akan datang dan pergi sesuka hatinya dan itu sudah menjadi hal biasa untuk Laras. Dengan langkah pasti, Laras kembali menutup pintu rumah dan menguncinya rapat, lalu kembali masuk ke dalam dan melihat Luna sudah berdiri di depan kamarnya dengan senyuman tipis.

"Ayah sudah pergi, Bu?" Tanya gadis kecil itu yang sudah paham kebiasaan ayahnya.

"Iya." Sahut Laras sambil tersenyum menutupi perih di dalam hatinya.

"Gak papa, itu jauh lebih baik. Lagian aku juga gak nyaman ada ayah di sini, gak suka." Sambung Luna mengutarakan isi hatinya yang terlanjur terluka.

"Sudahlah, gak usah di bahas. Itu sudah jadi pilihan ayahmu. Ibu mau ngetik cerita dulu, Luna tidurnya jangan malam malam ya." Balas Laras yang tidak ingin memperpanjang obrolan tentang Bimo, hanya akan menambah sakit hati.

"Iya, Bu." Sahut Luna yang kembali masuk ke dalam kamar. Sedangkan Laras memilih masuk ke kamarnya sendiri. Saat matanya tak sengaja melihat ke arah lemari kecil yang khusus menyimpan semua jilbabnya, Laras melihat ada beberapa lembar uang yang diletakkan disana.

"Sekian bulan, akhirnya kamu ingat memberikan nafkah ini untuk anakmu." Lirih Laras dengan dada yang terasa sesak. Lembaran lembaran uang pecahan lima puluh ribuan sebanyak sepuluh lembar di genggam erat Laras. Tubuhnya bergetar dengan airmata yang tak bisa ia bendung. Uang lima ratus ribu bagi Bimo sudah sangat banyak, padahal untuk kebutuhan satu bulan itu masih sangat kurang. Laras sudah lelah jika harus berdebat, hingga dia memilih diam dan tak lagi mengharapkan apa apa dari Bimo. Laras yakin, Tuhan itu adil.

1
neng ade
dihh .. dasar ga tau malu .. si Dewi hamil sm si Roy yg udah kabur eh malah mau jerat si Wawan buat nikahan Dewi yg perut nya udah kelihatan lagi hamil .. apa. benar si Wawan sebodoh itu
neng ade
menyesal ?? udah pasti itu .. tapi sayang nya semua udah terlambat
neng ade
bener2 manusia ga tau diri.. !
neng ade
diihh.. dasar ga tau malu .. masih aja mau memanfaatkan Laras ..
neng ade
lagi satu masalah besar akan muncul . Dewi hamil Roy kabur
neng ade
eh ga. nyangka. ya si Munaroh itu jadi pemuas nafsu teman2 nya si Bimo .. jangan2 keputihan yang di alami nya itu suatu penyakit .
neng ade
ya liat aja Bim.. karma buruk mu itu udah datang menghampiri mu .. bukan nya sadar diri tapi masih aja menghina Laras
neng ade
haha .. Bimo .. Bimo yang cuma mau ngincar uang nya Laras tuh kamu .. jangan ngomong sembarangan karena kamu blm tau siapa tuh calon suami nya Laras ..
neng ade
Iya bener tuh kata bule Tini jngn mimpi klo Laras mau balik an lagi ..
diihh .. khayalan nya terlalu tinggi pake segala ingin ibu nya tinggal disitu .. hadeuuhh .. dasar ga tau malu .. semoga aja Laras bisa melindungi diri nya dan Luna ..
neng ade
Itu si Bimo yg datang .. dasar udah putus urat malu nya .. ah .. kirain Laras udh nikah sm mas Dana ternyata baru mau lamaran besok .. semoga lancar acara nya
neng ade
dasar keluarga ga tau malu .. emang nya Laras mau balik an lagi.. dia udah menikah dan jadi juragan kos .. jngn halus km Bimo
neng ade
Udah keras ikan iblis tuh si Bimo
neng ade
Ga nyangka ya keluarga Bimo kelakuan nya sangat buruk
neng ade
mau mau mas Dana .. ayo gas poll .. 😁😍
Lusia Ani Hermawati
lanjutkan tor
neng ade
si lis mah udah ke enakan di melanin sm si Bimo bukan nya usaha cari kerja sendiri .. maka nya jadi orang tuh jngn sombong selalu menghina Laras miskin dan ga bisa kerja .. akhir nya km juga ga bisa kerja dan bakalan jadi miskin
neng ade
bagaimana pun keadaan anak nya seorang ibu selalu melimpahkan kasih sayang nya dan menerima semua nya dngn hati yang lapang karena anak adalah pelita bagi ibu nya
neng ade
yah memang begitulah sikap nya si Bimo .. baru nyadar ya ..
neng ade
kamu memang orang baik rezeki mu juga lancar dan tak disangka sangka datang nya hingga Allah pertemukan dngn orang baik juga yaitu mas Wardhana . semoga km berjodoh dngn nya
neng ade
Ya walaupun saudara kadang mereka tak mau peduli karena keadaan kita yg kekurangan dan enggan membantu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!