Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13.
Hari-hari berlalu, setengah dari masa liburan telah dilewati Sarah bersama Tama dan Nek Marni. Disela-sela kebersamaannya dengan Tama dan Nek Marni, Sarah terus mengasah kemampuan barunya dan berusaha terus menambah pengetahuannya. Beberapa kali dia mendapat telpon dari Vian yang kini entah berada di bagian bumi mana. Vian tak pernah memberitahu Sarah apa sebenarnya pekerjaannya. Hanya saja Sarah dengan otak cerdasnya segera mengambil kesimpulan jika pekerjaan Vian tak sembarangan orang bisa mengetahuinya.
Kekayaan yang Vian miliki, semua telah dialihkan menjadi milik Sarah. Juga pengetahuan yang Vian ketahui, semuanya diajarkan kepada Sarah dan telah dikuasai dengan baik oleh Sarah dalam waktu singkat.
Tanpa di ketahui oleh orang-orang, Vian yang tampak sederhana itu ternyata memiliki kekayaan yang fantastis. Perkebunan anggur di berbagai negara di Eropa dan Afrika juga pertambangan batu mulia dan batubara di Afrika dan Asia itu baru sebagian kecil ladang kekayaan milik Vian yang kini telah diberikan kepada Sarah, bisnisnya itu dikelola oleh orang-orang kepercayaan Vian. Dan Vian telah memperkenalkan Sarah kepada mereka semua.
Belum lagi berbagai butik dan toko perhiasan di berbagai negara di dunia milik Vian yang kini dimiliki oleh Sarah. Dan masih banyak lagi bisnis-bisnis yang tersebar diberbagai negara. Vian yang saat ini berada di rumah Nek Marni tampak pucat dan kelelahan. Nek Marni dengan telaten mengurus Vian karena Nek Marni tau jika Vian lelah dan kesehatannya memburuk.
"Kamu ini Vian, sedari kecil gampang cape. Masih juga bandel bekerja sampai lupa waktu, lupa makan. Sarah, suapi dulu kakakmu ini. Dia kalau engga disuapi makanannya tidak akan dia habiskan. Sesudah itu pijat badannya biar dia tidur. Nanti nenek bantu pijat badannya dia." omel Nek Marni yang ditanggapi dengan senyuman dan cengiran khas Vian.
Nek Marni pergi ke dapur membawa nampan kosong. Sementara itu Sarah pun dengan telaten menyuapi Vian bubur ayam buatannya sampai habis. " Bagaimana perkembangan kemampuanmu ? Semua yang kakak ajarkan padamu telah kamu kuasai ? "tanya Vian demgan lirih.
"Sudah kak, bahkan aku sudah mulai mengurus pekerjaan yang kakak suruh. Kematian keluargaku juga telah aku ketahui latar belakangnya, hanya tinggal menunggu waktu untuk mengambil kembali apa yang telah menjadi hak kami."
"Oh iya kak, beberapa minggu lalu orang-orang suruhan mereka datang menyelinap ke sini. Tampaknya mereka mencari benda itu. Mereka curiga kakak menaruh benda itu atau menitipkan benda itu disini. Bodoh sekali mereka, tentu saja mereka tak akan bisa menemukan apa yang mereka cari di sini."
"Hati-hati dek, sekarang mungkin mereka tak mengetahui siapa kamu sebenarnya, tapi suatu saat nanti ketika mereka mengetahui identitas aslimu, mereka pasti memburumu. Oh iya obat yang aku minta sudah kamu buat ?"
"Sudah kak, ini .." Sarah memberikan sebuah pil yang dia racik sendiri. Sarah mengetahui jika sebenarnya nyawa Vian sedang dalam bahaya. Racun didalam tubuhnya telah menyebar hampir keseluruh tubuhnya. Obat yang dia racik hanya akan menahan sakit dan menahan penyebaran racun itu Beberapa waktu saja. Hanya dapat memperpanjang umur Vian beberapa bulan.
"Terimakasih dek, kakak tertolong, entah bagaimana nasib kakak jika kakak tidak bertemu denganmu. Mungkin kakak sudah mati sekarang jika tidak bertemu kamu tepat waktu." ucap Vian. Dengan cepat ditelannya pil buatan Sarah dan tak lama kemudian Vian bisa merasakan hasilnya. Badannya terasa lebih ringan dan sakitnya berkurang banyak.
"Aku sudah membuatkanmu selusin pil, di minum setiap awal dan akhir bulan, mudah-mudahan bisa meringankan sakitnya. Aku sedang melakukan penelitian tentang racun yang ada ditubuhmu kak, juga sedang berusaha membuat penawarnya. Pil yang kakak minum sekarang itu baru setengah jalan atau baru setengah berhasil. Hasilnya belum maksimal, hanya baru bisa mengurangi rasa sakit dan mencegah racun itu menyebar luas. Jika benar hitunganku dan penelitian berhasil maka racun d tubuh kakak akan berubah menjadi anti racun paling efektif dan paling manjur di dunia. Hampir semua racun dapat ditangkal nantinya. Sabar dulu ya kak, tinggal sedikit lagi pasti berhasil." terang Sarah.
"SARAH... RUPANYA BEGINI KELAKUANMU YA ? MEMINTA PUTUS DARIKU AGAR KAMU BISA BERDUAAN SAJA DENGAN DIA ? DASAR WANITA MURAHAN, WANITA OBRALAN."
Sarah dan Vian menoleh ke arah suara milik Dias yang tengah berdiri didepan pintu kamar yang ditempati oleh Vian. Dengan wajah memerah karena marah melihat kedekatan Sarah dan Vian, Dias memaki kasar. Tanpa sadar Dias bergegas memasuki kamar Vian dan mencengkeram lengan Sarah hingga Sarah meringis kesakitan. Walaupun Vian sedang sakit, tapi setelah meminum obat yang di racik Sarah, perlahan kekuatan nya pulih, walau belum full tapi untuk sekedar memberi pelajaran pada Dias, dia masih mampu.
Vian menepiskan tangan Dias dan berusaha menegakan tubuhnya. Dengan wajah garang Vian berkata " Jauhkan tanganmu dari Sarah, Kamu telah menyakitinya."
Vian yang tubuhnya perlahan memperoleh kembali kekuatannya setelah meminum obat dari Sarah dengan cepat mencengkeram balik leher Dias dengan kuat. Dias cengap-cengap berusaha menghirup udara. Cengkeramannya di lengan Sarah pun segera dilepaskannya dan Dias berusaha melepaskan cengkeraman Vian dari lehernya dengan kedua tangannya.
Vian tidak begitu saja melepaskan cengkeramannya di leher Dias, dengan perlahan Vian bangkit dan mendorong tubuh Dias. Tubuh Vian yang lebih tinggi dan lebih kekar dari Dias memudahkan Vian mendorong Dias ke luar kamar.
Sarah mengusap lengannya yang memerah hanya diam tidak mencegah kakak sepupunya itu untuk menyakiti Dias.
"Berani sekali kamu berteriak dan menyakiti Sarah, apa begini perlakuanmu selama ini kepadanya hah ?" tanya Vian sambil terus mendorong Dias yang tubuhnya perlahan melemaskan karena hampir kekurangan oksigen.
"Kak, lepaskan dulu dia. Nanti jika dia mati bisa panjang urusannya, aku engga mau dia mati di sini kak ! Kalaupun mati setidaknya biar dia mati di luaran sana jangan disekitar rumah nenek." pinta Sarah sambil memandang Vian.
Vian pun melepaskan cengkeramannya di leher Dias, dan dengan rakus Dias menghirup udara yang terasa sangat melegakan.
"Apa-apaan kamu ? Berani-beraninya kamu mencekik leherku, membuatku hampir kehabisan nafas. Tahukah kamu siapa aku ini hah ?" ucap Dias beberapa saat setelah dirasakannya nafasnya normal.
"Aku tak perduli siapa kamu, yang pasti jika kamu berani mengusik Sarah lagi maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu. "
"Ooooohh jadi ini pelindung kamu hingga kamu nekad meninggalkanku Sarah ? Karena dia ini kamu berani menentangku ? Cih.. diberi apa kamu sama dia ? Uang ? Perhiasan? Atau kepuasan ranjang ?"
Plak..
Telapak tangan Sarah mendarat dengan keras di pipi Dias, dengan wajah memerah dan sorot mata penuh kemarahan, Sarah menampar Dias dengan seluruh tenaganya.
"Kamu pikir aku ini wanita murahan yang mengobral tubuhku ke setiap lelaki ? Otakmu kamu taruh dimana ? Selama ini aku diam dengan segala kelakuanmu dan perkataanmu yang selalu menjatuhkan harga dariku. Aku juga diam ketika kamu memfitnahku, dengan sengaja kamu menyebarkan berita bohong tentangmu di sekolah kan ? Akui saja, kamu ini memang lelaki brengseeeeek!" ucap Sarah mendorong tubuh Dias ke luar kamar Vian.
"Kamu adalah lelaki paling tak tahu malu yang pernah aku kenal. Kamu tak terima ya jika aku mendapatkan lelaki yang lebih segala-galanya darimu ? Dulu dengan bodohnya aku menuruti kemauan orang tuamu untuk menerima cintamu. Cih manusia tak punya otak macam kamu memang sudah seharusnya aku tinggalkan. PERGIIIIII KAMU DARI RUMAHKU DAN JANGAN PERNAH MENDEKATIKU LAGI." teriak Sarah yang mengundang perhatian Pak RT yang kebetulan lewat didepan rumah.
"Maaf ada apa ini ribut-ribut, tolong jangan membuat keributan di lingkungan ini." ucapnya setelah mengucapkan salam.
"Pak RT, tolong usir dan seret orang ini keluar dari lingkungan kita. Dia masuk ke rumah kami tanpa izin. Berteriak-teriak seperti orang gila dan menuduhku berselingkuh dengan kakakku sendiri. Tolong Pak, jangan biarkan dia memasuki lingkungan kita."
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!